chapter 39

3.5K 203 4
                                    

Prilly pov

"Kke tar lu jangan kayak gitu lagi yah." Ucapku padanya. Saat di kelas.

"Iyahh. Prilly." Balas Kee sambil tersenyum.

"Gw bingung deh. Kenapa sih takdir harus ada. Emangnya kita ga bisa nentuin hidup kita sendiri apa?!" Tanyaku. Yah, aku bertanya seperti itu karena, jika tidak ada takdir mungkin aku memelih untuk bahagia selamanya, tanpa diganggu.

"Hahahaha. Aneh lu." Katanya sambil tertawa.

"Yaiyah. Kalo boleh milih gw ga mau ada takdir." Kataku lagi bersikeras.

"Kalo takdir memilih lo dan Ali bersatu. Apa lo mau ngerubah takdir itu?" Tanya Kee sambil mengangkat sebelah alisnya dan mencobdongkan badannya ke arahku. Aku hanya terdiam. Tidak tahu harus berbuat apa.

"Prill- prill. Lo tau daun maple?" Tanya Kee tiba- tiba.

"Taulah." Jawabku.

"Daun maple yang kuning dan kering kenapa bisa jatuh." Tanya Kee lagi.

"Karena daun itu udah rapuh dan ga bisa bergantung lagi pada rantingnya." Jawabku.

"Salah." Bantahnya.

"Loh kok salah." Kataku.

"Karena daun ga selalu bergantung pada pohon. Ia akan melepaskan diri dan membuat angin membawa takdirnya serta menerima segala konsekuensi. Apakah dia akan jatuh, rapuh, atau sebagainya." Kata Kee. Aku masih tidak mengerti apa yang dia ucapkan.

"Masih ga ngerti?" Tanya Kee. Aku menggeleng dan dia hanya tersenyum.

"Misalkan hidup lu itu daun dan Ali itu angin. Lo ga mungkin selalu bertahan pada ranting. Pasti angin akan membawa lo pergi. Dan itu karena apa?" Tanya kee.

"Takdir." Jawabku. Lalu dia tersenyum puas. Jadi, ini maksudnya. Seperti daun tersebut dia terbang tertiup angin karena takdir. Berarti itu takdirnya. Takdirku adalah dengan Ali.

-skip-

"Haii." Sapaku saay sampai di kelas Ali. Dia sedang memberaskan buku.

"Haii." Balasnya." Kamu kayaknya kamu happy banget."

"Iyah donk. Aku abis belajar sesuatu." Ucapku saat semua anak sudah keluar. Kecuali Ali dan Jordan.

"Belajar biologi." Ceplos Jordan.

"Iiihhh. Ganggu aja lo sono!!" Usirku.

"Iyah bye." Ucapnya lalu keluar.

"Belajar apa?" Tanya Ali saat kami sampai di ambang pintu.

"Takdir." Ucapku lalu wink ke dia dan berlari kecil keluar kelas.

*********
Hyy. Gw kambek. Comment donk. Kekeke.

Because of music (aliando prilly)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang