-11-

1.4K 50 0
                                    

"Kath, jawab gue dengan jujur," ucapku. Dia menoleh. "Sebenarnya, ada apa antara lo sama Gerald?"

Pandangan mata Kathy yang awalnya teduh, berubah sayu. Ia seperti teringat hal buruknya. Teman-temanku menatapku dan Kathy tidak mengerti.

"Lo kalau nggak kuat, nggak usah dijawab nggak apa kok," ucap Wanda

"Nggak. Gue kuat," Kathy tersenyum. entah itu fake atau real smile. Yang tau hanya dia dan Tuhan. "Gerald itu cowok brengsek" ucapnya memulai sebuah dongeng. Rayhan dan Willy mendengarkan dengan serius. Mungkin karena mereka cowok jadi bisa dijadikan pembelajaran.

"Dia bilang kalau gue ini liar. Dia bilang kalau gue ini orang jahat. Padahal, kalian bisa tau kan siapa yang liar dan siapa yang jahat?" Suasana hening. Hanya ada suara Kathy yang bercerita dan suara kendaraan lewat. "Gue rasa ini aib gue. Tapi gue butuh temen buat ceritain ini semua"

"Lo santai aja, kita nggak akan bongkar aib lo kok," ucap Kayla

"Tash, dengerin. Jangan dijadiin gosip," celetuk Rayhan. Aku ingin meretasnya sekarang. Namun, Kathy lebih penting.

"Gerald itu bukan cowok baik. Dia itu gila. Dia brengsek. Dia cowok paling ekstream yang pernah gue kenal," Kathy menangis. Air matanya berjatuhan. "Dia sering sentuh gue. Dia ngebuat gue malu sama hijab gue. Dia pernah narik jilbab gue di depan teman-teman gue. Gue nggak tau harus seneng atau sedih saat putus sama dia. Yang jelas gue beruntung,"

"Dasar brengsek," Andre mengepalkan tangannya. Nova menenangkan Andre.

"Dia pernah ngevideo gue waktu gue mandi. Dia pernah ngintipin gue waktu ganti baju. Dia.. dia pernah hampir perkosa gue waktu di rumah gue sepi" aku Kathy. Matanya kini sembab. Ia kesusahan untuk bernafas. "Gue takut ketemu dia lagi, gue takut.." aku segera memeluk Kathy. Ia meremas tanganku kuat-kuat. Badannya bergetar. Aku ikut bergetar. Ternyata, apa yang dialami Kathy lebih menyakitkan daripada apa yang aku alami. Aku sakit, tapi Kathy lebih sakit. Aku mengusap lengannya.

"Lo punya gue. Lo punya kita yang bakal jagain lo dari orang-orang jahat, Kath," ucap Nayra.

"Ini pelajaran buat kalian," Lala menatap Rayhan, Andre, dan Willy bergantian. "Inget. Wil, Ray, kalau kalian punya pacar, jaga dia baik-baik. Dan elo, An, jaga Nova baik-baik," tegasnya

"Sekali lo nyakitin Nova, lo bakal berhadapan sama gue," ancam Feby. Ia mengepalkan tangannya

"Udah, gue, Andre, sama Willy rela jadi bodyguard lo. 24 jam kalau lo butuh kita, pasti kita bantu," ucap Rayhan.

Kathy menangis lebih kencang. Tapi bedanya, kali ini ia terharu. "Ily, guys," Kathy merentangkan tangannya. Kita berpelukan dalam kehangatan ini. Namun, tiba-tiba Kathy melepas pelukannya. "Gue butuh penjelasan lo sekarang, Tas!" Seru Kathy membuat teman-temanku yang lain tercengang. Aku menatapnya heran. "Bekas luka yang ada ditangan lo, kata lo itu akibat kecelakaan cinta. Jujur ke kita, apa itu kecelakaan cinta?"

Aku tersenyum. "Nggak penting, Kath,"

"No, Tasha. Itu penting buat kita. Ya kan, guys?" Kayla memancing.

"Gue setuju. Kita semua harus terbuka ," tambah Adel. Teman-temanku yang lain mengangguk menyetujui.

Aku tersenyum lagi. "Gue punya kenangan indah banget yang ngebuat gue jadi kaya orang depresi," ucapku

"Sejak kapan depresi itu indah?" Sewot Rayhan.

Aku meliriknya ganas. Nayra memarahi Rayhan yang sembarangan. Aku melanjutkan ceritaku. Menceritakan sedetail-detailnya tentang Odi dan depresi yang menimpaku. Teman-temanku menyimak tanpa memenggal ceritaku.

15++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang