Bagian 39

12.1K 389 47
                                    

Revan berjalan dengan santai memasuki pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta. Seketika matanya menangkap sosok bayangan seorang wanita yang sangat dikaguminya. Wanita yang selalu hadir dalam setiap malamnya

"Sherin?" sapanya hangat. Sherina menoleh kearah Revan wajahnya terlihat pucat. Apa dia sakit?

"Kamu sakit Sher? Tanya Revan pelan. Sherina menggelengkan kepalanya sambil terus berjalan mendorong troli di hadapannya. Sherina mencoba menjaga jarak dengan Revan. Dia takut Lenno akan salah paham dengan mereka berdua.

"Sher?" Revan menarik lengan Sherina. Sherina menoleh. Entah mengapa dia melihat semua bergoyang dombret, sherina melihat wajah Revan bertambah banyak. Perlahan penglihatannya mulao kabur dan

Bruk!!

Sherina terjatuh dan dengan sigap Revan menangkapnya agar tidak terjatuh ke lantai. Revan panik. Dia menepuk - nepukkan pipi Sherina

"Sherina..??" Revan mengangkat tubuh Sherina dan membawanya ke mobilnya. Dengan kecepatan maksimum, Revan mempercepat laju mobilnya. Jarak super market dan Rumah Sakit yang biasa di tempuh kurang lebih 30 menit itu bisa ditempuh oleh Revan 15 menit. Benar - benar keturunan Valentino Rossi (Lha?)
Dengan cemas Revan menunggu Sherina di periksa oleh dokter. Sambil menunggu dia mencoba menghubungi suami Sherina. Paling tidak Lenno berhak tau keadaan istrinya.

Setelah cukup lama Revan menunggu Sherina di periksa, Seorang laki - laki menggunakan jas putih keluar dari ruangan tempat Sherin di periksa. Revan dengan wajah panik menghampiri dokter tersebut

"Dok gimana keadaannya?" tanya Revan

Dokter itu tersenyum dan mengulurkan tangannya. Revan sedikit bingung dengan tingakah dokter ini namun tetap menjabat tangan dokter itu "Selamat pak, istri bapak tengah hamil muda. Usia kehamilannya berjalan 2 minggu. Selamat ya" ujar dokter itu sekali lagi yang membuat tubuh Revan seketika kaku dan tegang. Wanita pujaannya hamil? Itu bukan hal yang aneh mengingat Sherina memiliki suami. Lega pastinya karena Sherina bisa hamil.

Sebuah tangan besar menarik bajunya dan memukul rahangnya dengan keras

Bugh!!!

Revan terjatuh sudut bibirnya berdarah. Perlahan dia mengangkat kepalanya melihat siapa yang telah menyerangnya secara tiba - tiba. Lenno.

"Lenno?"

"Brengsek lo!! Lo udah menghamili istri gue hah?" bentak Lenno keras

"Lenn, lo salah paham. Sherina..."

"Apa? Apa gue salah paham? Gue sudah curiga dengan lo berdua!! Dan gue denger dengan jelas dokter itu ngomong sherina hamil anak lo!!" wajah Lenno memerah menahan emosi

"Heh!! Lo jangan asal ngomong gue bisa jelasin semuanya!!"

"Bulshit lo!! Lo mau? Ambil aja to pelacur itu!! Kebanyakan alasan. Gue muak dengan sikap sok baiknya!!"

"Jaga mulut lo! Sherina bukan pelacur! Dia istri lo! Lo harusnya bangga sama dia!!"

"Persetan!! Kalian sudah menghianati gue! Gue akan segera menceraikan Sherina!!!" ujar Lenno keras

"Sinting lo!!" teriak Revan. Lenno beranjak meninggalkan Revan. Menuju ruang perawatan Sherina. Hatinya benar - benar terluka dan kecewaa. Sherina istri pertamanya yang begitu dia cintai, kini berubah menjadi wanita liar. Dia benar - benar tidak habis pikir! Bisa - bisanya dia memaksanya menikahi wanita lain, jadi tujuannya untuk ini? Menikah dengan selingkuhannya? Murahan!! Tidak sesuci pikirannya. Munafik.

Sherina menyambut Lenno dengan senyuman "Ayah.. Aku hamil" ujar Sherina sumringah menatap Lenno. Sherina meraih tangan Lenno dan meletakkannya di perut rata Sherina

Cinta Kedua (END) 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang