Lalu ku dapati Fahrel yang sedang duduk bersama 6 teman-teman ku yang kemarin datang menjenguk ku. Kemudian ada ayah, dan seorang perempuan menggandeng tangan ayah. Sambil berlari kecil dari jauh, ku tatap perempuan itu dari bawah sampai atas.
Siapa sih perempuan itu?
Aku mengesampingkan urusan yang satu itu. Amey lebih penting.
Lalu mereka semua tersenyum padaku setelah ku jelaskan apa yang dokter katakan. Lalu kami memasuki ruangan Amey satu persatu.
Ternyata Amey tidak amnesia. Jadi aku bisa bertanya tentang semua pertanyaan yang sudah menumpuk bejibun di otakku. Termasuk perempuan itu. Amey sudah bisa pulang besok. Tapi aku harus menyimpan pertanyaan ku selama 2 hari untuk Amey beristirahat.
---
2 hari kemudian,
Pagi ini aku mengajak Ameylia untuk ngafe di mall terdekat sekalian sarapan. Rencananya, aku akan menumpahkan ratusan pertanyaan yang terpendam di otakku nanti. Kami diantar oleh Pak Sukidjem supir pribadi keluarga kami-- yang telah mengabdi selama 10 tahun-- naik mobil.
Aku sempat ternganga melihat mobil yang aku miliki. Tepatnya mobil ayahku sih. Aku masih mematung di depan pintu rumahku yang sebesar istana sambil melihat mobil baru-- keluaran entah tahun berapa tapi yang pasti desainnya belum pernah aku liat-- yang sudah siap mengantar ku dan Ameylia. Maklum orang amnesia mah apa daya atuh?
Lalu Ameylia segera menarik ku masuk ke dalam mobil. Sepanjang jalan kami terdiam tanpa percakapan. Hanya senyum yang kami lontarkan satu sama lain. Rasanya gengsi bila memulai pembicaraan terlebih dahulu.
Sesampainya di mall tersebut, kami langsung menuju tujuan utama kami. Dan tidak aku sangka kalau Amey memilih Dunkin Donat.
Segera kami menggapai bangku kosong di pojok kanan dekat jendela. Terlihat sedikit pemandangan jalan dari dalam.
"Rachel, aku mau pesen paket donat yang banyak itu. Kamu mau? Atau bareng aja?" tanyanya sambil berdiri.
"Bareng aja deh.. Sekalian minumnya lemon tea aja yaa..," jawab ku, Amey mengangguk.
Lalu ku mainkan iPhone 6 ku yang baru kemarin dibelikan oleh ayah. Amey juga dibelikan. Ayah juga memberi masing-masing dari kami uang 3 juta/bulan. Sungguh ayah yang baik. Aku menarik ucapan ku yang bilang kalau ayah tidak perhatian padaku. Nyatanya, perhatian kami sama sekali tidak dibedakan kecuali di RS.
"Nihh," kata Amey sambil meletakkan donat-donat yang ia pilih beserta 2 gelas lemon tea yang telah aku pesan.
"Makasiiiiii.. Udah kamu bayar?" tanyaku menaruh hape ku ke dalam kantung celana jeansku.
"Udah! Besok gantian traktir loh!" katanya ngambek. Aku terkekeh pelan.
"Hmm.. Aku ingin tanya banyak sekali pertanyaan,"
"Apa?"
"Siapa sih perempuan yang tadi itu? Dia.. istri baru ayah?" kataku mencaplok donat rasa greentea.
"Iya. Namanya Camill Andrea Hamlington." kata Amey menekankan kata Hamlington sambil mengaduk lemon tea nya dengan sedotan memasang wajah menekuk.
"Kapan ibu sama ayah cerai?" Kataku menyedot lemon tea lalu mencaplok donat itu lagi.
"Seminggu setelah anniv mereka tahun lalu," kata Amey menyedot lemon tea nya sambil memainkan iPhone 6 nya. Aku mengangguk paham kalau Amey tidak suka pertanyaan yang ku ajukan sebelumnya.
"Trus, aku punya.. pacar nggak Mey?" tanya ku ragu-ragu+gengsi.
Hening sebentar. Lalu Amey menghentikan aktivitasnya, menatapku 3 detik. Dan dia ngakak terbahak-bahak.
"Pacar?? Hahahahha..!" katanya sambil tertawa dengan lepas. Tawa yang ku rindukan dari seminggu ini.
"..." aku hanya menunduk terdiam sambil mengaduk lemon tea ku dengan sedotan.
"Ya, ada." ucap Amey sambil melahap donat coklat. Aku menoleh tidak sabar ingin mendengarnya.
"Dia selingkuh." sambungnya.
JLEBB!!!
Se..selingkuh?!
"Namanya Kevin Westminster, satu minggu ini pacarnya udah ada 3 termasuk kamu yang pertama. Kamu sakit ga ada kabar, dia nembak cewek orang Amrik. Terus si cewek Amrik pulkam ke negaranya, sekarang dia pacaran sama Minny, tunangannya mantan pacar kamu Reefan." jelasnya menatapku dengan serius.
"Apa?!" ucapku kaget.
"Iya.. Minny dulu ngerebut Reefan dari kamu, setelah itu Minny malah ninggalin Reefan sejak si Minny tau kalau kamu pacaran sama Kevin. Dasar perebut kebahagiaan tuh cewek. Kalau aku sih longlast sama si Fahrel. Hehee.." jelasnya lalu terkekeh pelan. Aku tersenyum pahit mendengar penjelasan Ameylia.
Sungguh menyakitkan.
"Oh iya, Rachel. Aku kan udah 19 tahun, Fahrel 21 tahun. Aku pengen kamu bantu aku ya buat dandan nanti," ucapnya membuyarkan lamunanku.
"Eh, buat apa?" tanyaku lalu menyedot lemon tea.
"Aku sama Fahrel kan 2 Minggu lagi tunangan," kata Amey tanpa basa-basi.
"Uhukk!!! Uhukk!! Ehemmmm!! Uhuk!!" aku kaget sampai tersedak sedak mendengar kalimat tunangan.
Tunggu, apa? Mereka akan tunangan?
ŞİMDİ OKUDUĞUN
The Amnesia Girl
ספרות נוערApa daya bila aku ialah seorang perempuan amnesia yang menganggap masa lalunya baru saja terjadi kemarin? Aku mencoba untuk menerima semua kenyataan. Impian ku menjadi seorang pianis pun hancur. Begitu juga jati diriku. Hancur. Berkeping-keping. Yan...