Sudah genap 10 hari aku berada di sekolah ini, aku kenal dengan teman baru ku sejak aku terpisah dengan kelas MOS. Beruntung aku dan Kay masuk kelas yang sama, Boga C.
Dan nggak terasa, hari ini adalah hari dimana Putra meminta jawaban atas perjuangannya. Nembak? Tidak. Dia hanya memintaku untuk percaya dengannya. Ya. Aku sudah percaya. Dengan dia mengisi hari-hariku selama ini, aku sudah percaya.
"Sha, lo dicariin kak Putra tuh" ucap Kathy, sahabatku.
"Di?" Tanyaku
"Di depan" sahut Kay
"Thanks ya" ucapku pada kedua sahabatku ini. Aku menghampiri Putra yang sedang menyender di depan dinding kelasku.
"Ada apa, kak?" Tanyaku
Putra terlihat kaget. Lalu ia tersenyum. "Nanti pulang sekolah aku tunggu di parkiran" ucapnya
"Gitu doang?" Tanyaku
Putra menatapku bingung.
"Yaelah, kalau cuma gitu aja kan bisa lewat bbm kakak" ucapku
Putra tersenyum. Ia mendekatkan wajahnya pada telingaku. "Aku kangen sama kamu" bisiknya.
Aku tersipu. Mungkin wajahku sudah berubah warna sekarang.
"Udah ya, sampai jumpa nanti" ucapnya sebelum melangkah pergi.
"Ciyeeeeeeeeeee" sorak kedua sahabatku yang tiba-tiba muncul
"Apaan sih kalian" ucapku lalu masuk kedalam kelas.
Bel pulang berbunyi. Aku menuruni anak tangga untuk menuju ke parkiran. Kulihat Putra yang sudah duduk di atas motornya. Aku tersenyum lalu mendekatinya.
"Hai, cantik" sapanya
"Sejak kapan namaku jadi cantik?" Candaku
"Sejak kamu mengisi hari hariku" jawabnya
Aku mencubitnya pelan. "Gombal"
"Enggak" ucapnya
"Buktinya?" Tanyaku
"Naik deh" suruhnya
"Ngapain?"
"Udah buruan"
Putra membawaku ke taman tempat kami pertama kali keluar.
"Ngapain kesini?" Tanyaku
"Udah, yuk"
Putra menggandengku. Membawaku ke ayunan. "Duduk deh" suruhnya. Aku mengikuti aturan mainnya.
"Tasha, kamu tau nggak?" Tanyanya. Ia berlutut dihadapanku.
"Ya nggak lah, kakak belum ngomong juga"
Putra meraih tanganku. "Mungkin orang bilang aku nggak bisa romantis. Bahkan dimata mu mungkin aku juga orang yang kaku, sangat"
"Nggak kok" sahutku
"Ini udah 10 hari sejak kita kenal. Sejak kita ketemu di depan sekolah. Sejak aku tanya ke kamu, dan sejak itu pula aku punya perasaan aneh disini" ucapnya seraya menunjuk bagian hatinya. "Aku tau, kamu mungkin masih trauma sama apa yang dilakuin mantan kamu, sehingga kamu sulit untuk bisa percaya sama cowok. Tapi, kamu udah ngijinin aku buat bikin kamu percaya sama aku, dan aku mau minta ijin lagi ke kamu"