Mario melangkah dengan linglung. Kenapa Ayahnya memintanya datang ke rumah sakit? Sebenarnya siapa yang sakit? Sejak tadi pertanyaan itu terus menggelayut di benaknya. Pesannya hanya dibalas dengan ancaman singkat, 'Ruangan VVIP kamar no 5. Kalau tidak, kau mati!'
Rio sedikit bergidik dengan ancaman Ayahnya, oleh karena itu ia mempercepat langkahnya. Namun, ia berhenti saat matanya menangkap dua rangkaian bunga mawar putih diletakkan di sisi kiri dan kanan kamar yang ditujunya.
'Kenapa ada bunga segala? Apa ini pelayanan kamar? Tapi, di depan pintu kamar lainnya tidak ada!' pikirnya bingung, namun tak urung ia masuk juga.
Mario semakin bingung ketika membuka pintu kamar dan melihat banyak orang di sana yang menatapnya. Ada beberapa orang yang tidak dikenalnya menatap takjub di sofa pojok, tapi beberapa lainnya yang ia kenal adalah kerabat dekat Ayahnya. Karangan bunga serupa di pintu tadi terlihat di mana-mana dalam ruangan ini. Di tengah-tengah ruangan, ia melihat ranjang yang di atasnya terbaring calon mertuanya yang gagal. Sebenarnya apa yang terjadi?
"Oom! Oom baik-baik saja, kan?" Mario menghampiri ranjang Alex Origa dengan cemas, sementara pria tua itu hanya tersenyum lembut.
"Jadi ini pengantin prianya?" tanya seorang pria yang duduk di sofa dengan wajah tidak percaya.
"Aku tidak menyangka kalau Marina akan menikah dengan aktor terkenal," sambung wanita di depannya, yang kemungkinan besar isteri pria itu.
"Pengantin? Menikah? Ada apa ini, Dad?!" tanya Mario bingung, bukankah Davian bilang kalau pernikahan itu akan dibatalkan?
Mario menatap Ayahnya meminta penjelasan. Kenapa wajah semua orang terlihat gembira padahal Oom Alex sedang sakit?
"Atas permintaan Marina, kau akan menikah dengannya sekarang juga," jawab Ayahnya.
"APA?!!" Mario terbelalak, sepertinya bakat suara Alex Forbs memang menurun padanya. Buktinya orang-orang yang ada di kamar itu sampai harus menutup telinga mereka. "Bagaimana bisa? Davian bilang...,"
"Kau mau menikah sekarang atau tidak sama sekali?!" potong Davian dengan nada mengintimidasi yang sama seperti terakhir kali mereka bertemu.
"Tapi, aku... Bagaimana dengan kontrak kerjaku?" keluhnya bingung.
"Jangan khawatir, Kiddo! Kami semua yang hadir di sini akan merahasiakan pernikahan kalian. Setelah kontrakmu selesai, baru kita akan mengadakan resepsi yang sebenarnya," Alex Forbs menjelaskan.
Mario menatap semua orang yang mengangguk sambil tersenyum tulus padanya. Ia bisa sedikit lega sekarang, tapi, tunggu dulu! Di mana Marina?
Kenapa gadis itu berubah pikiran dan mempercepat pernikahannya? Bukankah sejak awal gadis itu bersikeras untuk membatalkan perjodohan ini? Permainan apa yang dimainkan oleh gadis itu? Mario tidak habis pikir dengan Marina, kenapa semuanya berubah drastis hanya dalam hitungan jam?
"Ganti bajumu dengan ini!" perintah Ayahnya sambil mengulurkan satu setel jas dan kemeja putih yang masih terbungkus plastik.
Tanpa banyak bicara, Mario meraihnya dan berjalan ke kamar mandi. Ia tidak menyangka kalau dalam waktu beberapa jam lagi ia akan berganti status menjadi seorang suami. Baru saja beberapa saat yang lalu ia meratapi 'patah hati'nya, dan sekarang ia akan menikah dengan gadis yang sama, yang membuatnya patah hati. Ini benar-benar gila! Bahkan dalam fantasi terliarnya sekali pun ia tidak pernah membayangkan akan menikah di rumah sakit dalam keadaan seperti ini.
Mario keluar dari kamar mandi setelah selesai berganti pakaian dan bersamaan dengan itu, pintu kamar rawat Alex terbuka. Di depannya berdiri seorang gadis dengan gaun satin panjang berwarna putih yang elegan. Rambutnya ditata sedemikian rupa dan dihias dengan bunga mawar putih, senada dengan nuansa kamar ini. Make up tipisnya menambah kecantikan alami gadis itu yang menguar dari dalam dirinya. Gadis itu terlihat sederhana dan sangat cantik!
Untuk sesaat ia terpesona akan kecantikan Marina, ia seolah melihat bidadari yang baru turun dari surga. Ketika gadis itu melangkah melewatinya, barulah ia tersadar ketika mencium wangi mawar yang memenuhi indera penciumannya.
"Ehm, boleh kita bicara sebentar, Marina?" tanya Mario, berusaha terlihat datar.
Marina mengangguk, lalu berjalan mendahuluinya keluar lagi.
"Aku butuh penjelasan! Lelucon macam apa yang kau mainkan padaku?" desis Mario tajam setelah dirasa agak jauh dari kamar itu.
Gadis itu diam sejenak, berusaha menetralkan jantungnya yang berdebar tidak karuan meskipun ia sudah menduga kalau hal ini akan terjadi. Semoga keputusannya kali ini tepat.
"Tidak ada permainan atau lelucon apapun, Mario! Saat kau melihat Ayahmu baru saja terlepas dari maut dan ia menginginkan pernikahanmu, apa yang akan kau lakukan?" ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
"Aku akan mengabulkan permintaannya," jawab Mario mantap.
"Itulah yang aku lakukan sekarang."
Mario menatap gadis itu dalam-dalam lalu menarik napas panjang dan menggenggam jemari Marina yang terasa dingin dan berkeringat.
"Kalau begitu, ayo, kita menikah!" kata Mario tegas sambil tersenyum lembut, membuat jantung Marina hampir melompat dari tempatnya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped in Wedding (Wedding Series #1)
RomancePENGUMUMAN! CERITA SUDAH DITERBITKAN. SEBAGIAN ISI CERITA SUDAH DIHAPUS! :) Sinopsis Trapped in Wedding Berawal dari persahabatan kedua ayah mereka, Marina dan Mario harus menjalani sebuah perjodohan yang mereka tentang habis-habisan. Berbagai renca...