Aku meletakkan segelas air mineral di atas meja dengan wajah datar. Rayhan hanya melirikku. Aku menatapnya lalu membalikkan tubuhku, bersiap untuk pergi.
"Lo nggak minat nemenin gue disini?" Tanyanya. Aku menoleh lalu melangkahkan kakiku untuk duduk disebelahnya.
"Modus lo, nyet." umpatku
"Lo nggak takut kalau gue nyolong? Rumah lo sepi kan? Cuma ada nyokap sama lo doang. Kalau lo ninggalin gue disini...."
"Iya. Gue temenin," aku menyela. Memotong kalimat Rayhan yang belum selesai. "Lo sih, ngapain juga acara kesini?"
"Kan gue udah bilang. Gue mau minta maaf sama Sesil."
"Kenapa nggak lo jemput Sesil ke sekolah terus lo mintaaaf, terus lo balik ke rumah terus..."
"Terusin aja sampe mulut lo berbusa," kali ini Rayhan memotong perkataanku. Aku menyerah. Menyenderkan tubuhku pada sofa. Kalau udah ngomong sama Rayhan pasti juga bakal debat gini. "Barusan Putra ngechat gue. Dia nitip lo buat bareng sama gue ke rumah Lala."
Aku menghembuskan nafas nggak percaya. Putra. Seorang pria yang sempst cemburu dan sekarang menitipkan pacarnya ke orang yang dia cemburuin. Nggak lucu. I can't believe it.
"Kenapa? Lo ragu sama gue? Atau lo takut bakal jatuh cinta sama gue?" tanya Rayhan. Ngawur.
Aku mendecih. "nggak lucu,"
"Wajah lo nujukin kalau lo takut, trauma sama gue."
"Fix. Lo jangan gila. Ini rumah gue, gue bisa usir lo kapan aja gue mau,"
"usir aja. Endingnya lo yang bakal tengkar sama adik lo,"
"Lo ngeselin ya? Gue nggak tau, darimana Sesil bisa ngeliat lo sebagai lelaki."
"dan gue nggak tau, dimana gue bisa liat Sesil itu cewek."
Aku menjitaknya. "Lo kira adik gue apaan?"
Rayhan mengusap kepalanya. Aku melipat kedua tanganku didadaku dan mengalihkan pandanganku. Ogah banget ngeliat makhluk satu ini. Andai dia bukan sahabat dan pacar dari adik kandungku, pasti udah aku usir ini anak.
Aku dan Rayhan saling diam dan bermain hp. Aku membuka dan membaca update an di sosial media. Beda dengan Rayhan yang asyik nge war dicocnya. Saking sibuknya, aku dan Rayhan nggak sadar kalau Sesil udah berdiri di ambang pintum ia menatapku dengan mulut bawah yang ia majukan.
"Sil, aku nggak ada maksud buat berduaan sama dia," ucapku. Sesil menatapku tajam. Rayhan gelagapan. Pria itu memasukkan hpnya kedalam saku celananya dan berdiri menyambut Sesil. Sesil menghindar. Ia nggak mau menerima sentuhan Rayhan.
"Kak, masuk ke dalem. Aku mau ngasih pelajaran buat kecoa ini." Ucapnya. Aku menarik nafas lega lalu segera masuk ke dalam rumah, meninggalkan Sesil dan Rayhan untuk menyelesaikan masalah mereka.
Aku masuk ke kamarku, mengutek hpku dan membuka akun ask.fm ku. Mendapati beberapa pertanyaan yang membuatku mati kutu.
Pacarnya Rayhan?
Sedekat apa hubunganmu dengan Rayhan?
Pap sama Rayhan
Rayhan itu gimana?
Itu semua dari anon. Pengguna yang nggaj pernah showing usernya untuk mengirim ask ke orang lain.
pintu kamarku terbuka. Sesil masuk dengan wajah sembab. Ini kenapa lagi? Aku beranjak dari kasurku dan menghampiri Sesil. Ia memelukku dan mengeluarkan cairan bening hangat yang membasahi pundakku.