(15) PAINWORLD

6 0 0
                                        

"Jadi kau masih mahir dalam permainan ini?" tanyaku nada sombong.

"Kenapa kamu mutusin hubungan kita waktu itu?" tanyanya tiba-tiba.

Aku terkejut mendengar pertanyaannya.

"Jujur yang pertama aku tidak suka dan tidak mau membahas ini. Yang kedua aku masih ga inget apa-apa! Dan yang ketiga apa pedulimu tentang hubungan kita?" jelas ku berhenti di depan sebuah permainan.

Dorr! Dorr!

Permainan tembak tembakan.

Untuk menghindari situasi canggung ini, tanpa pikir panjang langsung ku gesek powercard 2x. Tentu saja untuk multiplayer. Dan ku raih pistol-pistolan palsu itu dan bersiap menekan tombol start. Namun Reefan masih mematung di sebelahku tanpa menyentuh pistol di hadapannya.

"Jadi kau mau di kalahkan?!" tanyaku sombong.

"Aku ingin kita bicara setelah ini," ucapnya tanpa ekspresi. Aku tersenyum horor.

"Jika kau bisa menang dalam 3 permainan, dari sekarang!" kata ku memencet tombol start game dan mulai menembakkan pistol ke arah layar.

Tembakan demi tembakan dilontarkan dengan gesit oleh Reefan.

Aku bisa kalah telak nih kalau begini! Kenapa tiba-tiba dia jago main?

"Kau kalah," katanya meniup ujung pistol seperti di film-film lalu meletakkan pistol yang dipakainya. Ternyata Reefan menang. Aku masih bengong terpaku melihat layar ku bertuliskan you lose. Reefan tersenyum puas. Aku tidak menyangka dia bisa selihai itu padahal dulu Reefan selalu nol dalam game seperti ini kecuali Dance Revolution.

"2 games lagi," katanya dengan senyuman licik. Aku mendengus kesal dan menyesal telah berjanji akan berbicara dengannya setelah ia memenangkan 3 games. Aku membalasnya dengan tatapan,'akan ku balas kau!' Lalu dia menjawab dengan tatapan,'lihat saja nanti'

"Berikan powercard itu padaku!" kata Reefan langsung merebut powercard yang ada di tanganku. Aku mengernyitkan alis dan masih mematung ga percaya.

Lalu tiba-tiba Reefan sudah duduk di atas sebuah motor balap dan menyuruh ku untuk cepat naik di motor balap lainnya.

Dan boom!!!

Aku kalah telak.

Sial.

Aku bener bener ga ngerti gimana orang yang setahu ku tidak berkemampuan tiba-tiba jadi super-berkemampuan.

"1 game lagi," katanya tanpa beban. Aku mengerutkan dahi.

"Basket," kataku pelan.

"Apa? Aku tidak dengar..." jawabnya. Aku langsung lari menuju tempat basket. Tanpa babibu ku gesekan powercard 2x lagi. Untuk multiplayer. Segera ku raih bola basket dan memasukkannya ke dalam ring basket. Begitu juga dengan Reefan yang ternyata jago basket juga!!!

Dan Reefan menang. Tampaknya keberuntungan tidak berpihak padaku.

Aku sebal melihatnya. Aku benar-benar tidak mood untuk berbicara tentang apapun dengannya.

"Saldo kita masih banyak, kau mau apa?" tanyanya. Tanpa aku menjawab dia pasti tau apa yang ku mau sejak dulu.

Boneka.

Dia menarik tanganku berjalan ke arah mesin pengambil boneka gitu. Aku kaget memandang boneka beruang pink setinggi tubuhku. Yang aku pikirkan adalah jika aku minta boneka yang satu itu, Reefan tidak akan mampu. Karena lubang keluarnya saja setengah dari boneka itu. Tanpa pikir-pikir lagi, aku langsung menyuruhnya mengambil boneka itu. Kalau dia bisa, baru aku mau ngobrol dengannya. Kemudian dia menggerakkan stick ke kanan dan ke kiri, lalu menekan tombol 'pick'

Dan sungguh luar biasa karena dia dapat boneka besar itu dan dapat mengeluarkan boneka itu dari lubang keluarnya dengan mudah. Aku sungguh senang karena dapat memiliki boneka sebesar itu. Aku akan menaruhnya di sebelah tempat tidurku nanti agar mudah ku raih dan ku peluk. Bisa saja aku membeli boneka yang lebih besar dari itu, tapi rasanya beda jika mendapatkannya dari mesin mainan.

Tunggu.

Tapi di sisi lain aku sangat sebal. Karena dengan Reefan dapat boneka itu, aku mau tidak mau harus menjawab pertanyaan yang ia ajukan.

"Jadi? Kau mau apa?" tanyaku tanpa basa-basi.

Lalu ia menarik tanganku dan menggiring ku ke arah kafe dengan pelayan budek tadi.

Kenapa sih harus kesini? Nambah badmood aja!

Lalu kami duduk berhadapan. Reefan memesankan ku sebuah es krim vanilla seperti yang biasanya aku sukai. Karena es krim adalah makanan kesukaan ku dan sebagai penambah moodku. Ternyata Reefan masih mengerti diriku. Dia masih ingat apa yang harus ia lakukan bila ku begini atau begitu. Dia memang dulu pacar yang pengertian.

Agghhhhhh apa yang aku pikirkan?!

The Amnesia GirlHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin