Part 34 - Hiding

2.7K 116 3
                                    

"Anjing!!"

Bug..bug..

Ify terpaku diam di tempatnya mendapati dua orang pemuda yang amat ia kenal sedang bergulat di lantai. Sesaat kemudian ia tersadar akan keberadaan mereka sekarang. Adalah tempat yang tidak tepat untuk melakukan adu jotos semacam itu. Mereka pasti akan terlibat masalah lain. Ia lantas menarik Rio yang tengah berada di atas Debo sambil menarik kerah bajunya.

"Rio stop! Kalian bisa kena skors!" jeritnya tertahan. Jika ia berteriak maka seisi perpustakaan akan tahu kalau sedang terjadi perkelahian di tempatnya.

Ia menatap Rio dengan ekspresi campur aduk. Antara kaget, panik, takut sekaligus kecewa. Ia benar-benar tidak bisa percaya pada apa yang baru saja terjadi padanya. Ia tidak percaya kalau tadi Debo menciumnya. Ia tidak percaya kalau orang itu Debo. Beberapa hari lalu ia baru saja bertemu dengan pemuda itu dan tertawa bersama pemuda itu. Beberapa hari lalu Debo meyakinkannya kalau dia tidak akan macam-macam selama ia masih menjalin hubungan dengan Rio. Pemuda itu bersikap seolah-olah mendukung hubungannya dengan Rio. Tapi, apa yang terjadi saat ini?

Rio tersadar dari amarahnya ketika mendengar suara Ify dan melihat wajah pucat pasi gadisnya itu. Ia langsung menarik gadisnya pergi tanpa memedulikan Debo yang masih terbaring menahan sakit di lantai. Napasnya naik turun seiring emosinya yang makin meninggi. Ia kemudian berhenti di depan toilet belakang sekolah yang jarang didatangi. Salah satu tempat sepi di sekolahnya. Ia menghempas tangan Ify yang sempat ia genggam. Ia berjalan mondar-mandir sambil meremas-remas kepalanya.

Ingin sekali ia membelah dadanya supaya semua sesak yang ada hilang. Masih kentara di benaknya bagaimana pemandangan Debo dan Ify tadi. Rasanya begitu menyakitkan melihat ada orang lain yang menyentuh gadisnya. Di tempat sepi seperti itu lagi. Diperparah dengan pesan misterius yang ia dapatkan.

Ia marah. Marah sekali. Masalahnya ia bingung harus marah pada siapa. Pada Ify? Haruskah ia marah padanya? Apa Ify datang ke sana karena Debo? Apa mereka hanya tidak sengaja bertemu lagi seperti kemarin? Atau memang ada sesuatu di antara mereka? Apa si pengirim pesan misterius ingin memberitahunya soal itu?

"Arrggh!!" Rio mengerang kesal karena pemikirannya.

Ia lalu beralih pada Ify yang hanya membisu sedaritadi. Gadis itu hanya diam dengan pandangan kosong. Seketika itu juga hasrat ingin marahnya hilang, berubah menjadi rasa cemas tiada tara. Ify pasti shock. Bodoh sekali jika ia berpikiran Ify selingkuh.

Ify tidak mungkin bisa mencintai orang lain selain dirinya. Selama ini, satu-satunya pemuda yang selalu dikejarnya hanya dirinya. Tidak mungkin Ify bisa secepat itu melupakannya dan beralih pada orang lain. Pasti ada sesuatu yang salah yang sudah terjadi.

Rio perlahan mendekat pada Ify. Ia menyentuh bahu gadis itu berniat menenangkan. Tapi tiba-tiba, Ify menepis tangannya dan langsung memeluk tubuhnya sendiri. Wajah Ify terlihat ketakutan. Kecemasannya semakin menjadi melihat Ify seperti itu. Ini pasti karena kejadian tadi. Ify benar-benar terpukul.

"Fy, lo gakpapa?" tanyanya khawatir. Ia hendak memegang kedua bahu Ify tapi Ify kembali menepis tangannya.

"Jangan sentuh gue!" pekik Ify. Ia terisak sambil menundukkan wajahnya.

"Fy, ini gue, Fy! Ini gue!" Ujar Rio berusaha membuat Ify sadar.

Namun sepertinya Ify masih kalut dalam pikirannya. Gadis itu masih meringkuk dan berusaha menjauhkan diri darinya. Bahkan kini Ify menyeka-nyeka bibirnya dengan kasar. Rio panik setengah mati. Ia bersumpah akan membuat perhitungan dengan Debo nanti.

MatchmakingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang