Bagian 23

9.2K 325 26
                                    

Sherina mempersilahkan sahabatnya itu masuk ke rumahnya dan Lenno, sudah di pastikan Lenno akan sangat murka dengan hadirnya wanita ini. Wanita yang pernah memuja dirinya.

"Duduklah" ujar Sherina halus

Syahnaz tersenyum "Sherin, jika kau tidak rela, aku tidak akan menikahi suamimu itu. Lebih baik kau cari wanita lain saja" Sherina menggeleng

"Buatku kau adalah pilihan yang terbaik untuk Lenno dan calon anak kalian, ehem anakku juga" ujar Sherina dengan senyum lembutnya

"Maafkan aku jika aku menyakitimu. Kau adalah sahabatku" ujar Syahnaz

Suara deru mobil memasuki halaman rumah, Sherina tau siapa yang datang. Senyumnya mengembang dan berjalan kearah pintu membukakan pintu untuk orang yang sangat dicintainya

"Bunda" sapa Lenno. Sepertinya Lenno sudah melupakan kekesalannya pada sang istri. Terlihat senyum manisnya menyambut Sherina

"Ayah" Sherina mencium punggung tangan Lenno. Lenno menariknya dalam pelukannya

"Bun, ayah rindu sama bunda" ujarnya membuat Sherina merona merah.

Syahnaz menatap sepasang suami istri yang berbahagia dari balik tirai. Hatinya memanas melihat laki - laki yang begitu dipuja bersikap manis pada wanita lain. Selama berhubungan dengan Lenno, Lenno tidak pernah bersikap baik lembut seperti itu. Alih - alih bermesraan, Lenno menyapa pun kadang tak mau. Sikap Lenno begitu dingin dan kaku. Syahnaz menghela napas dan kembali duduk manis di atas sofa dengan membaca majalah fashion di hadapannya. Berusaha bersikap santai.

Lenno menarik sang istri masuk ke dalam rumah, seketika tubuh Lenno menegang wajahnya tiba - tiba pucat. Pelukannya pada Sherina meluruh, saat matanya menatap wanita cantik duduk santai diruang tamu rumahnya dan Sherina.

"Ke- kenapa dia disini?" tanya Lenno terbata pada Sherina. Syahnaz yang mendengar percakapan itu mendongak dan menatap sepasang suami istri yang berdiri di ujung pintu menatapnya. Dengan senyum tanpa dosa dia berdiri dan menghampiri Lenno

"Hai" sapanya ramah.

"Sedang apa.. Sedang apa kau disini?" tanya Lenno

"Ayah kok gitu sih? Ini sahabat bunda, namanya Syahnaz" ujar Sherina

Syahnaz tersenyum "Kami sudah saling kenal kok, Sherin. Ya kan Lenno?" ujar Syahnaz melirik Lenno

"Ya-ya. Bunda! Aku ingin bicara denganmu" Ujar Lenno tegas kemudian berjalan meninggalkan kedua wanita itu

"Maafin Lenno ya, aku janji akan membantu. Tenang ajaa ya Anaz"

Anaz meraih tangan Sherina "Jangan dipaksakan, aku bukan mau merusak rumah tangga kalian. Aku hanya ingin membantumu Sherina" Sherina mengangguk, Anaz memang sahabat yang baik untuknya. Sangat mengerti dirinya. Dia akan lebih rela melihat Syahnaz dengan Lenno daripada wanita lain. Sherina pergi melangkah meninggalkan Syahnaz.

"Ckckckc sekarang boleh ya peluk - peluk Lenno, tapi tunggu sesaat lagi! Aku yang ada dalam rengkuhan Lenno! Sherina sayang, kau adalah sahabat baikku, saking baiknya rela berbagi suami" batin Syahnaz dan menyunggingkan senyumnya

****
Sherina melihat Lenno memunggungi dirinya menatap kearah luar jendela kamar, kedua tangan Lenno berada di pinggang. Menunjukkan bahwa suaminya tengah marah. Sherina menghembuskan napasnya pelan

"Ayah" panggilnga lembut Lenno berbalik dan menatapnya tajam. Sherina menunduk mendapat tatapan tajam begitu dari Lenno. Lenno yang sadar lalu berusahan meredam emosinya. Dia tidak ingi melukai istri tercintanya

"Kenapa dia ada disini? Dan kenapa kau bisa mengenalnya?"

"Syahnaz, dia beberapa kali menyelamatkanku. Ayah kau tau, jika bukan karena Anaz mungkin aku sudah tidak ada disini lagi. Aku dan Anaz menjadi sahabat"

Cinta Kedua (END) 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang