Dinding

108 4 0
                                    

"Beritahu aku semua yang kamu tahu dong"
Ucapku menatap lurus ke arahnya.

Tak bisa kupungkiri lagi, sudah kusadari. Diriku masih saja mencari sosok Leo

Aku ingin mengetahuinya lebih dalam. Aku ingin tahu segala seluk-beluknya.

"Yang aku tahu? Maksudnya aku?" Ucap Ethan berbalik bertanya

"Bukan..a..aku maksudku. Semua tentang Leo yang kamu ketahui" ucapku tertunduk. Aku tahu ini permintaanku yang bodoh

"Untuk apa kamu ketahui lagi?" Tanya Ethan. Benar juga sih. Sebenarnya untuk apa aku ketahui lagi

"Entahlah.. aku cuma ingin tahu..."

"Jika kamu tahu, apa itu akan...." Ethan menghentikan ucapannya. Apa yang mau diucapkannya?

"Apa?"
"Tidak.. baiklah.. bercerita dimana?"
"Terserah saja." Ucapku. Tidak peduli mau dimana saja, aku hanya ingin mendengar saja
"Oke.. ikut aku"

***

Kami memasuki sebuah gedung kosong yang gelap sekali. Gawat, mau apa dia membawaku ke tempat ini. Apa mau berbuat macam-macam?

Jantungku terus berdebar melihat dia menarik tanganku, menuntunku ke jalan yang semakin sempit dan semakin gelap

Kenapa dia membawaku ke tempat seperti ini

"Ehmm.. Ethan.. kenapa disini gelap sekali?"
"Jangan khawatir, awalnya memang begini tapi kamu akan merasa senang nanti."
"Se..senang kenapa?" Tanyaku
"Karena ini akan memuaskanmu"

Deg

Memuaskanku? Maksudnya?

"Hah?? Maksudmu, kita berdua?"
"Tentu dong siapa lagi?"
"Ta..tapi.. kenapa gelap-gelap begini?"
"Tenanglahh.. nanti kamu akan terbiasa.. malahan kamu akan ketagihan dan akan meminta lagi" ucapnya santai

Deg.deg.deg.deg.deg

Apakah maksudnya dia ingin melakukan 'itu'? Aku benar-benar terkejut. Aku belum siap melakukan ini. Membayangkannya saja tidak pernah. Sekarang aku akan melakukannya? Ya ampun!

"Tapi ini pertama kalinya buatku"
"Iya.. aku tahu.. makanya aku mengajakmu kemari, supaya kamu pernah" ucapnya

Kurasakan wajahku memanas. Apa yang akan terjadi setelah ini. Apa dia serius benar-benar ingin melakukan 'itu' denganku?

"Apa kamu pernah melakukannya?" Tanyaku ingin tahu. Ini kan pertama kalinya buatku. Apakah dia juga yang pertama kali?

"Apa? Melakukan ini?" Tanyanya padaku
Aku mengangguk

"Tentu saja aku sering. Sudah tingkat profesional laahh" ucapnya

Deg
Dia sudah sering melakukannya ternyata. Pantas saja, dia kelihatan percaya diri. Hatiku sedikit... memanas

"Ooh.. jadi kamu menikmatinya?" Tanyaku lagi

"Tentu saja. Rasanya puas sekali. Tubuhmu akan terasa segar setelahnya" ucapnya

Aku diam saja membiarkan dia menuntun jalanku

"Nahh.. ayo kita naik.. kita sudah hampir sampai" ucapnya sambil menunjuk tangga

"Ahh. Sudahlah.. cari saja cewek lain"
Ucapku padanya. Moodku sudah memburuk dibuatnya

"Hae? Apa maksudnya? Kan kamu yang mau?"ucapnya

Dia terlalu banyak sandiwara

"Kok jadi aku yang mau.. kan kamu yang mau, makanya kamu mengajak aku kesini kan?" Ucapku. Jangan kira kamu bisa mengambil keuntungan dariku ya!

"Loh loh.. tapi kamu yang mau aku bercerita, ya kubawa saja kamu ke tempat ini. Aku jamin kamu akan senang.."

"Ya.. hanya bercerita, tidak perlu membawaku ke tempat gelap begini kan? Kamu mau ambil kesempatan dariku, dengan melakukan 'itu' denganku? Cari saja cewek lain yang bersedia melakukan'nya' denganmu! Aku tidak mau!!" Ucapku panjang lebar. Aku tidak percaya ternyata dia sangat jahat

"Tunggu-tunggu.. apa maksudmu 'itu'?" Tanya nya dengan wajah bingung

Masih bisa bertanya lagi dengan muka sepolos itu! Dasar

"Tidak perlu berpura-pura polos deh.. Aku tahu yang kamu maksud!"

"Tunggu,tunggu." Dia menghentikan langkahnya

"Maksud kamu 'itu'..."

"'Itu' ya 'itu'! Kamu ingin melakukannya denganku kan? Makanya kamu mengajakku ke tempat gelap begini! Ngaku saja deh. Kamu bilang kamu mau memuaskanku! Yang ada kamu memuaskan dirimu sendiri. Aku tidak akan mau!"

"Anna... 'Itu' maksudnya..... seks?" Tanyanya padaku

Sial.. aku merasa wajahku memanas. Tampaknya wajahku sudah memerah

"I..iya tentu saja. Kamu ingin melakukannya padaku kan?"

Hening beberapa detik
Kemudian.....

"BHAHAHHAHAHAHAHAHAAH!! Kamu lucu sekali! Benar-benar lucu!" Ucapnya sambil tertawa terbahak-bahak

"Apa yang lucu?" Tanyaku jengkel. Kenapa sih orang ini

Setelah ia puas tertawa ia berkata "Anna..kamu kira aku mengajakmu untuk 'menyatu' kah? Tidak secepat itu dong.. gedung ini memang gelap, karena ini kan gedung kosong. Aku menyuruh kamu naik ke atap gedung ini, bukan menyuruhmu ke kamar. Heheheeh" jelasnya panjang lebar

"Oh ya? Jadi maksudmu ingin membuatku puas dan ketagihan?" Oo.oww malunya ternyata akulah yang mesum

"Pemandangan disini sangat bagus Anna, biasakan perempuan suka hal yang beginian. Aku pikir ini bisa membuat perasaanmu membaik bukan? Dan.. kamu pasti akan bolak-balik meminta datang kemari. Begitu maksudnya.." ujarnya nyenyir menampilkan gigi taring mungilnya itu

Ooohh.. siapa saja tolong tampar mukaku.

Aku malu sekali

"Ooh.. maafkan aku.. soalnya gelap-gelap kan identik dengan itu" ucapku sepolos mungkin

"Kemudian kamu bilang kamu sudah sering melakukan ini. Melakukan apa maksudnya?" Tanyaku bingung

"Ooh itu.. aku suka berlatih di atap ini. Lambat laun, aku pun mahir melakukan hobiku ini" jelasnya

Akupun mengangguk tanda mengerti.
Aku sudah malu sekali atas kesalahpahaman tadi, tampaknya aku ini begitu mesum yaa..

Dia tersenyum ke arahku
Dia terdiam lama

Tiba-tiba ia memelukku

"Aku sudah pernah bilang bukan? Kalau kamu mau dariku, kamu harus belajar menyukaiku bukan? Karena jika kamu belum menyukaiku, kamu tidak mungkin akan menikmatinya. Kamu ingat?"

Deg.deg.deg.deg.deg.deg

Suaranya terdengar... sedih?

"Aku tahu. Saat ini hanya ada satu orang yang telah menempati hatimu. Itu bukanlah aku. Benarkan?" Tanyanya masih memelukku

Aku tidak bisa menjawabnya, ia memelukku dengan sangat erat.

"Aku sudah menyuruhmu bersabar bukan?" Ucapnya sembari melepaskan pelukannya

Tiba-tiba ia menyudutkan aku ke dinding. Dengan kedua tangannya menutup jalan di kiri dan kananku. Jarak kami begitu dekat.

Di dalam kegelapan ini. Ia benar-benar sangat tampan

Tangan kanannya tiba-tiba menyentuh dan mengelus-ngelus bibirku

"Kamu kira aku tidak ingin menikmati ini Anna? Aku sangat ingin sebenarnya..."

Iyakah?

"Tapi, aku tidak ingin memanfaatkan rasa patah hatimu..."

Tangan kirinya menahan tangan kananku di dinding ini

Dia mendekatkan wajahnya ke wajahku

"Cintailah aku..."









***









To be continued

Who Told Me To Try Them AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang