BAGIAN 47

13.6K 274 18
                                    

Cklek!!

Anaz menengang mendengarkan pintu dibuka, semua yang dilihatnya hanya gelap. Anaz mengalami kebutaan karena benturan saat kecelakaannya beberapa waktu lalu. Sebuah tangan besar membelai Anaz dengan sayang. Anaz sedikit panik dan berusaha menebak - nebak siapa pemilik tangan ini

"Siapa?" tanya Anaz sedikit gemetar

"Aku suamimu" ujar Lenno pelan

Anaz menegang, Lenno? Tapi mana mungkin? Bukankah Lenno sudah begitu membencinya? Karena telah membuat Sherina dan dia berjauhan?

"Maafkan aku" ucap Lenno lagi dengan meremas jemari Anaz. Anaz terdiam. Setetes air mata jatuh membasahi pipinya, mungkin kata maaf yang diucapkan Lenno sama dengan kata maaf sewaktu 7 tahun lalu saat mereka berpisah. Lenno mengucapkan kata maaf lalu pergi meninggalkan dia. Mungkin ini juga sama, Lenno meminta maaf untuk pergi meninggalkannya. Apa yang bisa diharapkan dari seorang Anaz saat ini? Dia telah buta, kehilangan dunianya! Dia juga bersalah pada Lenno dan Sherin.

"Anaz maafkan aku" Lenno membelai pipi Anaz mengusap air matanya pelan.

"Aku mau kau pergi!!" usir Anaz pelan. Lenno sempat kaget mendengar permintaan istri keduanya. Anaz tidak pernah mengusirnya, justru dia yang selalu mengusir Anaz. Mungkinkah Anaz tidak ingin bersatu dengannya lagi? Mungkinkah luka ini terlalu dalam untuknya?

"Anaz.. Aku..."

"Ku minta kau pergi !!" ujar Anaz sedikit tinggi. Lenno meremas jemari Anaz

"Permisi dok, kondisi ibu Sherina sudah stabil dok, tapi kondisi anaknya yang kritis" ujar perawat itu dengan nada panik

"Apaa?" Lenno hendak melangkah namun Anaz mencekal lengannya

"Ada aapa? Katakan apa yang terjadi pada Sherina?" tanya Anaz gelisah. Lenno membelai rambut Anaz

"Sherina melahirkan bayinya prematur, saat ini Sherina ada di ruang ICU sedangkan bayinya di dalam inkubator. Kondisi Sherina sudah stabil namun kondisi bayinya yang belum" ujar Lenno pelan dan sedikit gemetar

Anaz perlahan mencoba menjangkau wajah suaminya. Wajah yang tidak lagi dapat dilihatnya "Maafkan aku, ini semua salahku" ujar Anaz perlahan

Lenno menarik Anaz dalam pelukannya "Maafkan aku juga, kau tunggulah disini. Aku akan menemui Sherina dan mengecek keadaan bayinya" Anaz mengangguk

"Bayinya laki - laki atau Perempuan?"

Lenno tersenyum tentu Anaz tak dapat melihat ekspresi suaminya "Perempuan" Anaz tersenyum kecil. Lenno mencium keningnya kemudian Anaz mendengar derap langkah menjauh. Hatinya bersalah telah membuat keadaan seperti ini, dan Tuhan telah menghukumnya dengan menjadikannya buta. Ini setimpal dengan apa yang telah diperbuatnya

******

"Kondisi putrimu kurang stabil, detak jantungnya melemah, aku takut dia tak bisa bertahan. Dia lahir prematur dan sangat kurus seperti kekurangan gizi. Mungkin saat hamil dulu, Sherina tidak memikirkan gizi baik untuk anaknya" ujar Dimas menatap inkubator putri Lenno

Lenno menegang, ini semua sudah pasti salahnya. Anaknya jadi seperti ini. Lahir dengan berat badan di bawah rata - rara normal, lahir pada usia yang belum pas. Ini adalah kesalahan mutlaknya. Tuhan menghukumnya dengan bertubi - tubi masalah.

Lenno melangkah mendekati inkubator, dia ingin melihat putri cantiknya lebih dekat. Namun seseorang mencekal lengannya lalu membawanya keluar dari ruangan tersebut.

"Kenapa?" tanya Lenno tanpa rasa bersalah. Wanita itu berkacak pinggang dan menatap Lenno tajam

"Jangan dekati dia. Jangan dekati mereka!!" ujarnya lebih mengarah pada perintah yang tegas. Lenno mengernyitkan bingung kenapa dia tidak boleh mendekati putrinya sendiri?

Cinta Kedua (END) 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang