Hari ini aku berangkat sekolah dengan Luthfi. Aku senang Luthfi selalu berada di sampingku sekarang. "Fi, kamu tidak merasa repot mengantar jemputku seperti ini?" tanyaku saat kami dalam perjalan.
"Tidak usah berpikiran seperti kita baru kenal saja ya, kita udah lama saling tau satu sama lain," jawabnya tersenyum. Senyuman yang begitu tulus. Siapapun akan luluh dengan senyuman itu.
Perjalanan begitu terasa cepat. Kami pun telah sampai di depan sekolah. Luthfi turun dari mobilnya lalu diikuti denganku. Semua murid di sekolah tau, kalau aku mempunyai hubungan dekat dengan Luthfi, dan itu hanya sebatas teman. Mereka yang menganggap hubungan kami lebih dari teman akan menatapku sinis dan seketika itu membenciku.
Morning!" suara mrs. Maya membuat semua murid berlarian menuju bangku mereka.
"Hasil ulangan kalian kemarin cukup memuaskan. Ada anak yang mendapatkan nilai sempurna," ucapnya.
Saat - saat yang sungguh menegangkan. Ulangan matematika selalu membuatku merasa lemah. Walau ucapan Mrs. maya tadi sedikit menghilangkan rasa cemasku, tapi rasa takut ini masih besar dan merajalela.
Satu persatu maju ke depan menerima hasil mereka masing- masing. Aku sana sini melihat hasil - hasil mereka. Sampai sejauh ini namaku belum dipanggil oleh mrs.Maya. Aku tambah khawatir dengan hasilku nanti. Mrs. Maya bangun dari duduknya. Seolah semuanya telah menerima hasil ulangan mereka, padahal aku kan belum mendapat kan hasilku.
"Elma?" panggilnya. Aku maju ke depan mengambil hasilku yang sedang berada di tangannya.
"Ini hasilmu, congratulation!" akhirnya. Senyumku merekah lebar saat itu juga. Walau baru mendengar kata selamat.
Selamat?
Apa? Yakin?
Aku kembali ke tempat dudukku dengan nilai yang belum sempatku lihat. Tiba - tiba saja Lisa merebutnya dari genggaman ku. "Heiii, lihat! Elma mendapatkan nilai sempurna? Apa mungkin?"
"Lisa diam! Ayoo kembalikan!" perintah Mrs. Maya
Bel istirahat pun tiba. Aku memilih tidak pergi ke kantin hari ini, karena perutku sudah cukup kenyang dengan sarapan tadi pagi. Terlihat di bangku belakang, Lisa dan teman dekatnya berkumpul dengan iphone ditengah mereka.
"Yesss, Justin dikabarkan putus dengan Sayna," ucapnya girang.
"Itu kan baru gosip Lis, belum tentu benar," ucap teman lainnya.
"Aaah, semoga itu memang benar adanya,"
"Kalau memang benar, kau mau apa Lis?"
"Eemmm, tidak ada sih, tapi bagus aja deh. Siapa tau Justin bisa jadi milikku seorang ooowww Justin I Love You So Muchhhhh," ucapnya berharap. Aku hanya mengasihaninya dari hati. Khayalan mu terlalu tinggi nak.
Aku semakin tertarik dengan obrolan mereka, aku perlahan mendekat yang akhirnya membuat mereka tersadar kalau aku telah berada sangat dekat dengan mereka.
"Ngapain disini? Sana sana!"
Kalian tau apa artinya? Aku tidak mungkin tertarik dengan Justin.
Di waktu jam pulang tiba, aku mencari Luthfi untuk pulang bersama. Aku memutuskan untuk berjalan terlebih dahulu ke halaman parkir sekolah. Mungkin Luthfi telah menunggu disana.
Di halaman parkir, aku merasakan lenganku ditarik dengan cepat. Aku dibawa bersembunyi di balik mobil yang sedang parkir.
"Heiii, lepaskan!" aku merintih. Ia itu sakit, genggamannya begitu kuat."
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU (COMPLETED)
FanfictionBertemu dengan Justin adalah mimpi pahit Elma. Ia bahagia sekaligus berduka. Ketika masalah semakin membuatnya harus melepaskan Justin, Elma memilih bertahan menderita dengan sikap Justin yang kian berubah. Bila waktu dapat berputar, ia tidak ingi...