Disini aku terus berdoa kepada Allah untuk meminta pertolongan walau aku tahu jika berdiam saja percuma. Ah! Aku ingat sesuatu!
Aku memompa senapan anginku hingga pemompanya berat lalu, DOR!!!
Lubang kunci yang tadinya terlihat sempurna itu kini telah bengkok. Dengan cepat aku memompa senapanku kembali. Sementara itu di lantai bawah, pintu yang menahan antara ruang kerja dan ruang tangga darurat ini semakin lama menunjukkan kerusakannya.
DOR!!!
Kini pintu itu berlubang. Dengan mudah aku menendang pintu tersebut hingga terbuka.
Aku keluar dari ruangan itu lalu....
Skakmat
Tidak ada jalan untuk lari.
Gerombolan makhluk itu kini sudah berhasil masuk ke tangga darurat, hanya masalah waktu sampai mereka sampai disini. Aku menuju tempat penyimpanan barang di tengah atap untuk mengambil sesuatu yang mungkin bisa dipakai membunuh makhluk-makhluk itu. Ah ada linggis dan tambang disini. Aku bergegas membawanya lalu memompa senapan anginku hingga terasa sangat berat.
"AAARRRGGHHH!!!"
Mereka telah sampai disini!
Aku menembakkan senapanku kearah makhluk yang pertama keluar dari pintu, lalu cepat-cepat mengikatkan tali di antara sesuatu yang kusiapkan sebelum aku masuk ke gedung. Setelah selesai aku turun melewati tangga yang sudah kusiapkan.
BUK!
Makhluk itu berjatuhan dari atas tanpa mengenaiku. Ternyata rencanaku berjalan dengan baik. Sebelum aku menaiki gedung, aku menyiapkan tangga yang kutemukan tergeletak di sisi gedung sebelum makhluk-makhluk itu mulai mengejarku. Lalu tali yang kutemukan mempermulus rencana untuk menjatuhkan makhluk itu ke bawah.
Akhirnya aku sampai di atas tanah, hingga sesuatu yang besar jatuh tepat diatasku. Aku mencoba menghindar tetapi..
AH! Aku merasakan sakit yang luar biasa pada kakiku; mungkin terkilir. Makhluk itu jatuh dengan posisi kepala lebih dulu lalu badannya sedikit mengenai kaki kiriku.
Aku berjalan dengan terseok-terseok sambil membawa senapan yang kupegang dari tadi. Rencanaku agak kurang berhasil karena kaki kiriku menjadi korban akibat perbuatanku itu. Aku berjalan kearah jalan raya, lalu aku merasakan sesuatu yang menempel di tubuhku.
"Angkat tangan..." Ujar seseorang di belakangku dengan lirih
Rasanya aku ingin membalikan kepala, tapi pistol yang dipegangnya kini berada di kepalaku. Aku tidak tahu apa maunya. Dengan perlahan aku menjatuhkan senapanku lalu mengangkat tanganku keatas. Aku sangat gemetar, satu-satunya yang aku pikirkan adalah cara bagaimana aku membunuh orang yang mencoba mengancamku ini.
"Hahaha! Lu masih kelihatan pengecut seperti yang dulu Lid!"
Terasa kini pistolnya mulai turun dari kepalaku. Aku membalikan badan, lalu...
BUK!
Ia mundur beberapa langkah lalu memegang kepala bagian kirinya. Aku yakin ia kesakitan merasakan pukulanku. Tunggu... Aku menyadari sesuatu... Apa yang dibilangnya tadi? Lid?
Bersambung~

KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Dark Fear Stories: Strange Behavior
Science FictionBangun di pagi hari akan terasa menyenangkan jika kita dikelilingi oleh para anggota keluarga. Namun bagiku itu adalah hal yang mustahil, semua telah berubah, anggota keluargaku pergi ke tempat yang belum pasti kutemukan, lalu... makhluk-makhluk ini...