Bagian 41

12.8K 433 53
                                    

Cerita ini aku dedikasikan buat semua yang hadir pada coment di bagian 40 ya gak bisa aku sebutin satu - satu. Dan makasih buat kritikan pedasnya. Hampir buat down tapi malah aku jadi semangat. Gak apa - apa kalau ilfeel mah, udah biasa. Lagian ini bukan cerita pertama aku, kni sudah cerita yang ke 6. #gaya lu thor! Tapi coment manis sampai pedas dan komplainan itu sudah jadi makanan aku sehari2. Maunya aku gak lanjutin lagi, sedikit kehilangan mood, tapi aku bukan PHP, menyerah? Bukan miss intan banget. Ayo dah bacaa.
Udahan ya konflik2nya saatnya membuka kebenaran dan nyiksa abang Lenno sedikit sambil menunggu END

****

7 bulan kemudian

"Ayoo terus bu.. Terus.. Ayoo.." dokter itu terus meminta Anaz berusaha dan terus berusaha mengeluarkan bayi itu dari rahimnya namun terlihat sangat susah

"Hahh haahhh haahh dok.. Hahh hahh.. Saya sudah .. Sudah.."

"Anaz bertahanlah aku mohon, ayo bertahan" Lenno memberikan semangat pada sang istri yang terlihat kelelahan. Lenno menatap sang dokter

"Bisakah lakukan operasi? Sudah hampir dua jam tapi istri saya tidak kunjung melahirkan juga! Kasihan dia kelelahan"

"Baik dok, kita akan lakukan operasi" ujar dokter itu

Anaz menggeleng "Tidak.. Tidak.. Aku ingin melahirkan normal" ujar Anaz lemah Lenno menatap Anaz

"Sayang, kalau seperti ini akan menyiksamu. Aku mohon" bujuk Lenno

Rizta masuk ke ruang persalinan dengan santai "Mungkin dia harus meminta maaf pada Sherina agar bayinya bisa lahir" ujar Rizta. Lenno mengerutkan keningnya. Sudah 7 bulan lamanya sejak pertengkarannya dengan Sherina dia tak mendengar kabar istrinya itu, entah dimana dia. Lenno pun tak berniat mencari keberadaan Sherina.

"Kenapa meminta maaf? Anaz tak bersalah pada Sherina!!" ujar Lenno. Rizta tersenyum tipis, "Biar Tuhan, Anaz dan Sherina yang tahu. Lakukan operasi!!" ujar Rizta tegas

"Baik dok"

"Aku tidak mau operasi" lirih Anaz. Dia sangat kelelahan dengan proses persalinan yang tidak membuahkan hasil ini

"Baik kalau kau tak mau operasi, bersiaplah dengan dua kemungkinan Nyonya Anaz, Bayimu pergi ke surga atau kau yang pergi ke Neraka?" ujar Rizta santai sembari menggunakan sarung tangan dan masker. Persiapan operasi untuk mengeluarkan bayi yang ada di rahim Anaz. Anaz tak mampu menjawab kata - kata sinis Rizta dia hanya terdiam saat seorang suster menyuntikkan obat bius padanya. Lenno hanya diam mendengarkan perkataan Rizta. Dia sama sekali tidak paham dengan semua yang di bicarakan oleh sahabat Sherina ini.

Setelah sejam melakukan operasi bayi berjenis kelamin laki - laki yang sangat tampan hadir di dunia ini. Tangisnya pecah memenuhi ruangan persalinan ini. Lenno mendekap putra pertamanya dengan rasa bahagia, haru biru. Istri keduanya Syahnaz Syafira yang selalu dia tolak, selalu dia campakkan dan selalu dia acuhkan kini memberikan dia kebahagiaan. Memberi keluarga Adhirajasa keturunan.

Lenno mengelus puncak kepala Anaz dengan sayang " Terima kasih Anaz" ujarnya pelan lalu menciumi putra pertamanya.

-----------

Sarah terlihat antusias menggendong cucu pertamanya ini dan Rama duduk santai menatap tajam Lenno dan Anaz

"Kenapa kalian mengusir Sherina?" tanya Rama

Lenno mendesah pelan "Sudah lewat 7 bulan pa! Aku telah menceraikannya" ujar Lenno santai

Rama berdiri menatap putra satu - satunya, ada rasa kecewa dalam dirinya membiarkan anak sahabatnya mengalami ini semua. Tapi ini adalah keputusan yang dia buat juga.

Cinta Kedua (END) 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang