Chapter 9

98 10 5
                                    

Saying Happy Birthday to my tommo Louis!
Enjoy^^

Vomments.

****

Ah shit siapa dia mengganggu saja. Aku memutuskan untuk membuka sedikit mataku untuk melihat siapa yg sudah mengganggu hibernasi-ku. Dan seketika aku membelalakkan mataku dan sesekali mengucek mataku. Terpampang jelas dihadapanku sekarang. Seorang lelaki bertubuh lebih besar dariku, tampan, bermata hijau, berambut keriting. Kalian pasti tau jawabannya.

"HARRY WHAT THE HELL ARE YOU DOING HERE?!!" Sontak aku berteriak sekencang kencangnya dan ia hanya menyunggingkan senyum padaku. Oh tidak! Dimplesnya.
"Hey kebo c'mon wake up! Kau akan terlambat jika tidak segera bangun." Ucap Harry sambil melambaikan tangannya dihadapanku.
"Uh eh iya iya. Tapi kau harus ceritakan padaku bagaimana bisa kau masuk kamarku-- i mean rumahku." Ucapku menunjuk padanya dan berlalu menuju kamar mandi. Tidak ada berendam dalam bathtub hari ini. Aku langsung membersihkan diriku dan mengganti pakaianku. Kulihat si sinting-tapi-tampan itu sudah tidak ada di kamarku dan kuyakin dia sudah dibawah jadi aku turun untuk sarapan.

"Uh hey princess! Morning." Ucap dad. Aku masih diam terpaku(a/n:cengo.) melihat mom,dad, dan Harry sudah akrab. Uh bagaimana bisa?
"Morning." Jawabku datar. Dan beralih ke meja makan dan duduk disebelah Harry.
"Uhm.. Harry! Bagaimana bisa kau akrab dengan mom dan dadku?" Tanyaku sedikit berbisik padanya.
"Oh kau masih belum mengerti Katy?" Ucap dad tiba tiba.
"Aku tidak tau dan jangan panggil aku dengan sebutan itu." Jawabku dengan memanyunkan bibirku dan melemparkan tatapan tajam pada dad.
"Hahaha astaga wajahmu lucu sekali sayang. Dan kuperingatkan sekali lagi, jangan buat bibirmu seperti it--"
"Iya iya aku mengerti huh." Potongku sambil memutar bola mataku.
"Harry adalah anak dari teman highschool mom dulu. Dan Harry adalah anak yg baik." Ucap mom dan mengedipkan satu matanya. Daritadi Harry hanya tersenyum dan memakan roti lapis yg dibuat mom.
"Sudahlah ayo dad kita berangkat!" Kataku.
"Eh? Kenapa dad? Kan ada Harry jadi ya kenapa tidak?" Ucap dad dengan menaik-turunkan kedua alisnya. Aku hanya melongo melihat mom dan dad bergantian.
"Baiklah. Terimakasih uncle dan aunty kami berangkat dulu. Sampai jumpa." Akhirnya Harry berbicara. Dan langsung menarik pergelangan tanganku.
"Hati hati dijalan sayang!" Teriak mom dari dapur.

****

Seperti biasa. Didalam perjalanan kami pun masih tetap diam. Sesampainya di sekolah dan kami berjalan beriringan melewati lorong sekolah. Hampir semua mata tertuju padaku. Mereka melihatku lalu berbisik pada temannya. Mungkin mereka membicarakanku.

"Harry! Oh God! Akhirnya kau datang juga." Suara melengking ini lagi. Dia berjalan kearah Harry lalu memeluk dan menciumnya. Bitch. Tapi Harry tidak membalas pelukan maupun ciuman yg diberikan Taylor. Melainkan memberi Taylor tatapan datar dan mungkin wajahnya terlihat jijik. Aku ingin tertawa sekencang kencangnya saat ini tapi aku harus menahannya. Sudut bibirku berkedut seakan tidak bisa menampung tawaku lagi dan akhirnya tawaku pecah seketika dan membuat Taylor melirik sinis padaku.

"Hmpfff maafkan aku haha aduh sungguh aku minta maaf." Kataku sambil menahan tawaku yg rasanya ingin meledak sekarang juga.

"Sampai jumpa dikelas,sayang." Ucap Taylor seraya mengecup pipi milik Harry lalu berjalan dan menabrak bahuku. Cih.

"Baiklah sampai jumpa Kate. Jika pelajaranmu usai, tunggu aku atau jika aku yg duluan aku akan menunggumu. Kita akan pulang bersama okay?" Ujar Harry memamerkan lesung pipinya. Tunggu.. dia berbicara padaku tersenyum sedangkan Taylor? Sudahlah abaikan.

"Baiklah sampai jumpa!" Ucapku seraya melambaikan tanganku pada Harry yg sudah semakin menjauh dan aku pun memutuskan untuk memasuki kelas pertamaku. Aku duduk di bangku paling belakang. Typical bocah malas. Aku duduk dan memikirkan bagaimana bisa Harry akrab sekali pada orang tuaku? Bagaimana dia bisa masuk kamarku? Mengapa waktu Taylor berbicara dia tidak menggubrisnya? Dan mengapa waktu berbicara padaku dia terlihat sangat manis? Dan satu lagi. Mengapa aku tidak bisa marah padanya? Sedangkan aku sangat marah pada Naomi. Ah sudahlah lupakan. Aku mengambil headset di tas ku dan memasangkan pada handphone ku. Aku memutuskan untuk mendengar lagu Shut up and Dance dari Walk the Moon. Memasangkan satu pada telingaku dan menutupi wajahku dengan kedua lenganku diatas meja.

Oh don't you dare look back.
Just keep your eyes on me.
I said, "You're holding back,
She said, "Shut up and dance with me!"

This woman is my destiny
She said, "Ooh-ooh-hoo,
Shut up and dance with me.

Eh? Tunggu.. sepertinya aku mengenali suara ini. Aku yakin ini bukan suara penyanyinya. Saat aku mendongakkan kepalaku dan...

"WHAT THEFF...

Bersambung~
*******************
Sorry for typo(s). Leave your feedback. Dont be siders.

Chapter ini gada gregetnya. Mungkin next nya ada. Dan bakal ada pemain baru lagi.

And once again. Happy birthday to Louis Tomlinson!!

All the love. S xx

16. / H.STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang