Part 14 - What's Going On?

2.8K 151 6
                                    

"Balik dulu, Fy!" Pamit Agni setelah menurunkan Ify dari mobilnya, tepat di depan pagar kediaman gadis itu.

"Yup, thank's ya!" Balas Ify seraya melambaikan tangan hingga mobil Agni tak lagi memarkirkan diri di hadapannya. Ia berbalik badan hendak membuka pagar namun ada sesuatu yang membuat kakinya tertahan. Ia menunduk mencari tahu penyebab kesendatan tersebut.

Ia lalu menemukan sekotak kado terletak begitu saja di depan kakinya yang terbungkus sepatu. Ia menoleh ke kanan kiri memastikan kado itu memang tertuju untuknya atau mungkin Ferdi, Ayahnya. Ia berjongkok mengambil kado tersebut. Agak berat. Ia lantas membawa kado itu ikut masuk ke dalam rumah bahkan ke kamarnya tanpa memeriksa lebih dulu.

Ia duduk di atas tempat tidur dan memandangi kado tanpa nama tadi dengan ratusan tanda tanya sekaligus penasaran. Kotak besar dan agak berat yang sampai sekarang ia tak tahu apa isinya. Ia belum membuka bahkan sekedar mengintip apa yang ada di dalam.

"Dari siapa?" Tanyanya bingung. Sejurus kemudian, tangannya mulai bergerak membuka bagian penutup si hadiah misterius.

"WAA!" Ify kaget bukan main mengetahui seekor ular besar melingkar di dalam sana dengan tenangnya. Ia spontan berdiri, takut-takut kalau ular tersebut berbisa.

Tapi, jika dilihat-lihat, ular ini seperti ular yang sering ia lihat di televisi, yang jinak dan tak berbisa sama sekali, yang biasa dikalungkan orang ke leher mereka tanpa terjadi apa-apa. Ia akhirnya pelan-pelan duduk kembali dan mencoba menyentuh ular tadi.

Jinak!

Ular tersebut tak agresif saat jemari Ify menyentuh dan mengusap pelan punggungnya. Bahkan sekarang sang ular telah melingkar indah di lehernya dan ia sungguh tidak takut lagi.

Ia kemudian melihat ulang isi kado tadi. Ada sebuah memo yang diletakkan disana. Ia mengambil memo itu dan membacanya singkat.

'JANGAN DEKATI RIO!'

Sejenak, kegiatan Ify hanya memandangi tulisan dalam memo. Jatuh cinta sama Rio kok kayaknya berat banget? Ckck..

Ia berdiri dan menaruh kado 'istimewa' itu di bawah kasurnya lalu kemudian kembali duduk seraya memandangi 'teman' barunya. Gue namain...Ipi aja dah ya? Biar lo ingat sama majikan, muehehe..

"Pi, lo pernah jatuh cinta gak?"

***

Cakka uring-uringan seharian ini. Pikirannya kusut, sama sekali tak ada jalan lurus. Otaknya tak bisa berpikir jernih. Apa yang ia pikirkan saat ini nyaris membuatnya sakit kepala lebih-lebih sakit jiwa. Agni dan Febby. Dua gadis yang menjadi penyebab kenyarisannya tersebut.

Ia merasa bersalah sekali pada Agni, yang notabenenya tidak tahu apa-apa tentang dirinya dan Febby. Yang notabenenya tidak melakukan kesalahan sekecil apapun hingga membuat gadis itu mendapat perintah untuk menjauhinya. Karena sebenarnya yang diam-diam bersalah adalah dirinya.

Lalu, Febby. Gadis ini tak kalah memusingkan. Febby adalah orang yang membuat Cakka menyuruh Agni hilang dari peredaran. Namun bukan itu yang menjadi topik pemikirannya tentang gadis itu, melainkan karena apa yang baru saja terupdate oleh Febby dan ia tak sengaja melihatnya.

@FebbRastanty : :) @oikcahya_r : Cieeh, A siapa? Alvin yaa? Jadi beneran nih? @FebbRastanty : I love Mr. A :**

Mulutnya seakan terkunci rapat-rapat setelah membaca status tersebut. Bukan masalah statusnya, melainkan siapa orang yang dimaksud oleh Febby. Ia tahu bahwa gadis itu satu sekolah dengan Alvin yang juga sahabatnya. Tapi ia tak mau mengambil kesimpulan terlalu cepat.

Gak! Itu gak mungkin!

Ia berusaha menyangkal pikiran buruk yang merasuki kepalanya. Pikiran tentang 'Alvin' adalah Alvin sahabatnya. Namun, sekeras hati ia mencoba menyangkal, suatu bukti otentik lain membuatnya harus mengalah pada sang pikiran buruk. Ia sudah mencari informasi tentang Alvin serta Febby. Dan bukti itulah yang ia dapat. Sebuah foto ketika Febby tengah menggandeng lengan Alvin.

MatchmakingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang