"Kau mau mengajariku berkuda?" tanya Rin, matanya lekat memandangi kuda cokelat yang kini berada di depannya. Ia sudah sepakat menyewa dua kuda untuknya dan Jason.
"Sebenarnya aku juga belum terlalu mahir, tapi kalau hanya mengajari cara naik kuda yang benar sih aku bisa," sahut Jason jujur, ia sudah siap dengan kuda hitam di sebelahnya.
"Oke, tidak masalah. Aku tidak berniat untuk ikut balap kuda dalam waktu dekat ini kok," balas Rin terkekeh.
Jason mengikat tali kudanya ke pagar, dan beranjak untuk membantu Rin naik. "Kaki kiri duluan, lalu naik dengan perlahan. Jangan sampai membuat kudanya kaget."
Rin mengikuti instruksi Jason, tapi selalu kesulitan untuk naik ke pelana. Beberapa kali kudanya meringkik karena terkejut dan membuat Rin jatuh.
"Auw, sakit!" keluhnya sambil mengusap bokongnya yang terjun bebas ke tanah.
"Sini aku bantu," Jason mengulurkan tangannya.
"Terima kasih," ucapnya meraih tangan Jason dan menepuk belakang celananya yang kotor.
Marina mencoba sekali lagi dengan dipegangi oleh Jason dan akhirnya ia berhasil naik dengan mulus.
"Sekarang pegang talinya dan tarik perlahan. Jangan terlalu kencang, santai saja," Jason meneruskan instruksinya.
Rin mengangguk dan melakukan apa yang Jason perintahkan, ternyata tidak sesulit perkiraannya. Dalam sekejap kudanya sudah berjalan santai menelusuri padang rumput.
"Bagus. Kau hebat, Rin!" puji Jason setengah berteriak
"Jangan gerakkan kakimu terlalu keras, nanti kudanya ngamuk!"
Rio hanya mendengus pelan melihat adegan yang tercipta beberapa puluh meter di depannya.
"Mario, aku lapar. Bagaimana kalau kita makan? Lagipula di sini panas sekali, kulitku bisa gosong kalau diam di sini terus," rengek Renata, ia merangkul lengannya dan menyandarkan kepalanya di bahu Rio seperti parasit.
"Kau mau berkuda?" tanya Rio.
"Tidak! Aku tidak mau! Kalau aku jatuh gimana? Aku gak mau kulitku lecet saat pemotretan nanti," Renata menolak mentah-mentah ajakannya.
Pria itu berdecak kesal. Kenapa ia harus berkencan dengan gadis yang drama queen dan over lebay seperti dia sih?
"Tolong! Toloongg aku!" samar-samar Rio bisa mendengar suara jeritan yang terasa familiar.
Ia menajamkan matanya dan tertegun melihat kuda yang ditumpangi Rin melaju dengan sangat kencang. Jason mengejar dengan kudanya tapi tertinggal dalam jarak yang sangat jauh. Gadis itu masih saja berteriak-teriak minta tolong sambil memeluk leher kudanya dengan erat.
"Rin?" tanpa banyak bicara, Rio segera mengambil salah satu kuda yang ia sewa bersama Renata dan menaikinya tanpa menghiraukan panggilan Renata yang memintanya kembali.
Kudanya melaju sangat kencang tapi jaraknya masih sangat jauh. Beberapa menit kemudian ia berhasil menyusul Jason yang kepayahan mengejar Rin. Ia tidak mempedulikannya dan terus mengejar gadis itu.
"Tarik talinya kuat-kuat, Rin!" teriak Rio ketika jarak diantara mereka sudah cukup dekat.
Gadis itu tidak merespon ucapan Rio, sepertinya ia terlalu shock dan ketakutan sehingga tidak bisa berbuat apa-apa. Rio bisa melihat wajah gadis itu yang seputih kapas sambil tetap memeluk leher kudanya kuat-kuat, hal terakhir yang bisa dilakukannya.
Beberapa puluh meter di depan mereka ada pagar besi yang cukup tinggi, yang memisahkan antara lapangan berkuda dan lapangan golf tempat ayah mereka bermain. Kalau kuda itu tidak segera dihentikan, bisa fatal akibatnya.
"Pegang talinya, Rin! Aku mohon, dengarkan aku!" teriak Rio lagi sekuat tenaga.
Kali ini usahanya membuahkan hasil, Rin menoleh ke belakang dan ia bisa melihat gadis itu menangis ketakutan.
"Cepat tarik talinya!"
Dengan keberanian yang tersisa, Rin menarik tali kekang kudanya sekuat tenaga. Kuda itu tersentak lalu mengangkat kedua kaki depannya sambil meringkik.
"Riinnn!!!" jerit Rio panik.
Tubuh gadis itu terlempar beberapa meter ke tanah. Rio akhirnya berhasil sampai ke tempat itu dan menghalangi kuda Rin yang sedang ngamuk. Bisa gawat kalau kuda itu menginjak-injak tubuh mungil Marina.
Beberapa petugas penyewaan kuda yang sejak tadi terus mengejarnya di belakang akhirnya sampai di tempat mereka dan mengurus kuda-kuda itu. Sebagian menghambur ke arah Rin yang masih tergeletak di tanah.
Rio bergegas turun dari kudanya dan berlari menuju gadis itu. Alex Origa dan Alex Forbs yang sedang bermain di dekat situ pun mendengar teriakan anak-anak mereka tadi dan bergegas menghampirinya.
"Apa yang terjadi pada putriku?!" Alex Origa tergopoh mendatanginya bersama Ayah Rio.
"Kita harus membawanya ke rumah sakit, Oom," jawabnya singkat.
Rio menggendong gadis yang masih tidak sadarkan diri itu dan bergegas membawanya ke mobil. Sambil berjalan ia memerhatikan keadaan Rin, tidak ada darah yang keluar karena rumput disitu memang cukup tebal. Tapi ia tidak mau mengambil resiko akan terjadi luka dalam padanya.
"Bertahanlah, Rin. Ada aku di sini," bisiknya menenangkan dirinya sendiri.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped in Wedding (Wedding Series #1)
RomancePENGUMUMAN! CERITA SUDAH DITERBITKAN. SEBAGIAN ISI CERITA SUDAH DIHAPUS! :) Sinopsis Trapped in Wedding Berawal dari persahabatan kedua ayah mereka, Marina dan Mario harus menjalani sebuah perjodohan yang mereka tentang habis-habisan. Berbagai renca...