Bagian 17

9.5K 327 2
                                    

Drettt.. Drettt... Drett...

"Halo Riz" sapa hangat Sherin kepada sahabatnya

"Kamu dimana Sher?"

"Dirumah, kenapa ya?"

"Oh baguslah, aku sedang perjalanan pulang, bolehkah aku mampir?"

"Tentu saja. Kebetulan Lenno belum pulang"

"Oke"

Sherina sudah mandi dan merapikan dirinya, Arizta bilang dia akan berkunjung hari ini. Mungkin ada beberapa hal penting yang ingin dibicarakan Arizta sampai special datang ke rumah.

Tok... Tok... Tok..

Sherina membuka pintu dengan senyum manis merekah dibibirnya, wanita berambut pendek dan cantik itu tersenyum kearah Sherina mendekat lalu mengecup pelan kedua pipi Sherina

"Ayo masuk" ajak Sherina "Mau minum apa?"

"Kalau tidak repot aku ingin jus alpukat" jawab Rizta tertawa terbahak "aku hanya bercanda, air putih saja Sher" Sherina mengangguk dan berjalan masuk kedalam.

Bebrapa saat kemudian Sherina sudah keluar dengan membawa piring berisi potongna brownis dan air putih

"Wah, master chef kita lagi buat brownis, aku suka brownismu Sher, enak kau harus coba membuat toko kue" Arizta mengambil sepotong brownies dan memasukkannya kedalam mulut. Pahit. Sedikit keras. Arizta memicingkan matanya menatap Sherin. Biasanya kue apapun yang dibuat wanita ini pasti enak dan lezat, tapi ini...?? Mungkinkah dia sedang ada masalah?? Atau menyangkut Lenno pergi dengan wanita lain??

"Ada apa? Apa rasanya berantakan?" Sherina mengambil sepotong kue dan memakannya lalu memuntahkannya lagi

"Oh apa ini? Kenapa rasanya seperti ini. Maaf.. Aku akan menggantinya" Sherina hendak berdiri namun Arizta mencekal lengannya

"Aku ini sahabat suamimu sejak di Australi, begitupun denganmu kita sudah bersahabat selama 6 tahun. Walaupun aku tidak tau secara pasti, tapi aku merasakan ada sesuatu yang mengganjal di hatimu. Ada apa?" Sherina terdiam dia tidak mau menatap Arizta. Dia tidak akan mampu berbohong

"Aku tidak apa - apa, mungkin sedikit bad mood saja" ujarnya tersenyum

"Kau mencoba membohongiku? Aku tau kamu Sherin!! Ceritakan padaku apa yang membuatmu begini, apa masalah dengan Lenno? Apa.. Ehem.. Lenno berselingkuh?" tanya Arizta cepat

Sherin menggeleng kuat "Lenno laki-laki yang setia, tidak mungkin jika dia berselingkuh! Aku dan Lenno tidak pernah bertengkar atau punya masalah besar"

"Yaa aku tau sepanjang 6 tahun berumah tangga kalian selalu romantis seperti pengantin baru. Lalu apa masalahmu? Anak?" tanya Arizta yang di jawab anggukan pelan oleh Sherina.

Sherin menutup matanya ada buliran kristal jatuh dari matanya mmebasahi pipi
Arizta mengusap air mata itu, merapatkan tubuhnya pada Sherina menggenggam tangannya.

"Kau tau, aku, Dimas dan dokter kandungan terbaik di Australia sudah melakukan cek lab pada kamu dan juga Lenno, dan hasilnya tetap sama. Kalian sehat kalian baik - baik saja. Ini masalah waktu, Tuhan ingin mengujimu agar dia percaya bahwa kau mampu Mengemban tanggung jawab memiliki seorang anak" Sherin menatap mata Arizta

"Aku ingin menunggu dan yakin kepada Tuhan, tapi mereka? Mereka tidak mampu lagi menunggu"

"Mereka?"

"Orang tua Lenno, mereka ingin aku segera hamil" ujar Sherin dengan bergetar menahan tangisnya

"Minta mereka agar sabar, dan kau jangan pernah setres begini, itu menganggu programmu"

Cinta Kedua (END) 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang