Chapter 7

266 4 0
                                    

"Fi, Elma mana?" tanya bi Nay kawatir lagi.

"Mana Elma?" sekumpulan orang terlihat sedang menghampiri rumah gadis itu.

"Wait,  apa - apaan ni? Kamu Lisa kan, ngapain kamu disini?" tanyaku melempar tampang tidak suka.

Bi Nay semakin panik saat melihat lebih banyak orang yang berbondong -bondong kearah kami. Dari para pers sampai musuh tujuh turunannya El pun datang. Bi Nay yang kebingungan dengan semua itu hanya bisa terus bertanya - tanya dan gelisah.

"Eehh, Fi, aku mau bertemu dengan El. Kita semua sudah tau kalau cewek yang ada di berita itu El kan?" Lisa terus menyudutkannya.

"El, tidak ada disini. Kami semua juga sedang mencarinya,"

"Jadi, tidak ada yang tau Elma dimana?" Bi Nay semakin kawatir. Ia pasti tidak bisa hanya untuk sekedar diam dan duduk menunggu. Ditengah suasana itu, suara bunyi telpon berhasil mengambil alih perhatian semua orang.

"Orang tua El ya?"

"Iya Fi," jawab bi Nay dengan mendekat ke arahku.  Ia tampak semakin sedih dan sesekali menangis terisak.

Sementara Elma, aku tidak tahu dimana dia saat ini. Aku harap dia bersama Justin.

Malam pun semakin larut. Aku terbangun dari tidurku dan mendapati Justin yang masih tertidur disampingku. Aku baru saja ingin melihat waktu saat ini, tapi sayang smartphoneku sudah menjadi korban kedua dari Justin setelah iPhonenya.

Dengan cahaya bulan yang semakin tinggi, aku dapat mengira sekarang telah sangat larut. Hanya dia yang bersamaku. Dia benar-benar nyata. Aku tidak bisa mengalihkan sedetikpun pandanganku saat ini. Aku jatuh cinta dengannya.

"Ada apa El? Kamu mulai terpikat dengan ketampananku?" sahutnya. Justin membuatku berhenti tersenyum menatapnya.

"Tidak, sama sekali tidak!" jawab ku cepat.

"Heii, siapa disitu?" seorang kakek tua mengarahkan cahaya senter ke arah kami. Akupun cepat bangun dari posisiku.

"Kalian sedang apa disitu? Kalian ingin berbuat macam - macam ya?" lalu ia mendekat dengan suara yang serak.

"Aahhhh, tidakk. Tidak kek," aku segera menjawab.

"Lalu, kalian ini siapa? Mengapa sudah malam begini berada di tempat seperti ini?" sekarang aku dapat melihat wajah kakek ini dengan jelas.

"Kami—" Suaraku menggantung. Aku bingung mau mengatakan apa, entahlah.

"Ya sudah, ayo ikut kakek. Segelas susu panas bisa menghangatkan kalian. Udara di luar sini sungguh dingin!" Kakek itu menawarkanku dan Justin untuk berkunjung ke rumahnya. Kami tak punya pilihan lain. Walaupun aku sedikit tak yakin dengan orang tua itu. Tapi Justin malah sangat begitu mudah menerima semua tawarannya.

01:30

"Bi? Mana El?" Mama dan papa El telah sampai di rumah. Mereka sangat kawatir dengan Elma saat ini. Aku yang sejauh ini selalu di samping bi Nay menjelaskan apa sebenarnya yang sedang terjadi kepada Elma.

"Ayoo kita cari Elma pa!" pinta mama El segera.

"Sudah malam. El hilang belum 24 jam kan jadinya percuma juga mau lapor ke police. Besok saja ya. Mama juga pasti lelah," Papa menasihati.

"El, semoga kamu baik - baik saja nak!" ucap mama El semakin terlihat mengkawatirkan anak tunggalnya itu.

"Maaf tante, aku tidak bisa menjaga Elma dengan baik," Aku mendekat. Aku sangat merasa bersalah. Selama ini, aku benar - benar dipercayai untuk menjaga Elma.

STUCK ON YOU (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang