Chapter 1: "The Flashback", Part 1

663 22 1
                                    

Sabtu, 25 April 2015

Tidak terasa sudah 24 hari semenjak aku meninggalkan rumah. Kalau bukan akibat epidemi itu, mungkin aku tidak akan menjelajah di hutan tak karuan seperti ini.

oh biarkan aku menceritakan kejadian awalnya pada kalian.

Rabu, 1 April 2015

Sigh... ternyata sudah jam 10, jika saja aku bangun lebih pagi mungkin saja aku sekarang sedang lari pagi bersama temanku. Tunggu dulu, ada yang aneh hari ini. Jalanan depan rumahku terlihat sepi. Dan jalanan besar di depan komplekku yang biasanya digunakan sebagai jalur utama pun terdengar sepi tidak seperti biasanya.

Awalnya aku tidak menggubris hal itu. Ya, karena, kau tahu, mungkin jalan utama pun bisa menjadi sepi, atau sebenarnya banyak kendaraan tetapi aku tak mendengarnya.

Ah biarlah... Kini aku memutuskan untuk bermain game pc untuk beberapa saat, hingga aku mendengar suara ketukan. Ketukan itu sangat teratur dengan jeda perketukan sekitar 2-3 detik. Aku keheranan, lalu dengan perlahan menuruni tangga dan mencari asal ketukan tersebut. Aku mendengar suara ketukan tersebut berasal dari sisi rumahku.

Mengapa orang itu mengetuk samping rumah keluargaku?

Daripada terus bertanya dengan cekatan aku membuka pintu dan hmm.... bau khas rumah sakit tercium oleh hidungku. Tidak masuk akal bukan?

Aku mencari asal bau itu. Ternyata bau itu berasal dari sisi samping kiri rumahku, tepat dimana ketukan itu berasal.

Perlahan aku berjalan ke samping rumahku. Oh rupanya ada seseorang disana, dan tampaknya aku mengenali orang itu.

"Pak Burhan! Permisi, lagi ngapain pak? Lagi masang mainan buat anak-anak?" ujarku sambil berbasa basi.

Anehnya dia tidak menjawab apa yang kutanyakan. Aku mencoba mendekat, melihat lebih jelas apa yang bapak ini coba kerjakan. Ternyata kosong, tangannya kosong tidak membawa apa2, jadi dia mengetuk tembok rumahku begitu kencang dengan tangannya.

Aku mencoba mendekatinya...

Lebih dekat...

"Pak, pak permisi lagi ngap......" belum saja aku membereskan kalimatku tiba tiba Pak Burhan berbalik kearah ku.

"Grah... grah... grah......"

Aku keanehan melihatnya

Secara tidak sadar ia sudah berada di depanku dengan tangan kanannya yang bersiap seperti ingin menangkapku. Aku sempat berpikir apakah dia terkena virus zombie seperti di film namun rupanya masih tetap utuh tidak ada darah, hanya saja matanya berubah membiru.

Tanpa berpikir panjang aku berlari masuk ke dalam rumah, lalu mengunci pintunya. Dari jendela aku melihat dia tidak mencoba mengejarku lagi, matanya tertuju ke arah lain, seekor kucing. Dengan berjalan seperti orang yang kakinya pincang, rupanya kaki kirinya pincang, ia mendekati kucing tersebut.

Aku berharap kucing malang itu pergi dari tempat sana, aku tidak ingin melihat adegan makan memakan seperti di film. 

Namun kenyataannya diluar dugaanku

"Grah... grah... argh... ..."

Si "zombie" ini hanya menggertak kepada si kucing, kucing itu pun lari dari tempat tersebut, tampaknya ia takut atas sesuatu yang datang dari belakangnya.

Apa yang datang dari belakang kucing itu juga seketika membuatku merinding. "Zombie" yang baru datang ini beda dari sebelumnya. Makhluk ini datang dengan berlari, matanya melotot penuh dengan warna biru seperti Pak Burhan tadi, dan liurnya, ia mengeluarkan liur berwarna biru dengan lidah menjulur. Aura membunuh yang mengerikan!!!

Bruk... Pak Burhan ditabrak oleh makhluk itu. Aku benar-benar ketakutan melihatnya, pak burhan yang badannya besar saja bisa terpental, apalagi aku.

Oh tidak... ini lebih parah lagi... ia melihatku di jendela. Aku tahu ia tak akan sungkan mendobrak rumahku jika ia mau.

Bersambung~









Deep Dark Fear Stories: Strange BehaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang