BAGIAN 20

10K 305 6
                                    

Bahagia itu bukan berarti memiliki semua yang kita cintai, Bahagia itu mencintai semua yang kita miliki

****

Lenno berjalan mendekati sang istri dan duduk di sebelahnya. Akhir - akhir ini Lenno sibuk dengan beberapa urusan di kantor dan urusan di rumah sakit. Jarang rasanya bisa berkomunikasi dengan istri tercintanya ini. Dari sorot mata Sherin nampak jelas sebuah beban berat berton - ton sedang dipikulnya. Lenno membelai pelan rambut Sherina

"Sayang?" Sherina menoleh dan tersenyum

"Apa yang kau pikirkan?"

"Aku ingin bicara sesuatu denganmu" ujar Sherina.

Dia telah menata hatinya untuk bicara ini kepada Lenno, walau tau akibatnya Lenno mungkin akan marah atau menyetujui keinginannya

"Bicara apa syang?"Lenno menciumi aroma wangi rambut Sherina. Menenangkan.

"Aku ingin .. Kau menikah lagi" Lenno menghentikan aktifitasnya dan berkedip berkali - kali. Menatap wajah Sherina yang tidak memandang kearahnya. Tangan Lenno diletakkan di dahi Sherina

"Apa kau sedang demam?"
Sherina menggeleng dan menoleh kearah Lenno

"Apa aku terlihat sedang bercanda? Aku ingin kau menikah lagi" ujar Sherina tegas tak terbantahkan.

Lenno menatap Sherin heran. Apa yang membuatnya berkata seperti ini? Sherin adalah wanita yang berprinsip tidak sudi di madu, dia benci sebuah penghianatan. Lalu ini? Dia meminta suaminya menikah lagi?

"Aku ingin kau menikah dan memberikan keluarga ini keturunan" ujar Sherina bagai tamparan untuknya setelah lelah bekerja.

"Ini tidak lucu Sherina!!" ucap Lenno tegas menatap tajam Sherin. Ini pertama kalinya dalam 6 tahun mereka terlibat pembicaraan dengan mata saling menatap tajam.

"Aku sedang tidak melucu Lenno, aku..."

"Dan aku tidak akan menikah dengan siapapun!!" Desis tajam Lenno membungkam mulut Sherina

"Aku sudah menikah dan memiliki istri sempurna! Buat apa aku menikah lagi" ujarnya dengan nada dingin

"Istri? Istri macam apa aku? Aku tidak bisa memberikan keturunan untukmu"

Lenno tertawa kecil "Lalu? Selain ini salahmu, apa ini bukan salahku juga hah?"

"Maksudmu apa?"

"Dokter bilang, kita berdua baik - baik saja Sherina Adiba! Jika kau tak kunjung hamil bukan hanya kau yang bermasalah berarti aku juga ikut bermasalah karena aku lah yang menanam benih cinta di rahimmu!!" ujar Lenno. Sherin terdiam. Tekadnya sudah bulat

"Apa mama yang memintamu membujukku??" Sherina menggeleng cepat dan menundukkan kepalanya

"Kau tidak pandai dalam hal berbohong Nyonya Adhirajasa!!" Lenno mengangkat dagu istrinya mencoba menahan emosinya. Dia melumat bibir Sherin sedikit keras membuat Sherin meringis menahan sakit

"Aku tidak ingin dengar apapun yang kau bilang mengenai menikah lagi, kau paham!!"
Lenno beranjak dari duduknya hendak meninggalkan Sherin.

Sherina meraba bibirnya yang sedikit perih ulah suaminya "Aku akan tetap menjodohkanmu dengan wanita pilihanku!!" Lenno menatap tajam Sherina

"Hidupku aku yang menentukan bukan kau!!" ujarnya berjalan meninggalkan Sherina. Air mata Sherin jatuh membasahi pipi putihnya. Hatinya sakit mendapat perlakuan seperti itu dari Lenno. Ciuman yang kasar bahkan melukai bibirnya, Lenno tidak pernah begini. Dan kata - kata Lenno yang menusuk hatinya. Sherina sadar, dia sudah memancing emosi suaminya, tapi inilah jalan yang terbaik bukan? Demi keutuhan rumah tangganya. Sherina tersenyum dan bertekad dalam hati

"Ini misi awalku suamiku, aku akan mencarikan istri yang tepat untukmu"

Lenno pov

Cklek!

Aku mendengar suara pintu terbuka dan langkah kaki pelan berjalan mendekati ranjang. Beberapa detik kemudian ranjangku serasa berat. Aku membuka mata dan bangkit dari tidurku. Sempat aku lirik mata sendu milik Sherina, tapi aku tak perduli! Aku ingin dia sadar bahwa pernikahan ini hanya milik kita berdua aku dan Sherina bukan orang ketiga! Aku tidak mau membagi cinta dan ranjangku untuk wanita lain!

Aku ingin Sherina mengurungkan niatnya untuk mencari istri untukku. Aku mengambil bantal dan selimut lalu tanpa menolehnya aku berjalan kearah pintu

"Mau kemana?" tanyanya lembut. Oh Tuhan aku hampir runtuh. Aku tak bisa tidur tanpa memeluknya. Tapi apa dia sadar bahwa dia telah menyakitiku? Aku menggeleng pelan "Mau tidur!"

Aku bisa mendengar desahan nafasnya "Tidurlah disini, biar aku yang di luar" ujarnya sembari berjalan melewatiku.

Aku mencekal lengannya dan menariknya kedalam pelukanku. Aku sudah tidak kuat

"Jangan! Tidur disini bersamaku" ujarku dengan nada memerintah.

Matanya yang sembab menatapku aku telah membuatnya terluka. Sherina menganguk dan mengikuti langkahku untuk tidur di ranjang. Aku mencium puncak kepalanya berkali - kali

"Aku mencintaimu Sherina"

"Aku juga mencintaimu Lenno"

******

Sarah menatap Lenno dengan gelisah, apa Sherina tidak bisa membujuk Lenno? Lihatlah, mata Lenno seolah ingin menelan Sarah hidup - hidup

"Jawab ma!!" bentaknya lagi Sarah masih diam

"Mama yang minta pada Sherin untuk aku menikah lagi? Jawab!!" Lenno tidak bisa mengontrol emosinya pada mama nya. Ini tidak baik untuk hubungannya dan Sherin jika sang mama terus menekan Sherin.

"Mama tidak meminta Sherin lakukan itu! Mungkin dia sadar bahwa dia itu Man-"

"Jangan diteruskan kata - kata mama itu ya! Sherina dan aku baik - baik saja! Dengar! Aku tidak akan menikah dengan wanita lain manapun! Aku sudah menikah dan aku mencintai istriku"

"Jadi kau lebih mencintai istrimu daripada mama? Wanita yang berjuang antar hidup dan mati melahirkanmu? Mama membesarkanmu hingga saat ini?" Lenno diam

"Kau tau, mama yang mengajarkanmu cara berjalan cara makan, cara berbicara, bukan Sherina!! Mama yang besarkan kamu dengan penuh kasih sayang berharap kamu menjadi anak kebanggan mama! Tapi apa? Kau mengecewakan mama dengan sikapmu ini! Memilih Hati dan perasaan Sherin daripada mama?" Lenno terdiam.

Dia tau dia telah melampaui batas berbicara dengan sang mama. Lenno memejam mata mencoba menurunkan emosinya

"Mama, cuma ingin seorang cucu darimu! Mama sudah menunggu 6 tahun, apa sampai mama dan papa mati baru kau memberi kami cucu? Siapa yang akan meneruskan usaha ini? Dibiarin bangkrut begitu saja? Mama dan papa bekerja siang dan malam untuk membangun perusahaan besar ini demi apa? Untuk memberimu makan, baju yang layak, tempat tinggal dan biaya sekolahmu hingga kau bergelar dokter specialis !!! Apa ini balasanmu? Jika lebih memilih istrimu yang menemanimu hanya 6 tahun lalu mama yang membesarkanmu selama 28 tahun kau anggap apa??" Lenno berjalan mendekati Sarah dab mengusap lembut air matanya. Lalu memeluk Sarah

"Maafin aku Ma"

Tanpa mereka sadari sepasang mata cantik berurai air mata menatap anak dan ibu itu berpelukan. Sherina berjalan keluar dari kantor. Hatinya terpukul. Benar yang dikatakan Sarah! Dia harus rela rela membagi suaminya, dia tidak akan membiarkan Lenno menjadi anak durhaka.

Tbc

Cinta Kedua (END) 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang