I love you. Apakah ia tidak salah dengar? Mario bilang cinta padanya? Entah kenapa Marina merasa ada kembang api yang meletup-letup dalam dadanya, membuatnya hangat dan ingin selalu tersenyum.
"Lalu, tentang perceraian kita?" tanya Marina ragu.
"Tidak akan ada perceraian kalau itu yang ingin kau dengar."
"Hubunganmu dengan Renata?"
"Aku tidak punya hubungan apa-apa dengannya. Semalam aku hanya ingin membuatmu cemburu saja. Apakah rencanaku berhasil?" goda Mario, ia mendekatkan wajahnya pada Marina sehingga membuat gadis itu merona.
"Kau tampak cantik dengan rona merah itu, setidaknya kau tidak terlihat seperti mayat hidup lagi," kata Mario terkekeh.
"Apa kau menyesal menikah dengan mayat hidup?"
"Tidak sama sekali. Yang aku sesalkan adalah kalau kau meninggalkanku."
"Kalau begitu, aku ingin menjadi isteri yang baik untukmu."
"Kau isteri terbaik yang kumiliki," Mario mengecup kening isterinya sekilas dan terdengar gadis itu mendesah.
"Ada apa?" tanya Mario heran.
"Kau menginginkanku," Marina memberikan pernyataan.
"Aku tidak ingin memaksamu kalau kau belum siap. Istirahatlah, aku mau mandi dulu," belum sempat Mario bangkit, gadis itu sudah mencium bibirnya untuk menggoda.
"Kau mau berendam di kamar mandi, huh?" sindir Marina geli, sementara Mario memerah menahan malu.
"Kau jangan menggodaku, sayang. Atau kau akan merasakan akibatnya!" ancam Mario pura-pura marah.
"Apa akibatnya?" tantang Marina sambil bersedekap di depan dada.
"Jangan salahkan aku karena kau yang memaksa, Nyonya Alexander."
Mario mendekati Marina dengan ragu-ragu karena gadis itu terlihat begitu menggoda. Ia mendorong tubuhnya sampai mereka berdua berbaring kembali ke ranjang.
"Lakukanlah, aku milikmu," bisik Marina dalam dekapannya.
"Kau yakin?" tanya Mario serak, ia tidak percaya pada pendengarannya, hanya sebuah anggukan yang menjawab pertanyaannya dan itu sudah cukup untuknya.
-
"Apa itu tadi buruk?" tanya Marina dengan napas memburu, di sebelahnya Mario juga tidak kalah ngos-ngosan.
"Itu luar biasa. Terima kasih, sayang." Mario kembali memeluknya, "Apa aku menyakitimu?"
Selain rasa sakit di bagian bawahnya, ia merasa sangat baik-baik saja.
"Sedikit. Apa kau selalu melakukan ini dengan kekasih-kekasihmu sebelumnya?"
Ia bisa merasakan tubuh Mario menegang lalu melepaskan pelukannya dan menatapnya tajam. Marina pikir suaminya akan marah karena ia pertanyaannya, tapi kemudian Mario malah tersenyum padanya.
"Apa kau berpikir aku seburuk itu? Asal kau tahu saja, ini juga yang pertama untukku, makanya aku tidak tahu harus menjawab apa saat kau bertanya tadi," jawab Mario jujur.
Gadis itu terbelalak, kaget sekaligus bahagia. "Tapi, dari berita yang aku dengar..."
"Jangan dengarkan gosip murahan, sayang. Aku memang berkencan dengan banyak wanita, tapi bukan berarti aku juga meniduri mereka. Aku tidak mau salah satu dari mereka datang padaku dan mengaku hamil anakku nantinya. Aku hanya melakukan sedikit french kiss dan mereka menghabiskan uangku. Itu adil, bukan?"
Meskipun sedikit bergidik mendengarnya, tapi Marina senang pria itu mau bicara jujur padanya.
"Maafkan aku sudah menuduhmu macam-macam."
"Tidak masalah. Asal kau mau berjanji satu hal padaku."
"Apa itu?"
"Berjanjilah kau akan belajar menerima dan mencintaiku."
Marina mengangguk samar, "Aku akan berusaha. Tapi aku tidak bisa berjanji akan melakukannya dengan cepat. Hatiku masih belum bisa melupakannya."
Hati Mario seakan tergores mendengar perkataan isterinya, tapi ia juga memahami penderitaan Marina selama ini. "Aku mengerti, sayang," ucapnya pahit.
Mario semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh polos itu. Ia sangat senang dengan keadaan ini, di mana Marina mempercayakan hidupnya padanya.
"Kau mau melakukannya lagi?" tanya Marina.
Mario tertawa lepas mendengar pertanyaan isterinya. Gadis itu yang menyadari kalau pertanyaannya itu menyiratkan undangan untuk suaminya berusaha menyembunyikan wajahnya makin dalam di dada Mario.
"Aku suka kau yang seperti ini. Agresif sekali! Aku akan dengan senang hati melakukannya kalau saja kau tidak sedang sakit. Tapi sekarang kau harus banyak beristirahat. Kita masih punya banyak waktu lain kali, karena sekarang kau adalah milikku sepenuhnya."
Mario tidak pernah menyangka bahwa jatuh cinta akan sebahagia ini. Kalau saja ia mengenal Marina sejak dulu, mungkin ia tidak akan menjadi seorang playboy yang mempermainkan hati banyak wanita.
Sekarang ia berjanji untuk selalu setia pada isterinya, hanya Marina seorang. Gadis yang ia cintai. Hari-harinya sebagai playboy sudah berakhir. Good bye player! Welcome a good man! Soraknya dalam hati.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped in Wedding (Wedding Series #1)
RomancePENGUMUMAN! CERITA SUDAH DITERBITKAN. SEBAGIAN ISI CERITA SUDAH DIHAPUS! :) Sinopsis Trapped in Wedding Berawal dari persahabatan kedua ayah mereka, Marina dan Mario harus menjalani sebuah perjodohan yang mereka tentang habis-habisan. Berbagai renca...