Aku sempat melihat ia berlari mendekati jendela saat aku berlari kecil ke kamarku. Di sana aku menyiapkan celengan dan gitar, tentu saja untuk memukul makhluk tersebut jika terjadi skenario terburuk, dan juga tidak lupa memblokade pintu masuk kamar dengan menaruh speaker dan kursi di belakang pintu itu. Kamarku memang penuh dengan barang-barang seperti itu, kebetulan memang.
SFX: "Crank !"
Aku mendengar suara pecahan kaca. Namun aku tidak khawatir karena rumahku menggunakan teralis. Yang paling kutakutkan adalah ia berhasil mendobrak pintu rumah. Jika itu terjadi, habislah sudah, hanya kamar benteng ku satu-satunya.
Waktu menunjukkan pukul 11.48 siang hari pada saat aku merasa keheningan seperti saat aku baru bangun tidur tadi. Lalu aku memutuskan mengambil wudhu untuk berjaga jika aku ingin shalat tetapi mati langkah di kamarku.
Pikiranku tak karuan karena keheningan yang amat sangat, tidak ada suara, bahkan suara serangga. Akupun tidak ada adzan terdengar diluar. Namun aku memutuskan untuk shalat sekarang, karena kupikir sudah masuk waktunya.
SFX: "DAK!!"
Segera setelah selesai shalat aku mendengar hentakan seperti itu.
Oh tidak... Pintu rumah ku sudah didobrak. Jujur saja saat ini kaki ku sedikit bergetar, aku takut jika menjadi zombie, lalu membunuh orang tua dan adikku saat mereka datang.
Aku memperkuat penahan pintu kamarku dengan berdiam diri di belakangnya.
Duk..
Duk..
Duk..
Aku mendengar langkah kaki yang mulai mendekati kamarku, aku sudah siap untuk menahan jika ia juga mendobrak kamarku. Aku harap makhluk itu tidak tahu jika aku berada di kamar ini.
Sial...
Aku membiarkan jendela kamarku terbuka. Angin yang masuk mungkin dapat mempermudahnya mengendus bauku seperti pada film the walking dead. Dan jika seperti itu skenario terburuk berada di depan mata.
Dengan perlahan aku mendekati jendela, mencoba tetap dalam keadaan tanpa suara. Jantungku berdegup kencang saat itu, tak terasa aku berada di depan jendela. Sementara aku menutup jendelaku, suara langkah kaki tadi sudah tidak terdengar, mungkin ia pergi menjauh.
Aku kembali ke tempatku semula. Aku mencoba untuk mendekatkan kepalaku ke pintu untuk mendengar suara diluar
"BAK!...BAK!...BAK!..."
Sontak saja aku kaget mendengar hal itu. Suara itu persis menempel dengan telingaku. Bodohnya aku mundur ke menjauhi pintu.
Dengan sekuat tenaga makhluk itu mencoba masuk ke dalam kamarku.
Saat aku mencoba menahan pintu, itu sudah terlambat, karena ia berhasil masuk ke dalam kamar.
Jika kau berhadapan empat mata seperti yang aku lakukan dengan makhluk itu, mungkin kau akan pingsan. Aku yang sebelumnya tidak takut dengan makhluk semacam zombie ini, sekarang kakiku tidak kuat berdiri melihatnya, aku lemas. Matanya... Seperti psikopat bermata biru tua haus darah yang mengincarku.
Aku tau mungkin nyawaku akan berakhir disini...
Aku sudah pasrah...
Aku mencoba berdo'a, dan meminta bantuan kepada Tuhan.
Kau juga pasti akan seperti itu jika kau berada diposisiku. Aku yakin itu.
Kemudian dengan racauan nya yang aneh, seperti suara zombie asli namun lebih berat, ia mendekatiku. Aku mempersiapkan gitar listrik dan celenganku untuk memukul makhluk jalang tersebut.
Ia mulai berjalan..
Semakin cepat..
.
.
.
SFX: DUK!!!
Dengan gitar, aku memukul tepat di bahu kanannya. Aku melihat sendi bahu makhluk itu bergeser (Dislocated Shoulder) ...Menakutkan untuk dibayangkan.
Lalu aku berjalan keluar dari kamar; gitar kulepas dan aku lebih memilih membawa celengan. Aku memutuskan untuk tidak berlari dan memutuskan hal ini karena kakiku sudah gontai, sudah sangat tidak kuat kakiku ini dipakai untuk berdiri.
"Krek.. Krek.. Krek..."
Sebelum pergi melewati kamarku aku sempat melihat ia memperbaiki bahu kanannya.
Bayangkan saja manusia dengan sendi bahu yang bergeser mencoba meluruskan sendiri sendi itu. Ngilu bukan?
Rasanya aku ingin menangis saja atas semua yang menimpaku hari ini.
Aku berjalan ke ruang keluarga, tetapi "zombie" Pak Burhan berada di sana. Sial...
Aku kembali ke belakang, lalu mencoba keluar lewat pintu dapur.
Sebelum sampai disana, aku sempat melihat ke kamarku dan tidak melihat makhluk anarkis yang kupukul tadi disana.
Ah baguslah dia sudah pergi, namun dimanakah ia berada?
Saat aku kembali berjalan, suara mengerikan itu...
"Argh!... Argh!... Argh!"
Ia muncul tepat di depanku dan memukulku dengan tangan kirinya..
Aku tidak sadarkan diri
Bersambung~

KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Dark Fear Stories: Strange Behavior
Science FictionBangun di pagi hari akan terasa menyenangkan jika kita dikelilingi oleh para anggota keluarga. Namun bagiku itu adalah hal yang mustahil, semua telah berubah, anggota keluargaku pergi ke tempat yang belum pasti kutemukan, lalu... makhluk-makhluk ini...