Chapter 19

148 5 0
                                        

"Kau tau. Aku bertemu Justin El, dan-"

"Aaa, emm. Bagaimana dengan Grayse? Kapan kalian pulang?"

Elma sepertinya tak ingin membicarakan pria itu. Ia memotong kata - kata Luthfi begitu saja.

"Kau benar - benar tak mau mendengar apa pun tentang Justin?" Luthfi melanjutkan topiknya. El terdengar menghela napas. "Ada apa lagi dengannya?" Ucap El lemas.

"El? Kau tak apa? Ya sudah tidak usah membicarakannya."

"Tidak, Fi aku baik - baik saja. Katakan saja ada apa dengannya." Elma memilih untuk mendengarkan cerita Luthfi.

"Dia bilang, kalau dia menyesal El. Dia mau kamu memaafkannya. Terserah kamu mau membencinya atau tidak."

Elma tak menjawab. Luthfi terus bercerita. Padahal, kalau Luthfi bisa melihatnya sekarang. Ia sedang terisak. El tak tau harus bagaimana. Justin seperti harapan yang tidak jelas buatnya. Kadang datang dengan berjuta mimpi indah, dan dalam waktu sekejap semua itu hilang, pergi begitu saja.

Tidak, lupakan perasaan ini.

"Aku memaafkannya. Aku sudah memaafkannya. Luthfi,, katakan pada Justin kalau aku sama sekali tidak membencinya." Setelah kata - kata itu. Sambungan mereka terputus.

"Ahh,, shit. Pulsa habis." Gerutu Luthfi. Aduuhh, ada - ada aja pake pulsa habis segala.

"Luthfii?? Heii?? Kenapa matii?" Yahh, mungkin Luthfi mau melanjutkan tugasnya.

Elma's POV

Sudah tiga hari Luthfi dan Grayse berada di France. Dan sudah selama itu pula aku merasa kesepian. Kedua orang tua ku masih saja mengurusi urusan mereka.

Luthfi juga sudah tidak pernah lagi menghubungi ku. Katanya ia akan menghubungi ku setiap saat.

Buktinya?

Tugas tugas Luthfi juga sudah ku selesaikan, dan hari ini aku sudah tidak lagi bekerja, ehh.. maksudnya magang di tempat mba Grayse.

Ini adalah hari pertama ku masuk kuliah lagi. Seharusnya Luthfi juga sebentar lagi akan balik dari France.

Ya, sudahlah kita tunggu saja..

###

Aku berjalan melewati koridor - koridor di university ini. Tak sedikit orang yang memperhatikan ku. Ada yang begitu melihat ku, dan ada juga yang sekedar melirik ku.

Atau ini hanya perasaan ku saja.

Aku mulai merasa tak nyaman dengan tingkah mereka semua.

Ku percepat langkah ku.

Lalu seketika aku berhenti....

Heiii,, lihat! cewek yang sungguh beruntung dapat membuat Justin jatuh cinta padanya sedang lewat di depan kita.

Iya. Tapi lebih tepatnya orang yang gak tau diri.

Lohh,, kenapa??

Ternyata ya Justin itu sakit hanya karena dia.

Terusss .. Dia malah gak ngegubris.

Kayaknya udah merasa mahal banget gitu ya. Sampai Justin yang udah punya segalanya dibiarin gitu aja..

Suara - suara itu membuat El menghentikan langkahnya. Semua itu datang dari berbagai arah. El merasa telah di bully satu University.

"STOPPP!!!"

El mengambil tindakan, setelah cukup lama bersabar menampung semua ucapan dari mereka.

"Kalian tidak tau apa - apa tentang ini. Dari siapa kalian mendapatkan berita murahan kayak gitu."

El mencoba tegar

Sabar El,, batinnya.

"Elmaa!!" Panggil seseorang.

Lisa?? Dia pasti hanya ingin menambahkan semua ini, batinnya lagi.

"Elma benar, berita itu bohong. Sudah tidak usah mengerumuninya seperti itu!"

Apa??

"Lisaa? Kamu yakin dengan semua ucapan mu?" Tanya El tidak percaya. Lisa adalah salah satu orang yang tidak suka dengannya dari SMA, masa iya dia berubah dalam sekejap.

Ia hanya mengangguk. Tapi El tidak menerimanya begitu saja. Ia masih tidak yakin kalau Lisa sudah berubah.

Lalu Elma memilih meninggalkan tempat itu.

***

STUCK ON YOU (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang