Chapter 23

3.2K 199 2
                                    

[ Author ]

Key menghampiri mereka dengan isak tangis yang ia tahan sedari tadi.

"Dari tadi aku nungguin kamu disekolah, sampe sekolah sepi dan ternyata kamu malah asik pelukan disini. Hebat ya kamu." ucap Key sambil terisak.

Laki laki yang ternyata Hariz itu melihat Key dan menghampiri Key. "Ini gak seperti apa yang kamu liat Key. Aku---"

"Cukup!! Terusin aja gih pelukannya. Aku mau pulang!" Key berlari meninggalkan mereka.

"Akhhh!!!! Keyy!!!!" Hariz langsung berlari mengejar Key.

Saat itu hujan turun tiba tiba dengan derasnya. Petir mulai menghiasi langit malam.

Key masih berlari dengan tangisnya yang kini tak terlihat karena tertutup air hujan.

Hariz pun masih mengejar Key dibelakang.

Hingga di jalan raya yang sepi. Key melewatinya dengan isak tangis yang sama.

Tetapi saat Hariz yang melewatinya, sebuah mobil melaju kencang di jalan raya yang sepi itu.

Key yang melihat itu langsung berteriak "HARIZZ!!!!!"

BRAKK!!!

Hariz terpental jauh kepinggir jalan raya. Dan mobil itu pergi tanpa pertanggung jawaban.

Key menghampiri Hariz dan menaruh kepala Hariz yang penuh darah pada pangkuannya.

"Rizz bangun rizz.. Jangan tinggalin aku.. Maafin aku.." Key terus menangis.

Hingga mobil berhenti di dekat mereka. Dan keluarlah Vero dan Fira dari dalam mobil.

"Ver tolongin Hariz.." ucap Key sambil terisak.

Vero pun membawa Hariz ke rumah sakit.

[ Key ]

Aku tak percaya bahwa Hariz yang berada di igd. Seharusnya aku yang berada disana.

Tetapi tuhan berkehendak lain.

"Ini salah gue!!" ucapku sambil terduduk di pojok ruangan.

Fira menghampiriku dan memelukku. "Ini bukan salah lo Key.. Ini udah kehendak tuhan"

"Tapi seharusnya tadi gue dengerin penjelasan dia Fir, kalo gue dengerin pasti dia gak akan gini.." isakku dalam dekapan Fira.

"Stop nyalahin diri sendiri. Ini udah takdir Key.. Kita berdo'a aja supaya Hariz gapapa." Vero ikut menenangkanku.

Ya tuhan.. Jangan ambil seseorang yang kusayang.. Aku amat mencintainya. Izinkan aku untuk melihat senyumnya, izinkan aku untuk merasakan hangat dalam dekapannya, izinkan aku untuk berkata bahwa aku mencintainya. Sangat mencintainya.

Dokter yang menangani Hariz keluar ruangan dan Vero menghampirinya.

Setelah cukup lama bercakap cakap. Vero kembali dan memberi tahu sesuatu.

"Hariz koma Key.."

Kata kata itu menbuat jantungku seakan berhenti berdetak. Tanpa basa basi aku memasuki ruang igd untuk melihat keadaan Hariz.

Tubuhnya penuh dengan alat alat yang membatunya untuk tetap hidup.

Matanya tertutup rapat. Dan aku pun mendekatinya.

[ Author ]

"Riz.. Kamu bangun dong.. Masa tega ninggalin aku sendiri disini?" ucap Key sambil menggenggam tangannya.

"Maafin aku ya.. Ini semua salah aku, seharusnya aku gak ninggalin kamu tadi, seharusnya aku dengerin penjelasan kamu. Mungkin kejadiannya gak akan kayak gini." Key terisak dengan tangan Hariz di pipinya.

"Biasanya kalo aku nangis kamu selalu hapus air mata aku. Kamu sayang aku kan? Bangun makanya." Key terus mencoba untuk membangunkan Hariz.

Fira menangis melihat sahabatnya yang sedang berusaha membangunkan Hariz.

Vero pun mendekap Fira agar Fira bisa menangis sepuasnya pada dekapan Vero.

Tiba tiba elektrokardiograf yang tersambung dengan jantung Hariz berbunyi nyaring.

Vero langsung memanggil dokter. Dan Key memeluk Hariz.

"Riz bangun.. Kamu sayang aku kan? Bangun riz.. Masa kamu tega ninggalin aku sendiri? Besok kan kita anniv riz" tangis Key pecah dalam dekapannya pada Hariz.

Hingga suster menjauhkan tubuh Key dari tubuh Hariz. Dan Key pun dituntun Fira untuk keluar ruangan.

"Rizz kamu jahat sama aku.. Kamu tega tinggalin aku sendiri disini." teriak Key sambil melihat Hariz yang sedang dikejut listrik lewat jendela kecil yang berada di pintu.

Fira mendekap sahabatnya itu sambil terus menenangkannya.

Hingga hampir setengah jam kemudian, dokter menghampiri Vero.

"Kami sudah melakukan yang terbaik, namun takdir berkata lain. Pasien tidak bisa diselamatkan." dokter itu meninggalkan kami.

"Gak.. Gak.. Ga mungkin. Hariz masih hidup! Dia cuma tidur aja kok. Yakan Riz?" Key berlari menghampiri Hariz yang sudah tidak bernyawa.

"Riz.. Bangun dong.. Kamu cuma tidur kan? Iya kan?" Key mengguncangkan tubuh Hariz.

Namun Hariz hanya diam. Fira menenangkan Key saat Hariz akan dipindahkan.

Dan kain itu menutupi wajah tampannya.

Why? (#1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang