Hari ini waktunya aku dan Amey akan pergi ke funworld, dan resenya si Reefan dan Reza ikutan!!
Nyebelin bangetttt!!
-flashback on-
Di funworld 2014, ketika sama Reefan.
"Kamu kok jago banget sih basket nya?" tanya Reefan ke aku sambil menjilat es krimnya. Aku hanya membalasnya dengan tersenyum malu."Lain kali lagi ya beb... Aku sayang kamu, beib!" katanya mencium kening kananku.
"Aku juga sayang sama kamu, beiby!" balasku langsung mencubit lengannya.
-flashback off-
Saat ini aku berdiri di depan pintu masuk funworld, di tempat yang sama bersama kenangan. Sampai Amey membuyarkan lamunanku.
"Heii Rachel, jangan suka bengong deh! Kesambet baru tau rasa luh!" ledek Amey.
"Ah?" kaget ku lalu berlari kecil menuju tempat Amey, Reza dan Reefan berdiri.
"Rachel, Reza, Reefan aku beli powercard 2. Jadi kita berpencar 1 kartu 2 orang. Aku sama Reza. Nih Fan kartu kamu sama Rachel. Ayo Za..!" ajak Amey langsung menyambar tangan Reza setelah memberi powercard ke Reefan lalu meninggalkan kami yang masih mematung.
Sialan Amey!!!
"Weh kamu main ga? Kalau nggak, aku abisin nih pulsa mainnya!" katanya.
"Berapa isinya?"
"100rb" jawabnya.
"Yaudah, kamu main 50 nanti aku 50. Aku tunggu di situ tuh kafe sebrang. Aku mau makan dulu, kamu pakai aja." kataku meninggalkannya.
"Tunggu!" kata Reefan menahan lengan ku dan membuat ku berbalik. Dia memandangku dengan tatapan,'ku mohon jangan pergi..'
Segera aku mengerti, dan berkata,
"Memangnya kenapa? Kau mau aku bersamamu?" ujar ku tanpa basa-basi."Tidak tuh, dari mana kau tau coba?" tanyanya dengan mata bohong.
"Dari matamu," kataku membuat Reefan melotot seakan arti tatapannya adalah,'bagaimana kau tahu?'
"Jangan bengong! Tentu aku tau... Aku kan memahami mu," ucap ku.
Baper.
Baperr.
Baperrr.
Reefan langsung menatap ku dengan tatapan,'Apa maksud Rachel?'
"Maksudku.... Aku DULU pernah memahami mu," ucapku menekankan kata 'dulu'. Dia mengangguk kecewa.
Aku segera meninggalkan Reefan yang masih benar-benar mematung memandangku.
Masalahnya, kenapa aku tidak mencintainya lagi? Kenapa aku putus dengan Reefan? Kenapa aku jadi suka sama Fahrel? Kenapa aku belum ingat semuanya? Kenapa tadi Amey malah sama Reza? Apa maksud Amey ninggalin aku sama Reefan buat main bareng? Dunia ini membuatku puyeng deh...
Saat ini dari sebrang funworld, aku duduk di kafe memesan segelas moccachino dan sebuah roti bakar.
Dan karena kelalaian kebudekan pelayan kafe, roti bakar small size yang ku pesan berubah menjadi large size. Dan itu sangat menyebalkan apalagi pihak kafe tidak mau bertanggung jawab karena tidak ada bukti. Pelayan menyebalkan itu tidak mau mengakui kesalahannya.
Dari sini, aku lihat Reefan sendirian sedang main basket dengan bete ga niat. Bahkan caranya passing pun salah, membuat tanganku panas ingin merebut bola itu dari tangannya.
Cukup! Dia sungguh payah bermain basket.
Segera aku meninggalkan uang untuk membayar pesanan ku di meja setelah menghabiskan segelas moccachino itu dan membawa roti bakar yang belum ku makan dengan tisu.
Kemudian aku memberikannya roti bakar tersebut. Lalu aku rebut bola yang ada di tangannya tanpa berkata-kata sedikitpun.
Bugggg
Bugggg
Bugggg
Permainan selesai. Alhasil aku mendapatkan 210 point dengan 30 tiket untuk ditukarkan nanti setelah terkumpul semua. Lalu aku menatap matanya dengan tatapan,'seriously?' Lalu dia menatap ku balik dengan tatapan,'don't judge me!'
"Dasar bodoh, jangan membuang buang uang. Ayo kita main." ucapku tanpa babibu sambil meraih tangannya untuk ku ajak ke permainan lain.
Dance Revolution.
Salah satu permainan yang mahir kami berdua mainkan. Tanpa tanya lagi, segera aku gesekan powercard 2x untuk bermain dengan vs. Dengan gesit kami menari-nari mengikuti instruksi di layar. Hingga selesai.
"Jadi kau masih mahir dalam permainan ini?" tanyaku nada sombong.
"Kenapa kamu mutusin hubungan kita waktu itu?" tanyanya tiba-tiba.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
The Amnesia Girl
Fiksi RemajaApa daya bila aku ialah seorang perempuan amnesia yang menganggap masa lalunya baru saja terjadi kemarin? Aku mencoba untuk menerima semua kenyataan. Impian ku menjadi seorang pianis pun hancur. Begitu juga jati diriku. Hancur. Berkeping-keping. Yan...