Kau benar ingin membatalkan semua ini?
Kau tak bisa melihat keadaanya sekarang?
Sudahlah. Kondisinya lebih penting dari apapun.
~~~
Sesuai dengan perintahnya Grayse, Aku dan El akan meliput jalannya konser si Justin. Tak lama kami sampai, suasana yang telah terbayang di benak ku sungguh berbeda, semua orang terlihat saling berdampingan seraya menangis satu sama lain. Tak hanya itu, sekelompok orang yang berada di depan loket pun tampak sedang marah - marah tidak jelas, dengan seorang petugas. "Ada apa dengan mereka semua?"
Bukan hanya aku, El pun tak kalah bingung. Karena itu, kami mendekat ke arah sekelompok beliebers yang terlihat merintih. "Mmppp, permisi! Kami dari pers. Bisa kalian ceritakan apa yang sedang terjadi saat ini?" El memulai tugasnya. "Konser Justin yang akan di gelar sebentar lagi tiba - tiba dibatalkan oleh pihak Justin." Jelas salah satu dari mereka. "Apa kalian sudah mendapatkan alasan mengapa konser ini dibatalkan?" Kali ini Aku yang berbicara. Mereka serempak mengangguk. Lalu dilanjutkan oleh salah satu lagi dari mereka "Sudah, Katanya konser dibatalkan karena Justin mendadak sakit dan sekarang sedang melakukan perawatan intensif."
"Iya, hiks! Justin. Dia sakit apa?" Mereka semua tersendu. Menangis, sekaligus kecewa karena konser yang batal karena kesakitan Justin.
"Batal?" El Bergumam lalu terdiam. Aku memandangnya tepat disampingku. Kebiasaan. Ia ngelamun lagi.
"Heii,, ngelamun?"
"Aaa,, tidak juga. Sudahlah Fi lebih baik kita pergi dari sini! Kau suka sekali mengagetkan ku!" Ia tampak lemas. Tak bersemangat kali ini, atau memang El selalu tak bersemangat kalau meliput hal tentang Justin dari dulu.
"Kenapa? Malah, ini saat yang tepat. Kita harus mencari lebih banyak informasi tentang hal ini. Kita belum tau Justin sakit apa? Dan mungkin saja kita bisa dapet kesempatan untuk ketemu sama Braun dan dapettin konfirmasi dari dia. Bagaimana?" Aku membuat penawaran. El hanya diam mendengar ucapan panjang lebarku.
~Setelah itu
Kali ini El melakukan pekerjaannya secara profesional. Ia tau, ini akan sangat mempengaruhi popularitas perusahaannya. Kami juga punya banyak akses untuk mendapatkan informasi tentang keadaan Justin saat ini, dan hal inilah yang tidak di miliki oleh para jurnalis selain kami berdua.
###
Aku dan Luthfi pergi untuk menemui Alex. Ia pasti tau keadaan Justin sekarang. Walaupun Alex sebenarnya bukan narasumber yang tepat, tapi daripada mewawancarai Braun. Aku tak mau. Sesaat setelah sampai, Alex terlihat memasuki mobilnya. Kami pun menghampirinya cepat. "Kalian??"
"Iya, kami. Mau kemana??" Luthfi mencoba bertanya.
"Ayyoo, masukk!" Alex dengan begitu saja mempersilahkan kami. Aku dan Luthfi saling memandang. Berpikir sejenak. Kemudian masuk bersama ke dalam mobil Alex.
"Sebenarnya kita mau kemana? Kami hanya ingin mewawancarai mu Lex!" Aku memperjelas. Ia membawa ku, aku dan Luthfi tanpa kami tau arah tujuan itu.
"Kau tau tentang keadaannya Justin?" Sesi wawancara sepertinya akan dimulai dimobil ini.
"Tidak juga!" Jawabnya datar.
"Maksud mu? Jadi untuk apa kau mengajak kami pergi?" Tanyaku lagi.
"Untuk memberitahukan mu." Apa?
"Kita akan ke tempat Justin, Elma Jessica Rudiall!" Oh, aku tak terima. Ini semua jebakan.
"Apa!! TidaKK! Aku tidak mau. Kenapa kau tidak bilang dari tadi. Aku ingin turun! berhentikan mobil ini." Seruku keras. Aku terus meminta Alex untuk berhenti. Apa ia tidak mengerti?

KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU (COMPLETED)
FanfictionBertemu dengan Justin adalah mimpi pahit Elma. Ia bahagia sekaligus berduka. Ketika masalah semakin membuatnya harus melepaskan Justin, Elma memilih bertahan menderita dengan sikap Justin yang kian berubah. Bila waktu dapat berputar, ia tidak ingi...