Chapter 16

2.8K 215 1
                                    

Haii.. Thank you yang sudah setia menunggu dan membaca karyaku. Jangan lupa Vote ya..

Happy reading guyss^^

[ Author ]

Hariz terkejut saat mengetahui siapa yang datang.

Orang itu langsung menghampiri Key dan memeluk Key yang sedang tertidur.

"Key maafin gue.. Lo gapapa kan?" ucapnya sambil terus memeluk Key.

Hariz memerhatikannya dengan tatapan kesal. Hingga Hariz mendorong tubuh orang tersebut agar menjauhi Key.

"Lo ngapain kesini lagi hah?" ujar Hariz dingin.

"Gua mau jenguk sahabat gua! Lo siapa emang? Bukan siapa siapanya kan? Kenapa lo yang ribet."

Sahabat?

Yap dia Vero.

"Sahabat lo bilang? Mana ada sahabat yang ninggalin sahabatnya demi pacar? Giliran putus aja balik lagi. Ga malu apa?" Hariz menatap Vero kesal.

"Bukan urusan lo!" ujar Vero dingin.

Key yang mendengar keributan pun bangun dan sedikit terkejut melihat Vero yang kini berada di samping ranjangnya.

"Ver.. lo kok tau gue disini?" tanya Key gugup.

Vero langsung menatap Key dan menggenggam tangan Key. "Gue panik pas denger lo masuk rs. Pasti karena gue semalem."

Key melepaskan genggamannya dan tersenyum "Ver.. Semua bukan salah lo kok. Badan gue aja yang lagi gak fit"

"Gue bener bener minta maaf dan gaakan pernah cape buat terus minta maaf." ucapan Vero terdengar penuh penyesalan.

Key pun mengangguk dan tersenyum. "Sebelum lo minta maaf, gue udah maafin lo kok."

Vero pun langsung memeluk Key. "Thanks ya.. Lo emang sohib gue!"

Key hanya mengusap punggung Vero. Lalu melepaskan pelukannya. "Hm.. Lo kenal kan dia siapa?" tanya Key pada Vero sambil melirik Hariz yang daritadi hanya diam memantung memerhatikan Key dan Vero.

"Orang kan." ucap Vero santai.

Hariz mendengus kesal. "Iya gue orang. Lo setan."

"Idih.. Kalo gue setan lo jin." ucap Vero tak mau kalah.

"Tuyul!"

"Buto ijo!"

"STOPPP!!! Kek bocah lu berdua.. Riz ini Vero. Ver ini Hariz." teriak Key jengkel.

"Udah tau." ucap Hariz dingin.

"Riz.. Jangan begitu." Key mengerucutkan bibirnya.

Akhirnya dengan sangat terpaksa, Vero dan Hariz pun berjabat tangan.

"Nah gitu dong.. Kan enak diliatnya." Key gembira.

"Kalo gitu aku pulang dulu ya.." ucap Hariz pada Key.

Key menahan Hariz dengan menggenggam tangannya. "Ih kamu mah.. Temenin duluu" jawab Key manja.

"Iya sayang iyaa.." Hariz pun duduk di pinggir ranjang Key.

"Ka--kalian udah jadian?" Vero bertanya dengan gugup.

Key mengangguk sambil tersenyum "iya dongg.. Emang lo doang"

"Kok sakit ya dengernya. Apa ini yang namanya karma? Sekarang gue ngerti, gimana perasaan Key dulu waktu gue khianatin dia." Vero berucap dalam hati.

"Oh gitu. Gue balik aja ya Key. Get well soon." ucap Vero sambil tersenyum pada Key.

"Yah kok cepet banget Ver?"

"Iya.. Emak gue nyuruh balik biasa. Besok gue kesini lagi kok." Vero berjalan menuju pintu.

"Okedeh.. Makasii sudah jenguk guee.." Key melambaikan tangannya pada Vero.

"Sipp.. Riz gua duluan." Vero tersenyum pada Hariz.

"Iya bro hati hati.." Hariz membalas senyum Vero.

Vero pun pergi meninggalkan ruang inap Key.

"Key gih kamu tidur.. Kan tadi istirahatnya sempet ke ganggu." Hariz mengusap puncak kepala Key.

"Aku udah gak ngantuk sayangg.." ucap Key sambil membereskan rambutnya yang agak berantakan.

"Yaudah kalo gitu.." Hariz pun mengeluarkan handphonenya dan memainkannya.

Key yang merasa tercampakkan pun menarik handphone Hariz.

"Ada orang loh disini. Gak dianggep nih?" ucap Key sebal.

"Maaf sayang.. Sini balikin, lagi seru mainnya." Hariz mencoba mengambil handphonenya kembali.

"Gak!" Key memegang handphone Hariz lebih kuat.

"Huftt.. Yaudah deh.. Maaf yaahh.." Hariz mencubit hidung Key.

"Uhh sakit Riz!!!" balas Key sambil mengusap hidungnya.

"Biarin." Hariz tertawa melihat hidung Key yang kini memerah.

Key hanya mengerucutkan bibirnya.

Saat mereka sedang asyik bercanda. Ada bunyi pintu yang akan dibuka.

Key sontak langsung menggenggam erat tangan Hariz. "Siapa itu riz? Aku takut"

"Gausah takut. Kan aku disini." Hariz menggenggam balik tangan Key.

Saat pintu akan terbuka. Key memeluk Hariz dari samping dan menyembunyikan wajahnya di pundak Hariz.

Hariz hanya mengusap punggung Key sambil tersenyum saat mengetahui siapa yang datang.

Why? (#1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang