"Jimi, Darel buruan!" Denzel memijat pelipisnya "dan stop! Jangan nemplok terus sama mama!"
Reina terkekeh. Semenjak memilikki jimi dan darel suaminya itu sering memijat pelipisnya. Mungkin gak sadar kalo sifat anaknya nurun dia.
Jimi dan Darel merengut kesal. Ia melepas pelukannya pada kaki Reina dan mulai memakai sepatunya.
Lucu memang. Mereka bertiga seperti musuh. Namun saat salah satunya pergi pasti salah satunya mencari. Tau papa ya tau anaknya lah.
Reina mengunci pintu rumahnya. Entah ada angin apa tiba-tiba Denzel mengajak pergi berwisata. Lagipula Reina bersyukur karena semenjak Denzel menyuruhnya berhenti kerja ia menjadi bosan dirumah.
"Ma ayo buruan! Nanti papa kangen" ujar Jimi.
Nah Jimi ini sudah lumayan besar karena sudah berumur 9 tahun dan darel berumur 6 tahun. Kedua anaknya ini sangat manja. Persis Denzel kan tadi ia bilang? Sifatnya sama sekali gak ada yang nurun Reina. Kan nyesek.
Reina pun segera naik ke dalam mobil dan duduk di samping Denzel. Pria itu tersenyum manis. Semakin tambah umur semakin tampan.
"Tangan kamu taro sini" ujar Denzel seraya mengarahkan tangan Reina untuk berada diatas pahanya. Agar ia lebih mudah untuk menggenggam tangan Reina saat macet.
"Dasar modus," kekeh Reina
"Modus sama istri sendiri ini. Emang kamu mau aku modusin istri orang?" goda Denzel. Semenjak punya dua jagoan Reina menjadi sering cemburu yang membuat Denzel senang bukan kepalang.
"Awas aja ya kalo berani." Reina mengerucutkan bibirnya. Dengan gemas Denzel mengecup sekilas bibir reina.
"Pa jimi liat loh," ujar Jimi sedangkan darel mengerang marah karena matanya ditutupi Jimi menggunakan kanebo.
"Gimana? Roman-aw," Reina mencubit pinggang Denzel dengan rona merah di wajahnya.
"Tingkahnya di jaga Denzel" ujar reina seraya beralih untuk mengambil kanebo yang berada di wajah Darel dan Denzel hanya terkekeh geli.
"Aku ajak alvin sama akira sama anaknya juga" ujar denzel. Tangannya menggenggam tangan reina yang ada di pahanya.
"Yey ada kak joey sama abang ravin" ujar darel senang.
Reina tertawa saat melihat kedua anaknya berjingkrakan sangking senangnya. Bahkan mereka tidak sadar bahwa mobil papanya sudah berhenti pertanda sampai. Denzel melepas seat-belt nya kemudian keluar dan membuka pintu penumpang. Ia langsung menggendong satu per satu anaknya keluar. Reina pun menurunkan keperluan piknik mereka yang ada di bagasi.
"Sini sayang aku bantuin. Kamu bawa yang enteng aja" denzel mengambil alih beberapa barang yang reina bawa seraya menggandeng tangan darel.
"Ribet gak? Kebanyakan yang kamu bawa. Siniin," reina menggandeng tangan jimi lalu menghampiri denzel.
"Gak usah," ujar Denzel kemudian mengecup pipi Reina.
Pipi Reina merona. Kebiasaan Denzel tidak berubah. Suka menyosor di tempat umum. Bukannya tidak mau hanya saja kan malu.
"Muka mama merah," ujar Jimi
"Tau tuh papa kamu. Marahin sana,"
Jimi menghampiri Denzel lalu menarik-narik celana papanya. Reina terkekeh saat Jimi mulai berkomat-kamit memarahi Denzel dan pria itu hanya tertawa seraya menarik Jimi dalam rangkulannya. Terlihat Denzel berbisik pada Jimi dan Darel kemudian mengedipkan matanya ke Reina. Kedua putranya langsung berlari menghampirinya. Ia pun berjongkok untuk mensejajarkan tingginya. Ia mengangakan mulutnya saat jagoan-jagoannya mengecup pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish
Teen FictionAda yang pernah bilang. "seseorang yang tidak ada hubungan darah denganmu tapi dia dekat denganmu kemungkinan besar dia jodohmu" semoga saja