(8) TRUTH

11 0 0
                                    

"Uhukk!!! Uhukk!! Ehemmmm!! Uhuk!!" aku kaget sampai tersedak sedak mendengar kalimat tunangan.

Tunggu, apa? Mereka akan tunangan?

"Tu..tunangan?" tanyaku terbata-bata menahan sesak sakit di hatiku.

"Iya dong! Aku bahagiaaaa bangett!! Kamu sih waktu itu menyia-nyiakan Fahrel!" ucap Amey sambil menyedot lemon teanya dengan sedotan.

Aku berfikir sejenak.

"Nyia-nyiain?" tanyaku tidak mengerti.

"Laah, kamu kan dulu ditembak Fahrel sampai 3x. Kamu selalu nolak dia dengan alasan ga jelas. Sampai akhirnya Fahrel berpaling ke aku. Baru 9 bulan pacaran, dia udah ngelamar aku. Pokoknya dia itu sweet banget deh orangnya! Dia ngasih bunga, coklat, jaket. Dan momen yang paling romantis itu waktu hujan. Aku kedinginan, dia rela lepas jaket buat dipakein ke aku." jelasnya panjang lebar membuatku iri. Aku tersenyum pahit.

"Oh.. Ngomong ngomong Camill mami baru kita punya anak?" tanyaku mengalihkan topik pembicaraan.

"Iya, nama anaknya Reza dan Reefan." jawab Amey tanpa ba-bi-bu.

JLEBB!!!

Rasanya detik ini aku tidak bernafas mendengar 2 nama itu. Aku melengos bete.

Apa maksud papi nikah sama orang tua nya mantan pacar aku?! Gilaa!!

Aku tertohok tepat di jantung ku. Rasanya aku mau pulang terus teriak sambil berantakin kasur.

Aku bener bener bisa gila tinggal serumah sama Reefan!! Astaga!

Ya Tuhan apa yang harus aku lakukan?!

Lalu aku menghela nafas panjang menahan ekspresi ku yang campur aduk dan aku bertanya lagi ke Amey untuk memastikan kalau aku tidak salah dengar.

"Serius?" Amey mengangguk.

Lalu aku bertanya lagi.

"Trus, kita tinggal serumah sama Reefan dan Reza?" Amey mengangguk lagi. Aku mengangguk tersenyum miris.

"Pasti kamu mikir, kok Reefan sama Reza ga ada di rumah selama kita pulang dari rumah sakit, gitu kan? Mereka tinggal di apartemen sementara sama mami Camill. Ayah nggak mau kamu berat menerima kenyataan pahit ini. Karena ayah tau kalau kamu dulu mantannya Reefan. Dulu waktu ayah ngerencanain pernikahan sama mami Camill, kamu berontak dan nangis terus minta pernikahan mereka dibatalkan. Hahaha.." kata Amey terkekeh pelan. Aku mengangguk sambil melongo mendengar penjelasan Amey.

"Dan kenyataannya, kita se-ibu sama Reefan Reza. Karena mami Camill itu ibu kandung kita sendiri..," sambung Amey.

Joss!!!! Seibu?!

Kenyataan itu bagai sebuah pisau tajam telah menancap tepat di lubang-lubang hatiku.

"Apa?!" ucapku kaget.

"Ternyata dulu ayah nikah sama mami Camill. Dan waktu kita umur 1 tahun Reza 2 tahun, mereka cerai gara-gara mami Camill ternyata udah punya seorang anak yaitu Reefan yang umurnya 3 tahun, tapi ayah sama sekali ga tau. Hak asuh aku, kamu dan Reza ke tangan ayah. Tapi mami Camill bawa Reza dan jadi singleparents. Ayah nikah sama ibu. Terus setelah bertahun-tahun, ibu sama ayah cerai, ayah rujuk sama mami Camill. Mereka minta sama kita untuk manggil mereka dengan papi-mami. Aku juga nggak tau kenapa ayah, maksudku kenapa papi baru cerita. Dan yang pasti, ayah sama ibu cerai karena ibu selingkuh. Dan aku sangat sakit hati ketika tau kalau ibu selingkuh." jelas Ameylia sambil membendung air matanya. Aku mengangguk mengerti.

"Jadi.. Aku, kamu, Reza itu satu ayah dan satu ibu? Sedangkan Reefan itu kakak tiri kita?" tanyaku memperjelas. Amey mengangguk lesu.

"Lalu kecelakaan itu?" tanyaku.

"Itu.. Entahlah, tapi aku akan cerita yang aku tau. Malam itu ialah malam setelah ayah menceritakan yang sebenarnya ke aku, kamu dan Kak Ted, begitu juga ke Reza dan Reefan. Aku ga tahan buat menangis. Dan aku ga nyangka kalau ayah bilang ibu selingkuh. Di rumah ada 2 mobil. Aku masuk ke dalam salah satu mobil dan mengendarainya sekencang kencangnya. Lalu Pak Sukidjem, kamu dan Kak Ted ngejar aku pakai mobil lain, Pak Sukidjem yang nyetir. Aku berhenti di pinggir jalan. Aku turun dari mobil dan merenung. Lalu Kak Ted dan kamu ngehampirin aku, Pak Sukidjem menunggu di mobil. Kak Ted ajak aku pulang. Akhirnya, aku kamu dan Kak Ted bareng di satu mobil, Kak Ted yang nyetir. Sedangkan Pak Sukidjem sendiri di mobil lain. Dia di belakang kita. Ga tau kenapa, pas Kak Ted ngendarain mobil, remnya blong dan putus. Kita masuk ke lobang sisi jalan, mungkin lebih tepatnya jurang sisi jalan. Dan yang aku tau, Kak Ted meninggal. Itu aja,.." jelas Amey panjang lebar dan membiarkan air matanya terjun bebas. Aku mengangguk paham.

Tapi,.. Kenapa remnya bisa blong?

Aku mengabaikan pikiranku. Lalu aku menghibur Amey dengan melakukan lelucon yang dulu sering kuutarakan pada Amey sehingga dia tertawa. Aku senang bisa menghiburnya. Aku hanya berharap Amey mau menghibur ku ketika aku sedang berada di posisinya.

Kemudian kami menghabiskan sisa donat yang tersisa dan segera pulang. Hari berikutnya kami berencana untuk main di funworld.

The Amnesia GirlHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin