Samuel's POV
"KALIAN INI BAGAIMANA SIH BISA MENJAGA ANAK SAYA GAK SIH? KALO GABISA GAK USAH BUAT ACARA KEK GINI!!!" teriak papa terdengar seantero rumahku. Apa yang papa bilang tadi kenapa harus berteriak kesal seperti itu. Tak lama mama pun masuk ke dalam kamar dengan menangis tersedu-sedu.
"Mama sama papa kenapa sih sampe kayak gitu tadi papa ngomel sekarang yang aku liat mama malah nangis. Kenapa sih? Papa ngomelin mama sampe nangis gitu emangnya" kataku polos memang benar aku tak tahu menaung soal ini.
"Hiks...hiks...hiks... adek kamu Sam adek kamu hiks..." kata mama sesenggukan berbicara padaku. Tunggu sebentar, adikku katanya siapa lagi kalau bukan...... Selena. Apa yang terjadi pada adik kesayanganku?
"Selena kenapa maa...Selena kenapa jawab aku maa," kataku sudah tidak kuat menahan rasa penasaran. Rasanya jika terjadi sesuatu dengan Selena, hatiku seperti dicabik-cabik. Sangat. Sakit.
"Selena...Selena...hilanngg hiks..." kata mama tiba-tiba langsung menangis dan aku pun memeluknya erat.Aku yang juga kaget harus bisa menyembunyikan rasa kagetku pada mama. Jangan sampai dia khawatir kalau aku juga panik sepertinya.
"Maksud mama ilang gimana sih? Selena gak mungkin ilang dia kan lagi ke pantai dengan teman sekelasnya jadi gak mungkin kejadian maa," kataku masih tidak percaya bagaimana mungkin Selena ilang sedangkan dia sedang bersenang-senang dengan temannya.
"Adek kamu tuhh ilang di pantai Dav. Dia kan phobia sama pantai mama takut dia kenapa-kenapa," tangis mama pun menjadi-jadi. Aku tidak kuat melihatnya menangis seperti itu.
Aku pun yang tidak percaya hal itu langsung menelepon Dania. Aku terburu-buru mencari kontaknya Dania.
"Halo?"
"Halo, ini Dania bukan?"
"Iya ini Dania. Sebentar, ini kak Samuel yaa?"
"Iya, ternyata kamu masih ingat juga dengan kakak. Hmm... kakak mau nanya sama kamu tentang Selena. Keadaan Selena baik-baik aja kan? Selena lagi sama kamu kan, Dan?" tanyaku memastikan Dania. Jantungku berdegup kencang takut Selena benar-benar ilang.
"Hhmm... gimana ngomongnya ya kak tapi, kakak jangan kaget yaaa kalo aku ngomong sesuatu,"
"Sebenarnya apa yang terjadi sama Selena. Bilang kak Samuel sekarang. Kakak mohon sama kamu."
"I... i...iya kak Selena ilang setelah main banana boat di pantai. Tapi, kita lagi berusaha nyari Selena kok kakak tenang aja gausah khawatir"
Mendengar hal itu diriku rasanya seperti terhempas ke bawah dengan keras. Sangat. Keras. Bayangkan, bagaimana jika saudara kesayangan kita hilang dan gimana kalau Selena ditemukan hanya tinggal nama? Bagaimana???? Handphone yang kupegang tiba-tiba jatuh karena keadaanku yang lemas. Aku tidak tahu lagi dengan Dania yang masih tersambung mungkin dia sudah mematikan teleponnya karena aku yakin Dania pasti mengerti apa yang aku rasakan sekarang.
Papa pun datang menghampiriku dan mama yang masih terisak. Kulihat papa juga abis membuang air matanya dan mungkin dia lebih sedih dariku. Bagaimana tidak sedih, Selena memang kesayangan kami semua. Baru kali ini Selena hilang dan pergi dari kami.
"Ma, papa tadi abis menelepon pihak sekolah. Katanya, kita disuruh ke pulau seribu untuk lebih pastinya. Jadi, sekarang kita siap-siap yaa," kata papa mengusap air matanya dan berusaha untuk tetap tersenyum ke arah kami.
"Aku ikut yaa pa, aku penasaran sama Selena. Pliss paa," aku berusaha membujuk papa agar aku bisa ikut mencari Selena. Aku takut dia kenapa-kenapa. Tapi, papa hanya menggeleng tanda tidak setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want You Love Me (COMPLETED)
Teen FictionNamanya David Andre Handerson Akankah dia juga suka padaku atau sebaliknya? Akankah dia akan menyakitiku juga seperti pria lain? Tapi, aku berharap padanya karena dia memberi harapan lebih padaku