Part 39 - Fairly Unfaith

3K 165 28
                                    

Buset-buset ngetik ampe tangan copot...gadeng lebay. Gue ngerjain di sela-sela nyusun skripsi. Kalo tetiba gue ngepost seminggu sekali harap maklum ya sodara-sodara.

***

Ify baru saja menutup pintu kamarnya dan hendak melangkah menuju tangga sebelum Fify tiba-tiba muncul dengan penampilan yang sudah rapi. Fify berdiri sambil menarik bajunya bagian bawah hendak mengutarakan sesuatu padanya. Ia mau tidak mau menunda sejenak niatnya dan mendengarkan gadis itu.

"Kenapa?" tanya Ify langsung.

Fify mengedipkan matanya beberapa kali sebelum menjawab. "Mau ikut.." cicitnya pelan. Tidak biasanya ia bersikap seperti ini.

Ify memperhatikan Fify lamat-lamat dan entah kenapa ia merasa gadis kecil itu sedang kesepian. Apa mungkin dia sedang merindukan Angel atau ibunya? Kalau ayahnya ia agak ragu, sih.

Ify menghela napas pelan lalu menganggukkan kepala memberi lampu hijau pada Fify. Seketika bibir Fify melengkung sempurna. Gadis itu tampak begitu senang bahkan mendahului Ify berjalan menuruni tangga.

Ify berjengit kaget sekaligus bingung namun kemudian ia hanya mengedikkan bahu. Yah, namanya juga anak-anak.

Rio yang ada di ruang tamu bersama Ferdi awalnya memandang kehadiran mereka dengan kening mengerut. Untunglah Rio ternyata tidak mempermasalahkan keikutsertaan Fify dalam perjalanan mereka kali ini.

Mereka akhirnya berangkat menggunakan mobil Rio di mana sang empunya dan Ify menempati kursi depan sementara Fify menikmati singgasananya di kursi belakang. Ke mana tujuan mereka sebenarnya, Ify pun tidak tahu. Semalam Rio hanya mengajaknya untuk ke suatu tempat. Pemuda itu bilang mereka akan bertemu seseorang namun tidak menyebutkan siapa gerangan.

"Nanti biar langsung gue kenalin," Begitu penjelasan yang tidak jelas dari Rio. Ify tidak terlalu banyak berpikir dan mengikuti saja ajakan Rio padanya.

Awalnya suasana cukup ramai karena perdebatan antara Rio dan Fify. Bukan debat yang menegangkan urat. Hanya saja Rio yang sepertinya senang mempermainkan Fify dan Fify sendiri juga tidak mau kelihatan kalah. Ify sesekali nimbrung namun lebih banyak tertawa akan ulah mereka.

Hingga akhirnya masing-masing dari mereka tidak ada yang buka suara. Hanya ada bunyi alunan lagu dari pemutar musik dalam mobil yang mengisi kekosongan. Hal ini kemungkinan akan berlangsung hingga beberapa saat yang akan datang.

Ify memilih memainkan ponsel, melihat postingan orang-orang yang ia kenal di aplikasi sosial media miliknya seraya menjelajah berita-berita terbaru. Tapi kemudian, jemarinya yang tadi lincah men-scroll isi layar ponsel, mendadak berhenti. Ibu jarinya berhenti pada sebuah headline berita yang baru saja muncul. Berita yang sanggup membuat jantungnya nyaris bisu.

'Acha Raissa pulang ke tanah air hari ini!'

Dengan sedikit gemetar, Ify memberanikan diri menggerakkan kembali ibu jarinya dan menekan link yang akan membawanya pada berita luar biasa tersebut. Ia juga masih mengusahakan untuk men-scroll ke bawah sampai ia dapat melihat foto seseorang yang dibicarakan di sana.

Ify sempat berharap Acha yang dimaksud saat ini bukan Acha yang 'itu'. Namun, ia tidak bisa berkata apa-apa lagi ketika ia tidak mendapati gambar lain selain gambar Acha yang 'itu'.

Tangan Ify yang memegang ponsel perlahan jatuh ke atas pahanya. Kedua ibu jarinya bertemu dan ia mulai memilin bajunya diam-diam. Kepalanya tidak bisa berhenti berpikir tentang tujuan mereka saat ini. Ia berusaha menghalau kecurigaannya namun apa yang timbul di benaknya terlalu akurat untuk disalahkan. Jangan bilang kalau...kalau...

Drrt..

Ponsel Rio yang tergeletak di sisi kosong di belakang rem tangan bergetar dan layarnya menampilkan sebuah pesan baru. Baik Ify maupun Rio sama-sama tidak ada yang sadar sementara Fify sudah memajukan tubuhnya melihat apa isi pesan tersebut. Gadis itu lantas melontarkannya tanpa pikir panjang.

MatchmakingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang