Demi kegantengan Alvin yang tiada duanya, ini baru awal hari Shilla dan Chris adalah orang pertama dari daftar orang-orang yang tidak ingin ia temui. Tapi, kenapa Tuhan justru menjatuhkan copycat bule itu di hadapannya? Berani-beraninya dia berdiri tepat di pintu rumahnya, menggoda adiknya, dan yang lebih parah memonopoli ayah dan ibunya sehingga sekarang ia ter-pak-sa, benar-benar-sangat-sangat-terpaksa kalau kalian ingin tahu lebih jelas, pergi ke Parfait diantar pemuda itu.
Sekali lagi, demi kegantengan Alvin yang mengalahkan para manusia srigala, ia tidak sudi berada dalam mobil milik Chris. Ia tidak sudi memakai kursi yang kemungkinan pernah atau mungkin sering digunakan oleh si bule palsu alias tidak bisa bahasa inggris (fyi, ia tahu karena dulu fakta ini sudah menjadi rahasia umum di Parfait). Ia tidak sudi harus berbagi ruangan, udara, bahkan berirama napas sama dengan si pemuda berotot berhati sehalus kentut (sebutan ini berasal dari kejadian Chris pingsan setelah ada cicak jatuh ke atas mejanya saat pelajaran matematika). Bahkan sudah 3 kali ia mengganti menyebut Chris dengan embel-embel buruk tapi semuanya belum cukup buruk untuk mendeskripsikan betapa buruknya pemuda itu.
Shilla melirik Chris di sebelahnya dan hal itu menjadi alasannya mendengus berkali-kali. Tiap ia melakukannya, reaksi akhirnya selalu sama. Ada banyak pertanyaan yang bergentayangan di kepalanya. Tapi, hanya dua yang membuatnya begitu ingin tahu. Kenapa baru sekarang Chris datang dan mengganggu hidupnya yang sedikit terguncang karena Alvin (akhir-akhir ini)? Apa tujuan pemuda itu? Mengejar cintanya adalah jawaban paling tidak mungkin dan yang terakhir terpikir di benaknya sekaligus membuat kuduknya merinding membayangkan itu terjadi. Lalu apa? Ia bertanya-tanya dengan perasaan gondok setengah mati.
Sementara itu, Chris melihat temannya pagi ini yang terus saja melirik ke arahnya sambil menahan senyum geli. Ia suka melihat reaksi Shilla ketika panik. Ia suka membuat Shilla kalang kabut karena ulahnya. Ia bahkan menunggu saat-saat asap-asap emosi itu mengepul dari seluruh lubang yang ada di wajahnya. Semuanya tampak lucu dan menggemaskan. Meski kadang ia merasa bersalah karena ia akan menjadi alasan gadis itu bertambah tua lebih cepat. Tapi rasa sukanya lebih tinggi daripada rasa bersalahnya.
"Segitu senengnya gue anter sampe lo ga berenti ngeliatin gue?" godanya yang langsung disambut wajah sinis Shilla.
"Jangan sampe lo gue lempar keluar dari mobil butut lo ini!" Kata-kata kejam Shilla tsb malah dibalas dengan wajah sumringah Chris. Shilla sampai berjengit heran.
"Gue anggap itu sebagai ungkapan betapa bahagianya lo pagi ini berangkat sama gue." Katanya sungguh tak tahu diri seraya mengedipkan sebelah mata.
Shilla memandang hal itu ngeri sambil mengerucutkan bibir. Ingin menangis rasanya berbicara dengan Chris. Ia frustasi. Apa yang harus ia katakan agar pemuda itu 'mengerti' ucapannya? Dan bagaimana ia bisa membuat pemuda itu mengerti kalau setiap kata-kata tidak menyenangkan yang ia katakan akan selalu diartikan sebaliknya?
"Terserah!" pasrah Shilla pada akhirnya. Tak ada gunanya berbicara dengan orang gila.
***
Untuk 3 hari ke depan sepertinya Alvin harus bolak-balik mencatatkan namanya di daftar tamu perpustakaan. Bagaimana tidak? Sebagai konsekuensi dari ketidakhadirannya dalam pelajaran bahasa Indonesia, dimana ia telah melewatkan 1 pengambilan nilai drama, 1 pengambilan nilai baca puisi, waktu untuk mengumpulkan tugas resensi serta 1 ulangan harian, gurunya tercinta itu memberikan banyak hadiah indah, katanya. Indah baginya berarti merepotkan untuk Alvin.
1. Membuat 2 makalah masing-masing tentang perkembangan puisi dan teater yang sumbernya harus dari buku yang ada diperpustakaan dan tidak boleh dari internet sama sekali (ini nih yang bikin buta internet masih ngetrend di Indo, nyari referensi aja gaboleh).
2. Membuat resensi novel angkatan 20 (buat gue yang pantun aja minta bikinin, ini bener-bener ujian berat).
3. Semuanya dikumpulkan dalam 5 hari (bener-bener kriminal).
4. Jangan lupa 2 hari lagi ulangan susulan (patah, otak gue patah).
KAMU SEDANG MEMBACA
Matchmaking
Teen FictionPerjodohan tidak melulu soal pasangan. Perjodohan tidak harus oleh manusia. Semua kehadiran, kepergian, pertemuan, perpisahan, peristiwa, perasaan, apapun yang terjadi dan ada di dunia ini sudah tercantum dalam list perjodohan milik Tuhan. Yang piki...