-SEVEN-

2.2K 50 0
                                    

Bayangan tadi malam masih belum bisa hilang dari otakku. Gagal move on. Kathy aja sampai ijin hari ini. Aku dan Kayla terus terusan bercerita tentang semalam. Kekurangan kekurangan dan kesalahan yang kita lakukan semalam menjadi penyesalan saat ini. Dari pagi sampai bel pulang berbunyi, kami terus nyerocos tentang semalam.

"Nggak terasa ya, 5 jam dibuat nyerocos gini" ucapku

"Efek jamkos sih ya" balas Kayla

"Parah nih guru. Produktif malah jamkos ah" ucapku

"Munafik lo, nying. Lo juga seneng aja" sewot Kayla. "Eh, gue tadi pagi ketemu Putra. Dia masih ketawa mulu liat gue" tambahnya

"Habis lo gila setengah mateng, Kay" ucapku

"Gila gini juga lo sayang kan" ucapnya PD

"Brb muntah" candaku

Obrolan kami terhenti ketika kami dicegat Rayhan dan Willy.

"Mau kemana?" Tanya Willy

"Pulang lah" jawab Kayla

"Lo kelompok gue kan? Sekarang ada kerja kelompok. Kita gabung sama kelompok Rayhan di rumah Lidya" ucap Willy

"Astaga" aku menepuk jidatku. "Gue kelompok siapa?"

"Eh, dongo. Lo satu kelompok sama gue sama Jihan. Nebeng di rumah Lidya" ucap Rayhan

"Sekarang nih?" Tanyaku

"Nggak, nunggu nenek moyang bangkit dari kubur" jawab Rayhan.

"Ya udah, ayo berangkat" ajak Kayla

"Bentar, kita naik apa?" Tanyaku

"Kalian susul Lidya sama Jihan deh di depan. Kaya nya mereka masih nunggu. Nanti kalian ngangkot. Gue sama Rayhan goncengan" jelas Willy

"Oke"

Aku dan Kayla segera menuju gerbang depan dan mendapati Lidya dan Jihan yang menunggu. Lalu, kita bersama sama mencari angkot dan berangkat ke rumah Lidya.

Sampai di rumah Lidya, Rayhan dan Willy udah sampai duluan. Rumah Lidya sepi, ortunya kerja, kakaknya masih kuliah.

"Es oyen di depan sana enak ya, Lid" ucap Rayhan

"Kalian abis beli?" Tanya Lidya

"Iya. Habis nunggu kalian lama banget" jawab Willy

"Wih, enak banget asli. Gue pingin" ucap Lidya

"Beli yuk" ajakku

"Sekarang?" Tanya Jihan

"Lebaran monyet, Ji" jawab Willy

"Lo aja sana beli, gue nitip. Capek" ucap Kayla. Ia mengeluarkan selembar uang sepuluh ribuan lalu menyender pada sofa dan terlarut pada hpnya. Mungkin mengabari Fandi. Aku juga belum ngabarin Putra.

"Siapa mau ikut gue?" Tanya Lidya

"Gue aja" jawab Jihan

"Gue nitip" ucapku seraya menyerahkan uang.

"Cowok cowok nggak kan?" Tanya Lidya

"Kalau dibeliin nggak nolak" jawab Rayhan. Satu jitakan mendarat dikepala Rayhan dari Lidya.

"Gue pinjem motor lo" ucap Lidya pada Rayhan. Rayhan menyerahkan kunci dan STNK nya. "Yuk, Ji" ajak Lidya.

Setelah Jihan dan Lidya berangkat, aku menghubungi Putra. Tapi nomornga dialihkan. Berkali-kali aku coba, tapi hasilnya sama.

15++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang