Akira terkekeh geli. Ia masih memperhatikan Reina yang membujuk Denzel agar tidak ngambek. Lucunya, waktu tadi Denzel sibuk menggoda beberapa wanita ber-costum player maksudnya sih biar Reina cemburu tetapi pria itu malah dibuat kesal oleh Reina yang menggoda pria berkostum kalau tidak salah kakashi. Dan jadilah seperti ini.
Alvin menghela nafas lalu memijat pelipisnya. Mati kau. Mati kau. Apa mereka harus macam gitu tiap hari? Gak capek?
"Zel! Katanya mau lebih dewasa ah boong! Aku kena php," ujar Reina
"Heh aku becanda," denzel menghampiri Reina lalu memeluknya.
Reina menggumam pelan. Mana mungkin becanda tapi bibirnya satu meter.
"Gendong ya?" pinta Reina.
Denzel mengangguk. Ia melepaskan pelukannya lalu berjongkok dihadapan Reina. Reina tersenyum. Dengan cepat ia mengalungkan tangannya pada leher Denzel.
"Siap?" Reina mengusek di pundak Denzel. Dengan sekali sentakan Denzel berhasil menggendong Reina.
Reina mengeratkan pelukannya. Ini nyaman sekali. Ia serasa ingat pulang jika seperti ini. Ia menenggelamkan wajahnya di tengkuk Denzel. Pemandangan disini tidak lagi menarik. Yang menarik sekarang adalah tidur nyaman di gendongan Denzel.
Denzel membenarkan letak Reina di punggugnya sejenak. Entahlah rasanya seperti bobot tubuh gadisnya menambah. Ia menolehkan kepalanya. Dengkuran halus teratur itu mampir ditelinganya. Ia menggelengkan kepalanya. Rupanya gadis itu tertidur. Denzel menghampiri Alvin dan akira yang sedang mengobrol mesra.
"Vin gue balik ke hotel ya? Tuan putrinya bobo nih," ujar Denzel
Alvin mengangguk. "Ati-ati jangan luka,"
"Pasti. Eh Akira? Duluan ya. Sorry," ucap Denzel menyesal.
"Gak papa. Mungkin dia capek. Dah sana," Denzel mencebik. Niatnya pamitan eh malah diusir. Akira terkikik.
Reina bergerak tak nyaman saat Denzel merogoh sakunya untuk mencari kunci mobil. Hei ini bukan hal mudah. Tangan kanan menopang Reina dan tangan kiri mencari kunci.
Ia mendapatkan kuncinya lalu membuka mobilnya. Ia merebahkan tubuh Reina di kursi penumpang. Tak apa ia jadi supir asal Reinanya nyaman.
••••
Setelah memarkir cantik mobilnya di basement. Denzel langsung mengangkat Reina ala bridal. Ya tuhan sebenarnya tidur atau pingsan? Gak berasa sama sekali masa?
Ia berjalan melewati lobi hotel lalu masuk ke dalam lift. Beberapa orang di lift sedikit menyingkir karena Denzel membawa Reina dalam gendongannya.
"Dia tidur?" tanya seorang ibu-ibu di sebelahnya.
Denzel tersenyum dan mengangguk.
"Istrimu?" tanya ibu-ibu lain yang ada di sisi yang berbeda.
"Ya. Dia istriku,"
Sebentar lagi. Lanjut Denzel dalam hati
Ibu-ibu itu langsung berkerubung dan berbisik-bisik senang. Kalau tidak salah dengar ada yang mengatakan 'wah calon mantu idaman banget ya'. Ia menggelengkan kepalanya. Dasar ibu-ibu.
Lift berbunyi menunjukan angka 8. Denzel membenarkan posisi Reina tak lupa ia pamit kepada para ibu yang masih bergosip. Kemudian melangkahkan kakinya keluar.
Ia menekan sandi kamarnya lalu membukanya. Ia merebahkan tubuh Reina di kasurnya dan menyelimutinya. Ia meregangkan ototnya. Gadisnya itu cukup berat. Memang cover itu menipu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish
Novela JuvenilAda yang pernah bilang. "seseorang yang tidak ada hubungan darah denganmu tapi dia dekat denganmu kemungkinan besar dia jodohmu" semoga saja