Pikiranku berkecamuk. Aku menatap Rayhan. Masih asyik dengan game nya. Aku menatap teman-temanku yang pura-pura tidak mengetahui adegan ini.
"Kok gue haus ya. Lo mau minum nggak, Kay?" Willy salah tingkah saat aku menatapnya. Awalnya, Kayla memasang tampang kaget. Entah diapakan oleh Willy, mendadak ia tersenyum hambar.
Laras berdehem. Keringatku mengalir deras didalam tubuhku. Aku takut. Iya, aku takut. aku membuang segala kepanikan dan ketakutanku. Mengambil hp dan kudapati beberapa message dari Putra. Baru nongol dia. Baru saja akan membalas pesannya, Putra menelponku. Aku menjawabnya dan bangkit untuk menjauh dari teman-temanku. Kurasakan teman-temanku yang langsung heboh dengan Rayhan.
"Halo?" Sapaku
"Dimana, Sha?" Tanyanya
"Di cafe glamour" jawabku
"Sama siapa? Kok nggak pamit sama gue?" Tanyanya
"daritadi siang juga gue udah hubungin lo. Tapi lo nya nggak bisa dihubungi tau nggak?"
"Iya, maaf. Tadi aku emang lagi ngurus OSIS terus mendadak nyokap telp, kakak sulung masuk rumah sakit" ucapnya
"Serius kak? Terus sekarang gimana?" Tanyaku panik.
"Udah baikan kok, barusan sadar" jawabnya. Aku mengucapkan syukur. "Sha, kamu habis jatuh ya?" Tanyanya. Deg. Darimana dia tau? "Sha? Kok diem?"
"Iya. Aku barusan jatuh" jawabku jujur
"Terus gimana? Parah nggak?" Tanyanya yang gantian panik.
"Nggak apa kok. Lo tau darimana?"
"Nggak penting. Yang penting, sekarang kamu pulang" suruhnya
"Nggak mau" bantahku
"Kamu bantah aku?" Nada Putra mulai meninggi. "Lo itu habis jatuh, nyet. Pulang. Tangan luka gitu nggak malu apa keluyuran?"
"Cuma luka gini doang gue harus nyerah?" Tanyaku
"Ya udah, terserah. Aku udah negur kamu, nyuruh pulang. Udah, kamu hati-hati. Jangan banyak tingkah. Maaf nggak bisa jemput. Nungguin kakak soalnya" ucapnya. Aku hanya menjawab iya. Putra memutuskan sambungan.
Aku kembali ke teman-temanku.
"Putra?" Tanya Kayla. Aku mengangguk. "Dia kemana aja?" Tanyanya lagi
"Kakaknya masuk rumah sakit" jawabku. "Oh iya, siapa diantara kalian yang ngadu ke Putra kalau gue habis jatuh?" Aku memircingkan mata. Menatap teman ku satu persatu. Semua diam. "Nggak ada yang ngaku?" Tanyaku lagi.
"Gue nggak ngadu. Tapi mungkin dia baca pm gue kali di bbm" jawab Nayra
"Ya udah deh, nggak apa" ucapku
"Maafin gue ya, Tas?" Ucap Nayra. Aku mengangguk.
Rayhan meletakkan sendok dan hp nya bersamaan. "Pada udahan nih makannya?" Tanya Rayhan
"Udah. Cabut yuk" jawab Laras
"Ya udah, bayar sana" suruh Willy. Laras segera beranjak lalu membayar sesuai jumlah yang tertulis di bill.
Di parkiran, aku berpikir 2x untuk bareng Rayhan lagi. Aku menatap Willy. Meminta belas kasihnya.
"Kenapa sih, Sha?" Tanya Willy nyolot. Aku membulatkan mata. Sial nih bocah. Aku mendekati Kayla.
"Kay, tuker dong. Lo sama Rayhan gue sama Willy" pintaku
"Kenapa emang?" Tanyanya
"Gue sungkan. Nggak enak juga sama Laras" jawabku
