Tamu (2)

67 4 0
                                    

"Kau mau apa kemari?" Tanya Ethan memecah keheningan

Aneh bukan? Melihat Leo berdiri di depan rumahku. Masih lengkap berbalut seragam sekolahnya. Ini berarti.. sejak ia pulang sekolah ia sudah berada disini. Untuk apa?

Ia menatap kami berdua lama

"Ah Anna.. kamu baru pulang ya?" Ucapnya sambil tersenyum, tidak menghiraukan pertanyaan Ethan

"Kamu daritadi kemana saja? Kok masih berseragam?" Tanyanya lagi sambil melihatku menyelidik. Iya, sejak pulang sekolah tadi aku belum pulang ke rumah, sebab aku langsung pergi ke sekolah Leo.

"Sejak kapan kamu suka keluyuran Anna? Sudah begini sore kamu baru pulang?" Tanyanya menginterogasiku.

Tunggu dulu. Apa haknya mengaturku?

"Kenapa kamu jadi begini liar Anna? Apa karena kamu berteman dengan dia?" Tunjuknya pada Ethan tanpa melirik padanya. Kontan saja tubuh Ethan terasa menegang mendengar apa yang diucapkan Leo. Aku bisa merasakan geraman tertahan Ethan.

"Kenapa kalian saling berpegangan tangan heu? Apa yang tadi siang kalian katakan itu benar?" Tanyanya lagi. Kenapa ia terus bertanya? Apa urusannya dengan dia? Apa mungkin dia cemburu?

Ups.. melihatnya terus bertanya begitu, tak dipungkiri di dalam hatiku ada sedikit rasa kegirangan, dan sedikit rasa... rindu? Mengingat dulu dia selalu menjemputku di depan rumahku, lengkap dengan gaya khasnya bersandar di dinding. Kemudian ia akan menyambutku dengan senyum yang begitu hangat, senyum yang begitu kurindukan, senyum yang saat ini tidak ditampakkannya lagi, melainkan wajah garang yang tampak keras, seakan-akan kapan saja ia bisa menerkam kami. Menerkam Ethan..

"Apa saat ini kalian benar-benar pacaran Anna?" Tanyanya padaku.

O-ow..

"Tentu saja kami benar-benar pacaran!!" Jawab Ethan tiba-tiba

"DIAAM! AKU TIDAK MENYURUHMU IKUT CAMPUR! AKU INGIN MENDENGARNYA LANGSUNG DARI ANNA!" Teriak Leo tiba-tiba, membuat jantungku langsung berdetak dengan sangat kencang. Tidak biasanya ia berteriak seperti itu, Leo yang kukenal biasanya selalu bersikap lembut. Baru kali ini aku melihatnya begini marah

"Katakan Anna! Kalian benar-benar pacaran?!"

"I..iyaa! Kami benar-benar pacaran!" Jawabku sedikit kutegaskan. Tidak mungkin kan aku katakan padanya bahwa kami hanya berpura-pura pacaran?

"Cihh.. Siaal!" Ucap Leo sambil mengepalkan tangannya

Tiba-tiba dengan cepat ia menarik bahuku dengan kedua tangannya. Membuat tubuhku sedikit terangkat mendekatinya. Ia sedikit membungkukkan tubuhnya agar sejajar denganku

"Katanya kamu mencintaiku, kenapa... begini cepat kamu menggantikanku?" Tanyanya dengan suara sedikit melembut. Tentu saja, dengan jarak sedekat ini, aku bisa melihat wajahnya dengan jelas. Wajah yang sedikit... sedih? Benarkah yang kulihat ini? Atau semua ini hanya efek dari jantungku yang terus-menerus berdebar-debar dengan keras

"Bisakah kamu jujur Anna? Masihkah kamu mencintaiku?" Tanyanya lagi dengan sedikit berbisik.

Aaaaaaarrrghh!! Kenapa dia melakukan ini padaku??? Padahal baru saja aku berharap Ethan dapat membantuku melupakannya. Dan dia langsung datang mengacaukan segalanya! Membuat hatiku semakin bimbang dan sulit melupakannya!

"Maan! Lepaskan tangan kotormu!" Ucap Ethan sembari mendorong keras tubuh Leo, sampai tangannya terlepas dari bahuku

"Apa kurang jelas hah?? Kami berdua sudah berpacaran! Jangan kau coba ganggu-ganggu kami lagi! Sudah lupa apa yang kau perbuat pada Anna hahh??! Brengsek!" Ucap Ethan sedikit membentak. Aku tahu ia sedang menahan emosinya. Aku harus menghentikan ini sebelum kondisinya semakin buruk

"Ethan benar Le, kami berdua sudah pacaran. Jangan ganggu kami lagi. Aku tak tahu, untuk apa kamu bertanya apakah aku masih mencintaimu. Aku tidak peduli lagi" ucapku, bohong. Aku peduli, dan aku sangat ingin tahu. Apakah jika aku mengatakan aku masih mencintainya, dia akan kembali ke pelukanku? Itu mustahil kan? Dia tidak mungkin meninggalkan Meg, dan jika ia masih berhubungan dengan Meg, aku juga tidak mau menjalin cinta segitiga yang menjijikkan ini.

Berbeda jika ia sudah meninggalkan Meg, aku pasti akan mempertimbangkan jawabanku dan keinginanku untuk kembali menjadi kekasihnya. Tapi.. bagaimana dengan Ethan?

Untuk saat ini, mustahil ia akan memilihku, maka menurutku jawaban ini sudah benar

"Tidak peduli,begitu?" Ucapnya

Aku akhirnya menganggukkan kepala dengan berat hati.

Sejenak ia tersenyum padaku, dan kemudian pergi begitu saja

Dengan bingung aku menoleh pada Ethan, begitu juga dengan dia, menatapku bingung dengan 1 alis terangkat. Kami berdua benar-benar bingung dengan apa yang barusan terjadi

"Apa maksudnya?" Tanyaku pada Ethan

"Entahlahh.." jawabnya sambil tersenyum manis

"Eeh? Kenapa kau tersenyum seperti itu?" Tanyaku bingung. Barusan saja, sepertinya dia terbawa emosi, eh.. tiba-tiba saja dia sudah tersenyum lebar

"Hihihii~hahahahahahha... aku cuma senang saja Anna, melihat wajah kecewanya itu! Terimakasih sudah menyebut kita berpacaran" ucapnya sambil tertawa begitu manis, menampilkan gigi taring mungilnya..

"Hmm? Cuma begitu saja kamu sudah begini senang?" Tanyaku bingung

"Yaah.. tentu saja. Itu berarti jarak kita sudah tidak begitu jauh bukan?" Tanyanya lagi sambil melipat kedua tangan di depan dadanya

"Maksudnya?"

"Rahasiaa~" jawabnya sambil nyenyir. Huhh dasar! Membuatku semakin penasaran saja. Jadi aku hanya bingung menatapnya

"Hmm? Kenapa? Masih kurang waktu bersamaku? Sampai-sampai tidak rela masuk rumah? Iya? Begitu?" Tanyanya bertubi-tubi. Huh? Masuk rumah? Oiya! Aku lupa kalau kami sudah tiba di rumahku. Sudah berdiri sampai begitu lama tapi tidak masuk-masuk

"Aku lupa kalau kita sudah sampai. Terimakasih sudah mengantarku ya.." ucapku sembari memutar kunci rumahku. Anggota keluarga kami memang memiliki kunci rumah masing-masing.

"Yapp. Tak masalah"

Ceklekk. Ahh pintu sudah terbuka. Aku melangkah masuk ke dalam rumah, dan menatap Ethan masih menunggu di tempat yang sama

"Ada apa?" Tanyaku

"Tidak. Aku hanya memastikan kamu selamat sampai di rumah" jawabnya santai

"Aduh.. aku jadi merasa tidak enak, kamu mau minum sebentar?" Tanyaku mempersilahkan Ethan masuk, dia sudah menemaniku sedari tadi, menyambut dia sebagai tamu tidak masalah bukan?

"Waahh disuguhi minuman? Boleh nihh, lagi haus juga. Nggak apa-apa ya?"

"Masuk saja" ucapku santai membiarkan Ethan masuk

"Mama.. aku pulang~" salamku seperti biasa

Hening

Eh? Biasanya Mama akan langsung menjawabku, kok ini tidak ada respon

"Maa?" Tanyaku lagi

Oo-ow.. jangan katakan Mama sedang pergi

Aku menelusuri ruangan di rumahku. Dan.. yap.. Mama benar-benar tidak ada di rumah. Kalau Papa memang kerja hingga malam, sehingga biasanya hanya aku dan Mama yang berada di rumah ini bersama-sama melakukan berbagai kegiatan untuk menunggu Papa pulang.

Glek. Jika saat ini Mama sedang keluar..ini berarti....

Aku menoleh ke belakang, Ethan baru saja selesai melepaskan sepatunya

"Maaf agak kotor.. hehehe...-Ada apa?" Tanyanya menyadari aku sedang menatapnya lama

....Aku sedang berduaan dengan Ethan di rumah kosongku

Glek.glek.glek
Annnaa!! Tenang! Jangan berpikiran macam-macam!!!








































***



























To be continued












Who Told Me To Try Them AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang