Chapter 19

2.7K 208 0
                                    

Yeayy terima kasih yang sudah Vote!!
Sesuai janji, bakalan cepet di next!!

So happy reading guyss^^

------------------------------------------------------

[ Key ]

Aku merasakan sinar mentari pagi yang menerpa wajahku.

Refleks aku menarik selimut untuk menutupi wajahku.

"Etdah si Key.. Bangun dong.. Kebo banget sih.." ucap seseorang yang mengguncangkan badanku.

"Hhhh.." aku melanjutkan tidurku.

"Yaudah deh terserah. Bang Kev berangkat dulu ya. Tuh makanan di meja samping. Kalo ada apa apa pencet bel aja ya." ucap bang Kev yang mungkin langsung berangkat.

Aku hanya mengangguk dalam selimut. Entah dia melihatnya atau tidak, aku tidak peduli.

Beberapa menit setelah bang Kev meninggalkan kamarku, aku mulai mengerjap ngerjapkan mataku karena handphone ku terus bergetar, dan itu sangat mengganggu."

"Udah pagi ya? Perasaan semalem masih nyanyi nyanyi deh.. Kebiasaan deh si Hariz." ucapku yang langsung mengambil air putih di meja sebelah ranjangku.

Setelah itu, aku mulai mencari handphone ku dan membukanya. Seperti biasa, Hariz yang membuat handphone ku bergetar terus menerus dan mengganggu tidurku.

"Hai sayangg.."

"Morningg.."

"Belum bangun ya?"

"Kok kamu kebo sih?"

"Jam segini belum bangun"

"Key bangun lahh.."

"Cantik cantik masa kebo."

"Dih masih belum melek juga?"

"Ku spam terus pokoknya sampe kamu bangun."

"Hehh"

"Jeleqqq"

"Kebo bangun lhaa.."

"Aku berangkat dulu yaa"

"Nanti balik aku ke sana."

"Akhirnya dibaca juga. Udah bangun dong ya?"

Aku membuang nafasku kasar sambil mengetik balasan.

"Kebiasaan dasar.. Spam tau. Ganggu orang tidur aja"

Beberapa menit kemudian ia membalasnya

"Ya gapapa.. Tandanya aku perhatian. Coba klo gak gitu. Aku udah gak sayang berarti."

Maksud nya apa ya dia ngomong itu?

Aku mengetik balasanku.

"Ih tapi gak gitu juga-_- gih belajar sana aku mau makan dulu."

"Iya sayang.. Nanti aku kesana yaa.. Byee love u"

"Love u more"

Setelah mengakhiri obrolanku, kusambar makanan yang berada di meja sebelah ranjangku.

Sambil menyetel televisi aku memakan sarapanku.

Otakku terus berpikir tentang perkataan Hariz barusan.

"Ya gapapa. Tandanya aku perhatian. Coba kalo gak gitu. Aku udah gak sayang berarti"

Maksud dia apa bilang gitu?

Saat sedang asyik melamun, tiba tiba ketukan pintu membuyarkan lamunanku. Dan mataku tertuju pada pintu.

Saat pintu dibuka, seorang dokter dan dua orang suster menghampiriku.

"Gimana keadaannya?" tanyanya sambil tersenyum padaku.

"Alhamdulillah mendingan dok.." jawabku sambil membalas senyumannya.

"Nanti siang check up dulu ya.. Bila sudah mendingan, kemungkinan sore ini kamu bisa pulang. Tetapi bila masih drop, kamu harus tunggu disini lagi. Dan kemungkinan besok baru bisa pulang." ucapnya menjelaskan.

Aku hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Kalo begitu, dilanjutkan makannya ya.. Saya permisi." pamit dokter itu.

Dan kubalas dengan senyum "terima kasih dok.."

Dan dokter dan suster itupun meninggalkan kamarku.

Aku kembali memakan sarapanku sambil menonton televisi. Tetapi otakku terus bertanya kata kata Hariz barusan.

Apa maksudnya ya? Semalam ada foto perempuan digaleri Hariz. Dan tadi pagi ia bilang bila ia tidak menspam handphone ku, itu tandanya ia tidak sayang lagi padaku?

Ya tuhan cobaan apa lagi ini?

Belum selesaikah cobaan ini?

Sakit hati dulu masih berbekas saat aku mencintai seseorang yang seharusnya tak kucintai.

Dan kini, kukira kebahagiaan tertuju padaku. Tetapi nyatanya, kebahagiaan itu masih terselip cobaan didalamnya.

Semoga apa yang kupikirkan ini tidak menjadi kenyataan.

Amin..

------------------------------------------------------

Sudah dilanjut partnyaa..

Mungkin nanti malem bakalan ku Next.

Dan sepertinya part part baper akan datang.. Hehe..

Stay tuned for the next chapter guyss!!!

Xoxo^^






Why? (#1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang