Bagian 35

14.1K 342 25
                                    

Kevin merebahkan tubuhnya di sebelah tubuh Sherina yang tengah tertidur. Lalu Revan mengarahkan kamera kearah mereka berdua, membuat seolah - olah Kevin dan Sherina tertidur karena lelah bercinta. Revan sedikit tak tega dengan apa yang dilakukannya. Tapi ya begitu, dia sudah terlanjur janji pada Anaz. Toh juga dia dan Sherin tak ada hubungan apa - apa. Biarlah.

Setelah beberapa pengambilan gambar, Revan kembali mengenakan pakaian Sherina seperti semula dan membawa Sherina menuju dalam mobil.

"Thanks Kev, ini bayaran buat lo"

Kevin tersenyum "Kenapa gak lo kasih gue nyicipin tu cewe? Lo demen? Dan inget gue gak mau sampe kenak masalah" Revan menepuk pundak Kevin

"Tenang aja, aman sama gue"

Revan berjalan menuju mobil dan mengantarkan Sherima menuju rumahnya. Sepanjang perjalanan Revan menimang - nimang beberapa foto yang ada di Cameranya. Apakah ia harus mengirimkannya pada Lenno? Dan membuat gadis cantik di sebelahnya terluka? Setega itukah? Hati kecilnya menolak, Revan menatap sekilas wajah polos Sherina dan membelai lembut kerudung orange Sherina

"Maafkan aku Sherina" ujarnya pelan

******

"Sherina.. Bangunlah" ujar Revan pelan menepuk - nepuk pipi Sherina. Sherina menggeliat dan membuka matanya

"Dimana? Aku tertidurkah?" Sherina tergagap

"Ini di depan rumahmu, ayo masuklah ke dalam ini sudah larut. Aku tadi sedikit nyasar mencari rumahmu" bohong Revan. Sherina mengangguk paham lalu meraih tasnya

"Terima kasih banyak Revan. Maaf aku sudah merepotkanmu. Hati - hati di jalan. Permisi" ujar Sherina. Revan tersenyum dan mengangguk.

Anaz membukakan pintu untuk Sherina menatap Sherina penuh selidik

"Apa Lenno sudah pulang?" tanya Sherina berjalan melewati Anaz.

"Lenno tidak pulang malam ini, dia akan pergi ke Singapura beberapa hari. Apa dia tidak memberi tahumu?" tanya Anaz. Sherina menggeleng. Sherina sebenarnya sudah tau bahwa Lenno pergi, dia hanya menguji kejujuran Anaz.

"Kenapa kau baru pulang jam segini? Untung Lenno tidak di rumah. Jika dia di rumah dia bisa salah paham" ujar Anaz. Sherina berbalik menatap tajam Anaz

"Dia akan salah paham jika ada seseorang yang memanfaatkan situasinya. Aku akan istrihat dulu. Kau tidurlah!" ujar Sherina datar meninggalkan Anaz yang sedikit geram dengan jawaban Sherina. Sialan kau Sherina!!

Anaz meraih ponselnya kemudian menelpon seseorang yang menurutnya bisa di andalkan

"Halo.. Gimana boy?" tanya Anaz

"......"

"Bagus. Tunggu perintahku" ujar Anaz kemudian memutuskan panggilannya. Anaz tersenyum licik.

********
Seminggu kemudian

"Kau terlihat pucat, apa kau sakit?" tanya Sherin di tengah - tengah sarapan mereka bertiga. Lenno menatap Anaz melihat wajah Anaz yang memang sedikit pucat

Anaz mengangkat kedua bahunya "Entahlah. Mungkin aku kelelahn, belakangan ini aku sangat mudah lelah" ujar Anaz pelan.

"Sebaiknya kau minum vitamin, akan aku buatkan resep vitamin untukmu" ujar Lenno. Anaz menatap heran Lenno. Dia akan membuatkan resep vitamin untuknya? Apa itu berarti Lenno mulai ada sedikit perhatian untuknya? Hati Anaz sedikit mengahangat dengan perubahan sikap Lenno.

"Ya bunda setuju ayah, ayah buatkan resep vitamin untuk Anaz. Dan mungkin ada baiknya kita mengajak Anaz ke dokter" ujar Sherina yang membuat Anaz sedikit muak. Sherina dan Lenno selalu membuatnya muak dengan panggilan alay Ayah bundanya itu.

Cinta Kedua (END) 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang