Chapter 8

3.3K 298 8
                                    

[ Key ]

Aku berjalan menusuri trotoar. Malam itu jalanan tampak sepi, hanya cahaya lampu kota yang menemaniku saat ini. Air mataku terus mengalir mengingat kejadian tadi, dan aku masih memikirkan kata kataku tadi.

Hingga setengah perjalanan, tiba tiba ada 3 orang preman yang mendekatiku, sontak aku langsung berlari menjauhi mereka. Tetapi malang nasibku, tangan kiriku berhasil diraih seorang preman. Dan aku pun melawan mereka semampuku. Tetapi mereka sangat kuat, hingga aku terjatuh dan meringis kesakitan. Kini aku hanya bisa berteriak ketakutan tetapi kurasa tidak ada yang mendengar karena jalanan tampak sepi.

Aku terisak ketakutan, dan terus berdo'a dalam hati. Aku memejamkan mataku, hingga aku mendengar bunyi pukulan keras.

Saat aku membuka mata, terlihat seseorang laki laki yang sedang melawan preman preman itu. Ia membelakangiku, hingga aku tidak bisa melihat wajah orang itu dengan jelas. Saat ketiga preman itu terjatuh, ia langsung membatuku berdiri dan menarikku untuk menjauhi preman itu. Preman itu mengejar kami, hingga orang itu menarikku ke tempat persembunyian sementara kami. Tempat itu amat sempit, hingga aku dan orang itu saling bertatapan dan jarak kami sangatlah dekat. Saat itulah aku menyadari bahwa ia adalah ....

Hariz

Ia masih menutup mulutku agar aku tidak bersuara, hingga preman itu lewat tempat kami bersembunyi, dan mereka pergi karena tidak melihat kami.

Posisiku dengan Hariz masih seperti semula, ia memandangiku, aku bisa melihat kedua bola matanya yang menurutku indah. Perlahan ia melepaskan bekapannya, dan jempol tangannya menghapus air mataku yang masih terus mengalir. Ia tersenyum sambil berkata "jangan nangis lagi ya.." dan senyumnya mengembang. Hingga kedua tangannya menyentuh kedua pipiku dan wajahnya mendekati wajahku, ia memiringkan wajahnya, hingga bibirnya menyentuh bibirku. Aku seperti tidak bisa bergerak, aku hanya diam dan perlahan menutup mataku. Ia tidak mengulum bibirnya. Bibir kami hanya saling bersentuhan tanpa pergerakan tambahan.

Hingga beberapa menit kemudian, ia perlahan menjauhkan wajahnya dan menatapku "maaf key.. Gua ga bermaksud. Gua cuma mau nenangin lo." ucapnya lirih sambil menyentuh kedua pipiku dengan tangannya. Aku hanya tersenyum dan mengangguk "gapapa kok riz.. Makasih ya udah nolongin gue." balasku sambil menyentuh tangannya yang masih berada di kedua pipiku.

"Gua anter pulang ya?" ucapnya sambil menjauhkan tangannya dari pipiku. Aku mengangguk dan ia menggenggam tanganku, dan menarikku menuju motornya.

------------------------------------------------

Masih terbayang dibenakku saat Hariz menatapku, menyentuh pipiku lembut, hingga sentuhan bibirnya yang membuatku diam tak bergerak bagaikan patung. Entah mengapa aku merasa nyaman didekatnya.

First kiss ku bersama Hariz?

Aku memandangi indahnya langit malam di balkon kamarku. Masih terbayang jelas wajah Hariz. Matanya yang indah, hidungnya yang mancung, serta senyumnya yang manis menurutku. Hingga aku melupakan masalahku.

Sepertinya aku mulai mencintai Hariz. Tetapi apakah ia juga memiliki perasaan yang sama?

Setelah kuingat, Hariz pernah satu SMP bersamaku. Bahkan pernah satu kelas. Dan setauku, ia orang yang playboy atau banyak gebetan. Aku takut jika kebiasaannya masih menempel pada dirinya.

Setelah apa yang dia lakukan padaku. Apakah ia akan menjauhiku? Atau aku hanyalah kesekian wanita yang didekatinya? Semoga ia tidak seperti itu.

Handphone ku berbunyi, menandakan ada pesan masuk. Dan saat kunyalakan layar handphone ku, terpampang nama Haruz disana.

"On skype ya.."

Setelah membaca pesan itu, senyumku mengembang, dan dengan secepat kilat, aku langsung mengambil Macbook milikku. Dan bergegas ke balkon kamarku lagi. Dan aku mengikuti kata Hariz dalam pesan tersebut.

Saat kunyalakan, sudah terdapat wajah Hariz disana. Ia tersenyum melihatku.

"Hai keyy.. Lagi apa?"

"Lagi liat bintang sama bulan nih.. Lo lagi apa?"

"Kok bisa sama sih?"

"Yaa.. Gatauu.."

"Lo suka bintang atau bulan?"

"Gue suka bulan."

"Kenapa?"

"Bulan itu setia. Nemenin malam malam gue. Walaupun bintang gaada tetapi dia selalu menyinari malam."

"Bijak.."

"Ih lo apaan sih.."

"Maaf soal tadi ya.. Entah setan apa yang merasuki gua sampe gua berani kayak gitu ke lo."

"Haha.. Gue juga gatau nih, makhluk apa yang ngerasukin gue sampe gue mau sama lo. Haha"

"Dih.. Oiya.. Lo first kiss gua loh.. Gua gapernah berani kayak gitu sama cewek sebelumnya."

"Dih lagian lu main nyosor aja kayak entok!"

"Ya maap.. Btw temenin gua ya.."

"Temenin ngapain?"

"Ya jangan dimatiin skype nya.. Gua mau liat lu tidur kayak gimana."

"Hah? Engga ah.."

"Gapapa kali.. Gaseru lu.."

"Huftt yaudah deh.." ucapku sambil membawa Macbook milikku ke kasur. Dan kami memutuskan untuk tidak mematikan Skype kami hingga esok hari. Dan saat itu pertama kalinya aku melihat seorang Hariz yang tertidur amat damai.

Tanpa disadari senyumku mengembang dan berkata.

"Gue nyaman sama lo riz.."

Semoga ia tidak mendengar.

Dan akupun terlelap disamping macbookku yang masih menyala dan menampakkan wajah Hariz disana yang sedang bermimpi.

[ Author ]

Hariz tersenyum. Dan ternyata Hariz belum tidur sepenuhnya. Dan artinya dia mendengar apa yang key ucapkan. Dan Hariz melihat key yang sepertinya sudah di alam mimpi.

"Gua sayang sama lo key. Dari SMP kenal lo pun gua udah nyaman. Tetapi gua tau dulu lo sukanya sama Vero. Jadi gua urungin niat gua buat deket sama lo."

--------------------------------------------------

Hayyy!!!! Ini dia Chapter 8 nya.. Maaf kalo ada typo.

Terima kasih yang udah Vote dan Comment. Thank you udah menghargai karyaku.

Viewers udah 100an. Tapi yang vote sedikit:'

Vote yang banyak ya biar cepet di next.

Kritik/Saran Comment aja yaa..

Xoxo^^

Why? (#1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang