-SIX-

2.8K 49 0
                                    

Drrrt..

Hpku bergetar. Aku mengucek mataku. Melihat jam dinding yang dipasang diatas TV kamarku. Jarum jam menunjukkan pukul 12 malam. Aku meraih hpku, Putra. Aku segera menjawab telpnya.

"Happy one monthversarry sayang. Semoga longlast, jangan ada pertengkaran karena hal sepele. Ingetin aku kalau aku berubah. Sekali lagi, selamat hari jadi yang ke satu bulan"

Aku tersenyum. Meskipun Putra nggak bisa melihat senyumku. Aku yakin dia bisa merasakan senyumku. Putra memang aneh. Tapi dia ingat tanggal jadian ku dengannya. Dia ngucapin tepat pukul 12 malam. Bukan itu. Tapi perjuangan dia untuk ingat tanggal jadian dan mau mengucapkan dengan embel embel wish nya yang nggak karuan, itu membuatku cukup bahagia.

"Halo? Sayang? Kamu ketiduran?"

Suara Putra membuyarkan lamunanku. "Iya, sayang. Selamat hari jadi yang ke satu bulan. Makasih udah inget ya. Makasih juga udah ngucapin ditengah malem gini" ucapku

"Itu udah jadi tugas dan kewajiban aku"

"Iya, tetep aja aku harus bilang makasih"

"Ya udah, lanjutin tidur gih. Pasti aku ganggu kamu kan?"

"Enggak. Tapi aku ngantuk. Ya udah deh, aku tidur" ucapku pasrah.

"Good night, nice dream, love" ucapnya

"U too"

Sambungan terputus. Aku kembali memejamkan mata dan bersiap untuk menerima mimpi indah dari Tuhan.

****

Aku bersiap diri untuk ke sekolah. Tepat setelah aku selesai sarapan. Putra meneloonku. Ia berkata kalau ia sudah di jalan mau kerumah. Aku segera pamit pada keluargaku lalu menghampiri Putra yang tiba-tiba sudah di depan pintu.

"Pagi, sayang" sapanya.

Aku tersenyum. "Pagi juga. Yuk berangkat. Nanti telat lagi" Putra hanya mengangguk mengiyakan. Aku berpamitan pada mamaku sekali lagi. Lalu naik ke boncengan motor Putra.

Sampai disekolah, aku segera turun dan melepas helmku. Aku memberikannya pada Putra. Ia tersenyum. "Nanti malem dinner ya" ajaknya

"Nanti?"

Putra mengangguk. "Iya, nanti. Mau nggak?"

"Iya mau. Ya udah, aku ke kelas dulu kak. See you" ucapku lalu berjalan menuju kelas.

Aku memikirkan sikap Putra yang berubah lagi. Berubah romantis. Apa karena ini anniv?

"Tasha! Masih pagi udah ngelamun aja lo" lamunanku buyar saat Rayhan menepuk pundakku dan berteriak didekat telingaku. Aku menatapnya sekilas lalu kembali melihat depanku. "Elah, mesra banget lo sama Putra" ucapnya. Aku tidak merespon. "Gue panggil daritadi nggak noleh, saking mesranya" lanjutnya

"Ye gila lo pagi gini udah bacot" sewotku

"Eh buset. Sensi banget lo" balas Rayhan

Tiba tiba aku teringat Sesil. "Gimana Sesil?"

"Sesil? Apanya?"

"Lah, lho sama adek gue itu sebenernya ada apaan sih?" Tanyaku

"Nggak ada apa-apa, serius. Gue cuma kenal dia dari ig doang" jawabnya. Aku tidak merespon. "Emang kenapa sih?"

"Adek gue kayanya terpesona banget sama lo" jawabku

"Parah"

Aku menjitaknya. "Parah pala lo. Yang ada gue yang bilang parah. Kok bisa adek gue kecantol sama cowok macam lo"

15++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang