Part 4 - Try to Match

5.2K 179 4
                                    

***

Tk..tk..tk..KRIIING!!

Jam beker di kamar Ify berbunyi setelah jarum-jarumnya telah mencapai posisi yang satu di antara angka 7 dan 8 kemudian yang satu lagi di angka 6. Setengah 8, begitulah kiranya. 

Ify sengaja memasang alarm agar ia tahu kapan waktunya keluar kamar. Ia menatap sekilas dirinya di cermin. Merapikan rambut, riasan, baju, dan apa saja yang masih belum pas menurutnya. Lumayan, pikirnya.

Tring! 

Baru saja ia hendak menyemprotkan parfum, tiba-tiba muncul sosok Rio di belakangnya. Ia dapat melihat itu dari cermin. Bukannya senang seperti biasa, ia malah menggerutu kesal dengan munculnya lelaki tampan itu. Ia pun menyemprotkan parfumnya ke bayangan Rio yang terlihat di cermin dan bergegas keluar kamar setelah mengambil tas.

"Fyyy, kamu udah siap beloom?" Teriak Ferdi dari ruang tamu. 

Ify segera turun dan mendekati ayahnya. "Udah, Papi-kuuu!" Sahutnya manja. 

Mereka kemudian beranjak dari ruang tamu menuju mobil. Ferdi mengambil alih kemudi dan Ify sendiri duduk di sebelahnya. Ify duduk seraya memandangi riuhnya suasana Jakarta padahal ini sudah malam. Ia membuka bungkus plastik permen lolipop yang selalu ia bawa, setidaknya satu buah, di manapun ia berada. Tapi, sebelum lolipop itu bergumul di lidahnya, benda itu keburu direbut oleh ayahnya.

"Khusus malam ini, NO LOLIPOP!" Tegas Ferdi. 

Ify merengut dan merengek pada Ferdi agar mengembalikan benda tersayangnya itu. "Papaa.." 

Ayahnya tak bergeming seraya tetap fokus menyetir. Ify mencibir kesal.

***

"Ferdi!" Sambut seorang lelaki paruh baya yang sepertinya seumuran dengan Ayah Ify. 

Ia bersama istrinya menyambut Ify dan Ferdi ketika mereka sampai di depan pintu. Ferdi hanya tersenyum seraya membalas pelukan dari sahabatnya. 

"Malam Om Zeth, Tante Amanda." Sapa Ify sopan tepat sesuai petuah ayahnya. Ia sedikit membungkukkan badan. 

Amanda dan Zeth, suami-istri tadi, tersenyum senang melihat Ify. "Jadi kamu Ify?" Tanya Amanda.

"Eh..iya Tante." Jawab Ify canggung. 

"Manisnya calon mantu!" Pujian Amanda barusan tak ayal membuat Ify agak salah tingkah sementara ketiga orang tua di hadapannya justru tertawa.  

"Ayo, Fer, Fy, masuk." Ajak Amanda akhirnya. Ferdi dan Zeth berjalan sambil mengobrol berdua sementara Ify masuk bersama Amanda. 

Ify melihat sekeliling rumah. Banyak foto keluarga terpajang di beberapa tempat. Satu foto yang ukurannya amat besar, disana terlihat ada Zeth, Amanda, seorang anak kecil dan Rio. Heh? Rio?! Astaga, otak gue udah gak beres. Pikirnya.

Setiap foto yang Ify lihat, ada saja sosok Rio muncul di sana. Ify mengumpat sedongkol-dongkolnya dalam hati. Jika saja Amanda tidak berjalan di sampingnya, mungkin ia sudah mencak-mencak dari tadi dan menutup semua figura tersebut. 

Ia berjalan menunduk. Sudah tidak ada lagi minatnya untuk mengikuti secara sempurna acara malam ini. Bagaimana mungkin ia bisa menerima laki-laki yang akan dikenalkan padanya hari ini sementara baru saja menginjak kediaman laki-laki itu, ia masih sempat-sempatnya memunculkan sosok Rio di pikirannya. Tidak sekedar memunculkan namun mendominasinya pula.

Ify lalu gantian bengong melihat beberapa makanan yang disajikan keluarga Zeth untuk menyambut kedatangan dirinya dan Ferdi. Entah apa yang ayahnya dan keluarga Zeth perbincangkan, ia pun tidak tahu. Yang jelas, ia tidak melihat adanya sosok laki-laki lain selain Zeth dan Papanya di sana. 

MatchmakingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang