Chapter 12

3K 241 1
                                    

[ Key ]

"Sungguh indah malam ini" kataku sambil terus tersenyum mengingat kejadian itu.

Saat sedang asyik menatap langit langit kamarku, aku mendengar bunyi pesan masuk dari handphone ku. Tanpa basa basi, aku langsung membacanya. Kupikir itu Hariz. Tenyata..

Alvero Dimas : Hai key.. Udah lama gak ke taman. Temenin gue yuk? Plis..

Aku menghela nafasku sambil mengetikkan jawabanku.

Keisya Ardhania : hm.. Sorry ver gue gabisa kayaknya..

Beberapa menit kemudian. Handphone ku kembali bergetar.

Alvero Dimas : pliss.. Gue butuh lo banget sekarang key.

Dan akhirnya aku mengiyakan ajakan Vero. Mungkin ia benar benar membutuhkan ku. Akhirnya aku langsung bergegas mengganti pakaianku dan pergi segera ke taman komplek.

[ Author ]

Sesampainya di taman, Key menghampiri Vero yang sedang duduk dipinggir danau.

"Kenapa lo ngajak gue kesini?" Key duduk disamping Vero.

Vero yang sedang menatap lurus kedepan, kini memutar badannya dan menghadap Key.
"Gue sayang lo key.."

Key yang mendengar kata kata itu, raut wajahnya berubah menjadi bingung. "Maksud lo?"

"Iya gue mau kita lebih dari sahabat." Vero menggenggam kedua tangan Key.

Tetapi Key melepaskannya. "Sorry Ver.. Gue nyaman sama lo sebagai sahabat. Mungkin iya, gue dulu juga kagum sama lo. Tapi itu dulu. Sekarang semua udah berubah. Dan gue udah milik orang lain." Key menaruh tangannya di pundak Vero.

Vero diam seribu bahasa. Ia sebenarnya gugup untuk mengatakannya. Ia pun merasa bersalah atas apa yang ia lakukan selama ada Ifah. Ya.. Dia melupakan sahabatnya.

"Ver.. Bukannya lo bahagia sama Ifah? Kenapa harus gue?" Key memandang wajah Vero yang tertunduk.

"Dia khianatin gue. Dia masih sayang sama mantannya. Dia cuma jadiin gue pelariannya. Gue salah nilai dia. Seharusnya gue gak sama dia. Karna dia juga, persahabatan kita ancur Key.." Vero memeluk Key.

"Maafin gue Key.." ucapnya lirih.

Key tersenyum "iya Ver.. Sebelum lo minta maaf. Gue udah maafin lo kok." balas Key sambil mengelus punggung Vero.

Vero melepaskan pelukannya. "Kita jadi sahabat lagi kan? Sorry gue lancang ngomong sayang ke lo. Gue gatau lo ada yang punya. Haha.."

"Haha.. Santai Ver.. Iyalah kita sahabatan lagi. Kita saling sayang, tapi itu hanya sebatas sahabat. Dan lo udah gue anggep abang gue." ucap Key sambil tertawa.

"Lo juga gue anggep ade gue Key.." balas Vero sambil tertawa.

"Ver.. Gue balik ya. Soalnya gue belum izin sama bang Kev." Key bangkit dari duduknya.

"Lha.. Lo kok ga pamit? Gila lo" Vero pun ikut berdiri dan berjalan berdampingan bersama Key.

"Iya tadi bang Kev lagi sibuk ama laptopnya. Ya gue gak enak. Akhirnya gue cuma pamit sama bibi." ucap key.

Mereka berjalan berdampingan hingga sampai di pertigaan jalan.
"Oke thanks udah luangin waktu buat gue. Hati hati ya.." teriak Vero yang kian lama makin tak terlihat.

Key pun hanya mengangguk dan berlari ke arah rumahnya.

[ Key ]

Aku membuka gerbang rumahku dan mengetuk pintu yang sudah dikunci.

"Bii!!! Key pulang.." teriak ku dari luar karena udara malam semakin menusuk kulitku.

Tidak ada jawaban dari dalam. Apakah semua sudah tidur? Saat aku melihat jam tanganku. Alangkah terkejutnya ketika melihat jarum panjang yang kini berada di antara angka sebelas dan dua belas.

"Mati guee!!! Duhh mana dingin banget" ucapku sambil memeluk diri sendiri.

"Bang kevv!!! Bukainn.." teriak ku dari luar.

Udara malam makin dingin. Membuatku terduduk di depan pintu. Aku terus menghangatkan diriku dengan jaket yang kupakai.

Aku merasa kaku dan dingin seperti mayat. Aku terus menggigil kedinginan. Karena angin malam terus saja berhembus melewati jaketku.

Kepala ku terasa pusing, dan mataku mulai berkunang kunang. Hingga akhirnya. Semua gelap.

---------------------------------------------------

Heyhoo!!!
Maafkan aku karna sudah jarang upload.
Ini dia lanjutannya.
I hope you like it!!

Vote biar cepet di next!!!

Wait for the next chapter!!

Xoxo^^

Why? (#1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang