Helaw. Duh maap gua repost soalnya yg kemaren tuh kecampur sama bab 18 kan sialan. Jadi baca dr ulang wekaweka.****
Reina dengan telaten memasukkan pakaian-pakaian Denzel ke dalam koper. Sempat dongkol karena Denzel menjemputnya pagi buta hanya untuk mengepak baju. Ngeselin. Ya hari ini ia akan pergi ke japan untuk menghadiri pesta pernikahan Alvin yang tinggal menghitung hari. Bahkan ia semalam lembur agar waktu ia pergi semua sudah ter-handle. Harusnya ia masih bergelung nikmat di kasur dengan selimut tebalnya. Lah sekarang? Malah disuruh ngepakin baju.Denzel tersenyum saat melihat Reina. Tidak tega sih sebenarnya. Apalagi gadisnya terlihat kurang tidur. Mulut kecilnya sibuk menguap. Ia menghampiri kekasihnya. Duh duh imutnya. Ia memeluk lembut tubuh Reina dari samping dan menaruh wajahnya di pundak Reina.
"Kamu marah ya?" Reina mendengus. Udah tau nanya.
"Iyalah. Harusnya aku masih tidur sekarang. Dan kamu jemput aku cuma buat ngepakin baju. Gak tau apa semalem aku lembur," reina menarik resleting kopernya agar tertutup.
"Maaf ya. Aku gak bisa rapi kalo ngepakin baju," ujar Denzel. Ya sekalian modus biar bisa liat kamu. Lanjutnya dalam hati.
"Hm," gumam Reina tak minat. Entahlah mood nya buruk gara-gara kurang tidur.
"Tidur lagi aja sama aku sini," Denzel memeluk erat Reina dan membenamkan wajahnya di perut Reina saat gadis itu beranjak.
"Gak. Aku tidur di sofa ruang tamu aja. Gila aja aku sekamar sama kamu." ketus Reina.
Denzel terkikik. Pacarnya ini lagi kesel rupanya. Ia pun ikut beranjak dan membawa Reina ke sofa ruang tamu. Reina langsung duduk seraya memejamkan matanya. Ngantuknya. Ia menelusupkan wajahnya ke dalam dada bidang Denzel. Nyaman.
Pria itu tersenyum kecil. Mengusap-usap kepala Reina. Dengkuran halus Reina memasukki rongga telinganya. Seksi sekali. Ia ikut menguap. Ngantuknya Reina menular padanya. Ia menyandarkan punggungnya. Sepertinya ia butuh tidur lagi.
Alvin bergerak gelisah. Kemarin kata Reina gadis itu akan berangkat pada hari ini. Tapi nyatanya belum mengabarinya sama sekali. Akira-calon istri Alvin- menggelengkan kepalanya. Ia menghampiri Alvin dan mengusap pundaknya.
"Dia belum mengabarimu?"
Alvin menggeleng. "Belum,"
Pria itu mengerucutkan bibirnya. Akira terkekeh kecil. Jika kalian bilang ia cemburu. Jawabannya adalah tidak sama sekali. Karena Akira sangat tau bagaimana hubungan mereka sejak kecil. Bahkan ia tau sedekat apa mereka. Ibu Alvin yang menceritakan semuanya. Dan lucunya lagi saat ibu Alvin bercerita bahwa putra kesayangannya itu pernah dipukul sendal oleh kakek-kakek karena mencuri ikan cupang.
••••
Denzel menggeret kopernya dan koper milik Reina. Ia baru saja mendarat di Bandara Haneda. Tepatnya di pusat kota Tokyo. Sedikit pengetahuan. Bandara Haneda adalah bandara terbesar kedua setelah Bandara Narita. Gitu sih katanya. Dan katakan bahwa ia jahat karena sengaja meninggalkan Reina sendiri. Ia terkikik membayangkan paniknya wajah Reina. Bercanda sedikit boleh kan?Reina celingukan. Seingatnya tadi Denzel berada di sebelahnya. Panik? Tentu saja. Meskipun ia pandai berbahasa inggris dan Jepang tetapi ia tidak tau dimana hotel yang akan ia tempati. Denahnya saja ada di Denzel. Rasanya ia ingin menangis sekarang. Matanya berpendar. Namun hasilnya tetap nihil. Denzel tidak ada.
Ia melangkahkan kakinya tak tentu arah. Pegal. Mengitari bandara sebesar ini tidak akan mudah dengan heels yang menghiasi kakinya. Ia memegang lututnya. Capek. Ia memendarkan matanya sekali lagi. Tepat. Ia sangat yakin kalau yang berbicara dengan wanita sipit itu adalah Denzel. Dasar! Dicari kemana-mana malah ngobrol sama cewek cakep. Ih nyebelin asli.
![](https://img.wattpad.com/cover/50941663-288-k153716.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish
JugendliteraturAda yang pernah bilang. "seseorang yang tidak ada hubungan darah denganmu tapi dia dekat denganmu kemungkinan besar dia jodohmu" semoga saja