1. The Trap

4.6K 172 3
                                    


Marina masih berdiri di depan cermin kamarnya untuk memastikan kalau dia tidak tampil memalukan malam ini. Walau bagaimanapun ia harus berpenampilan sopan di hadapan tamu Ayahnya yang tidak lain adalah keluarga calon tunangannya yang ia tahu bernama Mario, selebihnya ia tidak tahu apapun tentangnya.

"Kau sudah cantik, sayang. Ayo kita turun, sebentar lagi mereka datang," ucap Ayahnya yang tiba-tiba menyembul di balik pintu kamarnya.

Rin mengangguk dan tersenyum tipis, lalu mengikuti langkah Ayahnya ke ruang tamu. Entah ini benar atau tidak, tapi kemarin ia datang dan memutuskan untuk menerima perjodohan ini. Jantungnya berdegup tidak karuan membayangkan bagaimana rupa calon suaminya nanti. Apakah tampan seperti dugaannya, atau ... ia tidak berani membayangkan lebih jauh lagi.

"Kau pasti akan menyukainya, calon suamimu itu sangat tampan dan terkenal," kata Ayahnya seolah mengetahui isi hati puterinya tersebut.

"Terkenal? Benarkah?" Rin mengerutkan dahinya, tapi belum sempat ia bertanya lagi, suara bell pintu menginterupsinya.

Benar saja, tidak lama kemudian kedua pria asing memasuki ruang tamu mereka. Tunggu, sepertinya wajah pemuda itu tidak asing lagi. Dia kan ...

"Mario dan Forbs, silakan duduk. Mungkin sebaiknya kita langsung ke ruang makan saja karena makanannya sudah siap. Ah, tapi sebelumnya perkenalkan ini puteriku, Marina Alexandra." Ayahnya memperkenalkan mereka dengan sumringah.

"Mario Alexander." Pemuda itu mengulurkan tangannya yang disambut dingin oleh Rin tanpa berkata apa-apa. "Kau pasti sudah mengenalku, bukan? Aku juga sering melihatmu di beberapa fashion show, kau desainer yang hebat," pujinya sambil memberikan senyum mematikan untuk para wanita.

"Terima kasih," balas Rin sopan, tak ingin memperpanjang pembicaraan dengannya.

Siapa yang tidak kenal Mario Alexander? Nama itu seringkali mampir di telinganya ketika ia sedang berhadapan dengan para kliennya, terutama para wanita muda. Belum lagi para modelnya yang sering terlibat cinlok dengannya. Nama itu seolah menjadi 'santapan' wajib yang harus didengarnya setiap hari. Ada saja gadis yang baru memulai hubungan dan kemudian patah hati olehnya, dan itu hanya selang beberapa hari saja. Karena itu, ia memilih menghindarinya setiap kali bertemu di suatu acara. Tidak menyangka kalau Mario masih mengingatnya.

Oh, kenapa dia tidak dijodohkan dengan pria yang lebih normal saja? Rin meliriknya sekilas, pemuda itu terlihat kesal, mungkin karena usahanya untuk memikat Marina tidak berjalan lancar, jadi ia memilih diam mendengarkan pembicaraan para orang tua.

"Kalian tahu, kami sepakat untuk memberi nama yang hampir mirip begitu kalian lahir dan berniat menjodohkan kalian berdua saat itu juga. Karena awal persahabatan kami juga dikarenakan persamaan nama depan kami, dan kami ingin persahabatan ini berubah menjadi ikatan persaudaraan. Jadi kalian sudah sepakat, bukan?" kata Alexander Forbs, Ayah Mario, dengan nada ceria yang tidak dibuat-buat. Sepertinya beliau adalah orang yang menyenangkan.

"Demi Papa, aku menerima perjodohan ini," ucap Marina tegas.

"Bagaimana denganmu, Anak Nakal?"

Mario mendelik dipanggil seperti itu oleh Ayahnya, ia bisa mendengar tawa tertahan dari gadis yang duduk di sebelahnya itu meskipun samar. "Dad tahu kalau aku tidak punya pilihan lain, meskipun aku berulangkali menolaknya," ujarnya ketus.

"Jaga bicaramu! Kukira kita sudah sepakat tentang video itu," ancam Alex Forbs datar, namun Rio sedikit mengkerut karenanya.

"Aku juga punya seorang kekasih yang bahkan lebih segalanya darimu. Berhentilah menyombongkan dirimu sendiri, playboy!" desis Rin lirih namun cukup keras untuk didengar oleh Mario dan Ayahnya yang duduk di sampingnya.

Trapped in Wedding (Wedding Series #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang