Chapter 11

242 4 0
                                    

Luthfi mempersilahkan Alex duduk di depan halamannya, meninggalkan Elma yang mungkin Luthfi lupa kalau El ada disana. Asal main tinggal aja sih ni orang, batin El. "Luthfi!" Jadi Kamu gak mau jalan jalan keluar sama aku? Aku udah siap kali!" Pinta Elma. "Ehh, ada Elma." Luthfi tersenyum. El tau, pasti dia tidak mau gara - gara ada temen barunya, eh bukan deh temen lama bertemu kembali sepertinya. "Ya sudah, kalau kamu tidak mau ikut dengan ku. Aku juga bisa pergi sendiri huuhh!" Elma lekas pergi dengan wajah cemberut yang masih terlukis di wajahnya, ckckckck jangan bilang El cemburu sama cowok ya. No, no, no

Dalam perjalan paginya. El tidak berhenti bergerutu sendiri. Sampai - sampai ia tidak melihat orang yang berada di depannya.

Jedarr,, ia pun terjatuh. El menjerit kesakitan. Ia sedikit terdorong ke belakang akibat senggolan tak sengaja itu. "Im sorry, I dont know. Sorry" Lelaki itu lekas meminta maaf pada El. Padahal kalau kalian bisa liat sendiri, El itu yang sebenarnya harus minta maaf duluan, lah dia yang salah. "No problem, Im sorry too.." Saut El seraya berdiri dengan susah payah. Sepertinya kakinya sedikit keseleo atau apalah namanya. El terlihat kesakitan memegang pergelangan kakinya.

Melihat hal itu, lelaki yang barusan ia temui menjadi kawatir. Ia membantu El berdiri dan menuntunnya ketepian jalan. "Kau bilang tidak masalah. Kaki mu terlihat membiru. Aku akan bertanggung jawab untuk hal ini." Ujar pemuda itu. El tak merasa keberatan dengan sikap lelaki ini. Tapi, satu hal. Orang asing itu terasa tidak begitu asing baginya. "Kau siapa? Aku ingin melihat mu dengan jelas. Kacamata mu bisa kau buka? Dengan rasa penasaran El meminta. "Emmm, baiklah." Ia membuka kacamata itu.

Lalu, beginilah El.  "OMG, are you serius??" Takjubnya. "Yahh, this's me, you know me??" Sautnya heran dengan ekspresi El. "Yes, of course I know you. Anyone knews you, Austin!" Tingkasnya. Ya, Austin! "You wanna go home now? Im with you." Ujar Austin masih merasa bersalah. "Tidak usah repot - repot. Aku bisa sendiri." Tidak mau mengambil resiko. Austin sekali lagi menawarkan tawarannya itu. Dan Elpun menerima dengan senang hati. "Oke. Baiklah." Kata El. Mereka pun berjalan menuju rumah El yang tidak terlalu jauh dari tempat mereka ssat itu.

"Ohhh, wait." Austin memberhentikan langkahnya Saat Iphonenya berdering. Ia terlihat sedang membicarakan hal yang serius. El hanya melihatnya dengan raut muka yang penasaran. "Sepertinya saya cuman bisa mengantarkan mu sampai sini saja. Maaf ada panggilan mendadak, bye see you next time!" Austin pun pergi meninggalkannya. Ia tepat berada di depan halaman rumahnya kali ini. Luthfi terlihat masih saja mengobrol dengan si Alex itu. Sudahlah biarkan saja, batinnya. "El, El!!" Luthfi memanggilnya yang sedang berjalan laga sedikit pincang.

Ia hanya membalas sapaan itu dengan gumaman. Namun saat Luthfi melihat keadaan El lebih jelas, ia menghampirinya."Kenapa?" Tanya El dengan kesal. "Kau sudah puas melihat ku seperti ini?" Luthfi tak mengerti. Ia tidak tau apa - apa. "What's wrong guys?" Alex mengambil alih. "Ini lagi satu, orang asing sok kenal banget!" Tanpa penjelasan lagi Elma memilih untuk cepat masuk, meninggalkan Luthfi dan tamunya.

~Malam hari~

"Elmaaaaa!" Panggil Luthfi. "Ada apa?" Aku muncul di balik pintu. "Kakimu sudah sembuh?" Tanyanya terlihat peduli. "Sudah lebih baik." Luthfi sedikit mendekat. "Kita jalan yuk!" Pintanya. "Jalan kemana?" Aku jadi bingung. Ada apa ini? Dia minta jalan? Biasanya juga aku yang mengajak dia. "Ke studio musik milik Alex. Ikut ya!"

~Kemudian

Di studio music ini. Mereka berdua sedikit berkeliling mencari si Alex. Aku memutuskan untuk berjalan sendiri. Kurasa tempat ini menarik juga. Studio ini memang besar. Nampak banyak yang sedang berlalulalang tanpa memerhatikan langkah. Lalu, terasa ada sesuatu yang menimpaku. Toilet! Toilet dimana? I want to pee! Kalian semua tau, gimana keadaan aku sekarang. Sibuk mencari kamar kecil, aku tak sengaja menabrak seseorang. Hadeehh.. Lagi gitu nabrak-nabrak. Dikira modus lagi sama orangnya, huftt.

"Maaf!" Ucap ku tanpa panjang lebar seraya mengangkat wajahku kerahnya.

glek.

Aku baik - baik saja! Tapi, mengapa harus ada– Sudahlah, kutanyakan saja yang harus kutanyakan sekarang. "Hei, kamar kecil dimana?" Tak peduli. Ia kemudian menunjukan arah toilet itu. Semoga ia tak mengingat apapun.

###

Risau mencari Luthfi, suara Alex memanggilku. "Elma?"  Aku hanya berbalik tanpa menyautinya kembali. "Sama siapa kau kesini?" "Luthfi! Tapi dia menghilang." Setelah itu, kami lalu berusaha mencari keberadaannya. Di suatu ruangan terdengar suara kocakkan dari– Ya. "Luthfi!!" Seruku. "El? Ayo, kemari!" Pintanya. Tak ada pilihan lain. Aku memasuki ruangan ini. "Ruangan apa ini?" Tanyaku. Alex sebagai pemilik tempat itu menjelaskan bahwa disini adalah tempat biasa bagi Justin bieber and the crew take vocal. Penjelasan itu cukup membuat ku terkejut. Benar saja, iya muncul dari balik pintu lain dari ruangan ini. "Heiiii, Justin are you remember me?" Luthfi tidak, tidak seharusnya kau mengingatkannya. "No, sorry. Do I know you?" Ucapan yang sama saat di jumpa pers. Semoga Luthfi tak menceritakan semuanya. Ku mohon.

"Luthfi. Kita pernah bertemu di rumah El." Dengan memberi lengannya Justin menampakkan raut ekspresi berbeda. "El? Who?" Mampus. Luthfi menunjukku. Aku hanya bisa tertunduk dengan semua ini. Ia menyuruh ku untuk duduk di depannya. Lalu menyuruh Justin duduk disampingku, ahhh please I wanna go home now. "She's Elma Justin, you remember?" Luthfi menjelaskan. Ia juga meminta ku untuk membuka isi dompet ku . Alhasil, ia mengambil sebuah foto ku bersama Justin saat itu. Ya, foto itu membuat masalah sekarang.Bisa - bisanya aku masih menyimpan foto kenangan itu. "Look at this!" Dari raut muka Justin, ia sepertinya telah mengingat sesuatu. Aku tak kuat untuk menyaksikan semua ini. Aku lekas pergi dan kali ini tak ada yang sempat menghalangi ku.

Aku berlari secepat mungkin. Berusaha keluar dari studio musik ini. Tangisanpun tak bisa kubendung. Rasanya, Tidak bisa kutahan lagi.

~Dirumah sakit ~

"Elma mana? Luthfi, ada apa dengan El?" Bertubi - tubi pertanyaan di lontarkan pada nama itu. Karena dialah yang sejauh ini selalu bersama dengan Elma. Namun karena di sana juga ada Alex, Justin dan Austin mereka semua mencoba menjelaskan setau mereka. Setelah beberapa lama El di tangani. Dokter pun terlihat keluar dari ruangan. "Keluarganya ada?" Tanya Dokter. "Saya ibunya " "Saya papanya " Dokter mempersilahkan mereka masuk. "El?" Terlihat tak sadarkan diri, orangtua El semakin merasa bersedih. Mereka kawatir El kenapa - kenapa nantinya. Dokter menjelaskan bahwa El hanya kelelahan saja. Sebentar lagi mungkin ia akan sadar. Penjelasan itu membuat orang tua El sedikit tenang. Saat Dokter telah keluar. Justin, Austin dan Luthfi berbarengan masuk untuk melihat keadaanya. Sementara Alex telah permisi duluan untuk mengurusi suatu pekerjaan yang harus ia selesaikan

Luthfi merasa bersalah, lagi. Melihat El seperti ini, rasanya Luthfi kehilangan sebagian dari jiwanya. El yang selalu ada untuknya harus terbaring lemah tidak berdaya seperti ini. Now, I know you El, and I miss you ,batin Justin. Ia tak bisa berkata apapun disana. Sekarang ia telah mendapatkan semua ingatannya tentang El. Justin merasa bersalah juga atas kejadian ini. Sementara Austin tak kunjung mengucapkan sepatah kata pun.

###

Rumah sakit telah sepi. mama papa El ingin mengurus sesuatu dirumah namun tak tega meninggalkan El sendirian. "Tenang tan, Luthfi akan menjaga El." Ujarnya. "Baiklah, kami percayakan sepenuhnya kepada mu Fi." Jawab mama El. Justin belum memilih untuk pulang. Ia mengambil posisi di samping El. menatap wajahnya seraya membayangkan hal - hal yang kini telah menjadi setumpuk kenangan yang mengharukan. I miss your laught, I miss your smile, I miss everything about you El. Mengapa saat kita telah bertemu, kau malah seperti ini. Aku tak mau kehilangan mu untuk yang kedua kalinya. Ini terlalu sakit. Kemudian, Justin menenggelamkan kepalanya dan meletakkannya di samping tubuh El hingga tertidur.

     ***

STUCK ON YOU (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang