Chapter 3

4K 318 2
                                    

[Author]

Jam menunjukkan pukul 8 malam. Dan saat itu juga. Keisya terbangun dan menyadari bahwa ia belum mengganti pakaiannya.

"Ya ampun.. Gue belum ganti baju." Key bangkit lalu melangkah menuju kamar mandi untuk mandi dan berganti pakaian.

Setelah selesai, ia langsung membereskan buku pelajaran untuk sekolah esok. Namun saat hendak meletakkan tas nya, perutnya bergetar.

"Duh elah laper banget. Mana bibi pulkam. Duh, Makan apaan nihh.." ucapnya sambil memegang perutnya yang berbunyi.

"Oiya.. Line Vero aja deh."

Keisya pun mengetik pesan dan mengirimnya ke Vero.

Keisya Ardhania : Ver.. Makan di luar yuk? Di tempat seafood biasa. Pliss..

Beberapa menit kemudian, ponsel Keisya bergetar.

Alvero Dimas : sorry key.. Gua gabisa. Lagi nganter my mom belanja. Lain kali aja yaa..

Setelah membaca pesan tersebut. Key mendengus dan mulai memegangi perutnya. Akhirnya
Ia pergi kebawah, karena perutnya sudah tidak bisa diajak kompromi.

"Huftt.. makan apaan ya?" ucapnya sambil membuka lemari es.

"Ngapain lo?" suara seseorang mengangetkan Key.

"Ish elo bang. Ngagetin gue aja. Gue laperrr.."

"Ah lebay. Gitu aja kaget. Gua juga laper. Keluar aja yuk? Makan di tempat pecel lele biasa." ajak bang Kevin -kakak Key-

"Boleh.. Tapi.."

"Kenapa?"

"Bayarin yakk" ucap Key dengan tampang tak berdosanya.

"Idih.. Kepengenan lu itu mah. Udah ah ayo buruan. Keburu malem."

"Yeyy.. Ayokkk"

Dan akhirnya Keisya dan Kevin pergi ke tempat pecel lele langganan mereka.

Sesampainya disana. Kevin langsung memesan. Dan Keisya menunggu. Sembari menunggu Kevin yang sedang memesan, ia memainkan ponselnya dan matanya tak sengaja menangkap seseorang yanh sangat familiar untuknya. Itu seperti... Vero?

Sedang apa dia disini? Apakah ia sudah selesai mengantarkan ibunya? Lantas, mana ibunya?

Key bertanya tanya dalam hati, sambil melihat kanan dan kiri mencari ibunya Vero.

Kalo ibunya Vero gaada. Dia kesini sama siapa?

Vero datang sambil menggandeng tangan seorang wanita.

Tunggu.. Siapa? Wanita?

Wanita itu tidak terlihat seperti ibunya Vero. Karena ia terlihat muda. Wanita itu menggunakam sapu tangannya untuk menutupi bagian hidung sampai mulut. Tapi sepertinya Key mengenalinya. Dan saat wanita itu melepaskan sapu tangan itu dan meletakkannya di meja. Key terkejut bukan main. Saat mengetahui bahwa wanita itu adalah

Ifah. Teman sebangkunya.

Key langsung berdiri dan menghampiri kakaknya yang sedang mengantri.

"Bang.. Kita makan dirumah aja." ucap key lirih sambil menahan tangisnya.

"Lo kenapa?" jawab bang Kev cemas.

"Gapapa. Gue tunggu di mobil ya.." ujar key yang langsung berlari ke mobil.

Kevin pun membungkus makanan tersebut. Dan membayarnya. Lalu bergegas ke mobil untuk menanyakan ada apa dengan Key.

Dimobil Key tak bisa menahan air matanya, yang kini sudah membasahi pipinya.

"Lo jahat Ver.. Lo boongin gue!" ucap Key sambil mengacak rambutnya.

"Gua benci perasaan ini!!!! Arghhhhh!!!!!" Key mengacak rambutnya frustasi.

Bang Kev yang baru masuk langsung menghampiri Key dan mendekap tubuh adiknya tersebut.

"Key lo kenapa? Cerita sama gue. Siapa yang bikin lo jadi begini?" ucap bang Kev sambil mengusap sayang kepala adiknya.

Key yang masih sesegukkan dalam dekapan kakaknya pun mereda tangisnya. Dan perlahan melepaskan pelukannya.

"Key gapapa kok bang.. Yuk balik.. Key udah laper nihh." ucap Key sambil menghapus air matanya.

"Oke.. Jangan pernah ragu untuk cerita ya?" jawab bang Kev.

Gue bersyukur punya abang kayak lo. Yang selalu ngelindungin gue. Tapi gue belum bisa cerita ke lo, karena gue gamau lo nyuruh gue jauhin Vero.

Gue sayang dia.

Why? (#1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang