EPILOG

25.1K 2K 622
                                    

Enjoy

Sav

==

EPILOG

==

Kuinginkan dirimu tuk kembali lagi.

Namun apalah arti menginginkan,

bila hanya sebatas angan.

Karena seperti yang kau katakan,

"Hatiku yang menetap, bukan ragaku."

Athalia Sharafina.

==

"Hai Atha, apa kabar?"

Atha sontak bangkit dan membenarkan posisi duduknya diatas sofa depan televisi. Bunyi jarum jam memenuhi ruangan. Dia meraih remot tv dan mengganti salurannya berulangkali dengan wajah merengut. Ponsel yang ditungguinya untuk berbunyi, tidak kunjung berbunyi―membuatnya kesal sendiri. Orang yang dia nanti juga tak kunjung muncul.

Rumah yang sepi bukan tempat favorit Atha. Biasanya, pada hari minggu yang cerah seperti ini Atha juga tidak berada di rumah. Hanya sayang, sepertinya hari ini semua orang sibuk masing-masing. Termasuk Raya dan Dhea.

Pembantu yang mengurus rumah Atha pun tidak bisa datang hari ini.

Atha sedang melengos kesal ketika bel rumah terdengar. Memaksanya agar segera beranjak. Masih menggunakan kaos kebesaran dan celana pendek selutut, Atha malas-malasan membuka pintu. Tapi seusai buka pintu, dia hampir terjengkang jatuh ke lantai karena kaget.

Jantung Atha rasanya akan keluar dari tempatnya ketika melihat seseorang berdiri dihadapannya. Memegang sebuah buket bunga yang besar hingga menutupi seluruh kepalanya.

Atha sampai sempat berpikir kalau ada manusia berkepala bunga. Konyol, pikirnya.

Dan disaat Atha sibuk terkaget-kaget, Kariza memiringkan kepala. Menyengir lebar dari balik buket bunga tersebut.

"Sialan lo, kari ayam." ucap Atha lalu meninju dada bidang pemuda itu.

"Lo aja lebay." balas Kariza yang dengan seenak jidatnya langsung memasuki rumah Atha, tanpa seizin si pemilik rumah. Makin menjadikan Atha geram sendiri.

Kemarin, setelah bertemu Kariza untuk yang kali pertamanya di masa ini―Atha, jujur, tidak bisa menyembunyikan rasa kaget bercampur senangnya. Walau seiring waktu berjalan dan umur Kariza bertambah, pemuda itu nampaknya tetap dengan sifat menyebalkannya.

Akhirnya, Atha pun berlari kecil lalu merentangkan tangannya. Menghalangi Kariza memasuki rumahnya lebih dalam.

"Ngapain lo Tha?"

Atha mendengus. "Lo masuk seenak jidat, ini bukan rumah lo tahu."

Kariza memutar kedua matanya.

"Lo juga dulu, masuk-keluar rumah gue seenak jidat." timpal Kariza. Sontak membungkam Atha.

Nyali Atha seketika menciut, dia menyingkir. Membiarkan Kariza masuk dan duduk sambil menselonjorkan kakinya di sofa tempat Atha duduk barusan setelah menaruh buket bunganya diatas meja. Tidak ketinggalan, tangan kanannya bahkan mengambil rakus cemilan yang dibeli Atha sebelum memasukkannya kedalam mulut. Memakannya.

"KARIZA!makanan gue, yaampun!" Atha secepat kilat menghampirinya. Menyelamatkan cemilannya sebelum masuk kedalam perut karet Kariza.

Di lain sisi, pemuda itu tertawa, suaranya terdengar lebih berat dari pertama kali Atha bertemu dengannya. Tapi sebenarnya, Atha merasa kalau ketampanan Kariza meningkat drastis dengan gaya kasualnya yang sekarang.

Replaying UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang