Bu Rini keluar setelah memberikan tugas kepada anak-anak kelasku. Suasana kelas gaduh seketika.
"Mampus deh. Mana bisa gue ngerjain beginian" ucap Lala yang duduk dibelakangku
"Kerjain bareng yuk, Sha" ajak Kayla. Aku mengiyakan ajakan Kayla dan mengajak Kathy. Aku juga mengajak Lala. Ia setuju dan menawarkan untuk kerja kelomopok di rumahnya. Aku, Kayla, dan Kathy setuju dengan tawaran Lala.
Sepulang sekolah, aku, Kayla, dan Kathy, menuju rumah Lala. Aku pamit Putra terlebih dulu. Putra janji ia akan menjemput. Aku hanya mengangguk dan menyusul kedua teman ku yang sudah mendahuluiku.
Kita sampai di rumah Lala. Kita masuk setelah disuruh masuk oleh neneknya. Lala memang tinggal bersama nenek dan kakeknya. Kedua orang tua nya cerai. Kita diajak Lala ke lantai dua dan mengerjakan karya tangan kita.
"Menurut lo, menurut lo aja, guys. Lidya itu suka nggak sih sama Rayhan?" Tanyaku saat suasana hening.
"Tasha? Lo udah mau dengerin gue?" Tanya Lala lirih. Aku menatapnya kesal.
Kayla meletakkan pensilnya. Ia menatapku. Aku membalas tatapannya. "Gue satu pikiran sama lo, Sha"
"Gue kok mikir gitu juga ya" tambah Kathy
"Awalnya gue ngira Tasha yang suka Rayhan. Tapi sejauh ini kok gue ngerasa Lidya yang suka Rayhan ya?" Tanya Lala
"Gue perlu selidikin ini" ucapku
"Gue ikutan deh" ucap Kayla disusul Kathy dan Lala.
"Ya udah, kita pantau dulu aja deh gimananya" ucapku pasrah.
Setelah karya tanganku jadi, aku pamit pulang. Putra juga udah menjemput. Aku meninggalkan Kathy dan Kayla di rumah Lala. Di perjalanan, aku masih mikir tentang Lidya dan Rayhan. Kalau dilihat-lihat, memang benar, akhir-akhir ini mereka dekat. Aku membuka hpku, membuka aplikasi bbm lalu mencari kontak Lidya. Nggak ada. Mataku membulat, aku mencarinya dengan hati-hati. Siapa tau dia ganti nama. Tapi, nihil. Aku membuka grup kelas dan mencari namanya di member. Ada. Bahkan, ada tanda invite di sebelahnya. Oke, Tasha. Kamu didelcont. Nayra. Aku membuka kontak Nayra dan memberitaunya kalau aku udah di hapus kontak sama Lidya. Nayra kaget. Namun, ia bilang kalau disebelahnya lagi ada Rayhan. Dan Rayhan kepo. Ternyata, Nayra, Rayhan, Willy, Andre, dan beberapa temanku yang lain juga lagi kerja kelompok.
Kayla. Aku segera menghubungi Kayla dan memberi tau kabar bahwa aku di delcont. Kayla kaget, ia ikut mencari kontak Lidya di bbmnya. Namun sama. Nihil. Kontaknya tidak ada. Kita sama-sama di delcont. Aku mendapati pesan baru dari Nayra. Ia memberiku kabar kalau dia juga di delcont. Parah.
"Tas?" Suara Putra mengagetkanku. Aku tersadar bahwa kita sudah di depan rumahku. Aku segera turun. "Kenapa?" Tanya Putra. Aku menggeleng. "Ya udah. Kamu masuk sana. Udah malem" ucap Putra. Aku mengangguk lalu segera masuk ke dalam. Tanpa pikir panjang, aku membersihkan diri lalu merebahkan diri pada kasurku. Beberapa detik lagi mataku akan terpejam.
****
Aku mendekati teman-temanku yang sedang duduk bergerombol sambil menunggu pintu kelas terbuka.
"Hey, whatsup cuy?" Sapaku. Aku mengajak temanku tos.
"Ini hot. Tentang Lidya" ucap Kayla. Nadanya berbisik saat menyebutkan nama Lidya.
"Oh ya? What is?" Tanyaku antusias. Aku duduk disebelah Nayra.
"Jadi itu, semalam waktu lho ngechat gue, Rayhan itu kepo abis. Gue berusaha banget buat nutupin semua. Dan, Willy ikut kepo juga" aku mendengarkan Nayra dengan seksama. Gadis imut itu menarik nafas dengan susah payah. "Gue percaya kalau Willy nggak akan ember. Dan lo tau apa, Sha? Lidya itu benci banget sama lo!"
